Senja dan Dia

17 13 1
                                    

_______*  Senja Dan Dia  *_______

.
.
.
.
.

"Kinan ...."

"Kinan, hei!" tegur Anya. Sahabat Kinan, yang tengah menatap dirinya dengan tatapan khawatir.

Yang dipanggil menoleh. "Hmm?" gumamnya lesu.

"Kau baik?" tanya Anya, menyentuh kening sang sahabat dan berlanjut ke pipinya yang terlihat pucat.

Kinan memejamkan matanya, lalu menghela napas lemah. "Aku baik ... Sungguh," ujarnya.

Anya nampak tak percaya, ia berdiri dari duduknya sembari mengangkat sebelah tangan ke atas. "Pak! bolehkah kami permisi sebentar? Kinan perlu ke rumah sakit," seru Anya, memberanikan diri untuk berbicara dengan sang atasan yang nampak tengah serius berpidato di depan mereka.

Anya berani bersumpah, jika Pak Reonald tidak akan membiarkannya keluar ruangan begitu saja.

Pak Reonald langsung menghentikan pidatonya, lalu menatap Anya dengan  tatapan datar dan menyeramkan khas miliknya seperti biasa.
"Sekarang kau sedang berada di rumah sakit Nona Anya. Rumah sakit mana lagi yang kau maksud?" sarkas Reonald.


Anya nampak ling lung. Salahkan dirinya yang melupakan posisinya saat ini. Cengiran canggung terbit dari bibir berlipstik tersebut, melirik sekilas ke arah Kinan yang juga tengah menatapnya dengan tatapan mematikan.


'Bagus, Anya! Sebentar lagi kau pasti akan digoreng habis-habisan oleh Kinan,' monolog Anya dalam hati, dengan perlahan ia kembali mendudukkan dirinya, berusaha kembali fokus pada pidato di depan mereka.



.

.

.

.

.

Kinan berjalan dengan gontai, menyusuri trotoar sembari mendengarkan  lagu 'Fake Love-BTS' melalui earphone yang terhubung dengan ponsel di saku jas kedokteran miliknya.

Alih-alih mendapat izin dari Pak Reonald untuk istirahat lebih awal, Kinan malah memutuskan untuk keluar dari pekarangan rumah sakit tempatnya bekerja, dan berjalan-jalan mencari angin segar, menuju sebuah tempat yang beberapa waktu lalu pernah menjadi tempat terindah untuknya.

Seiring kakinya yang terus melangkah ke depan, ingatan Kinan saat ini malah berputar pada beberapa waktu belakangan. Tepatnya pada satu bulan yang lalu ....




Flashback

Hari itu, langit sedang berganti warna dari biru menjadi jingga, istilahnya adalah senja. Kinan sedang mengendarai sepedanya dari rumah sakit menuju pulang.

Saat sepeda yang ia kayuh melintas di hamparan padang rumput yang luas, ia tak sengaja melihat sosok laki-laki yang sedang duduk berjongkok di bawah sebatang pohon yang tumbuh rindang di tengah-tengah padang rumput tersebut.

Jemarinya seolah bergerak sendiri untuk menarik pedal sepeda hingga berhenti  di sana. Entah apa yang mendorongnya saat itu, hingga Kinan memutuskan untuk menghampiri laki-laki tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu?" tegur Kinan, bermaksud untuk menawarkan pertolongan jikalau orang tersebut kenapa-napa.

Laki-laki yang memakai kardigan abu-abu itu nampak bergeming, pun tak ingin melihat ke arah Kinan yang penasaran pada wajah yang menunduk dan tersembunyi di balik topi yang ia gunakan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja dan Dia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang