Awal Malapetaka

9.2K 38 5
                                    

Pada hari itu, guru bahasa indonesia ku memberi tugas untuk membuat drama. Satu kelas dibagi 4 kelompok, 1 kelompok 5 orang. Kelompokku isinya 3 laki laki, 2 perempuan. Aku (nanda), Jan, Yusuf, Jasmine, dan Dinda.

Setelah pembagian kelompok, waktunya pembagian cerita. Dan ternyata, kami mendapatkan cerita Bawang Merah Bawang Putih.

" Eh ini kayanya kita kekurangan cewek deh", celetuk Jasmine.
"Loh bukannya udah pas 2 ya ?", Jan bingung.
" Ih kamu tuh gimana sih, ada 3 doong, Bawang Putih, Bawang Merah, sama Ibunya"
" Eh iya iya, terus gimana dong ?" Tanya nanda
" Minta tuker anggota aja sama kelompok lain", usul Yusuf.
" Udah gabisa suf, kan udah ditentuin pak Teguh", jawab Jasmine.

" OH IYA !" Dinda membuat kaget satu kelompok.
" Gimana kalo cowoknya ada yang jadi cewe ? Tenang nanti aku makeup in kok sampe cantiiik hihihi "
" Wah ide bagus tuh diin "
" Ide bagus dari mananyaaa " , Jawab anak cowok dengan nada ketus.

Walaupun begitu ide Dinda memang menjadi satu satu nya solusi.

Akhirnya siapa yang akan menjadi cewe pun diundi, dan hasilnya adalaaah.

" NANDAAA " Jasmine meneriakkan namaku.

Yang lain bersorak sorai, tapi tidak denganku.

" Nanda siap siap aku ubah jadi cewek cantik yaaa", Dinda meledekku.

Perasaanku tidak menentu. Jadi cewek ?? Bisa malu aku jika diliat teman sekelas. Belum lagi jika nanti pacarku dari kelas sebelah melihat aku dengan pakaian cewek, malu bangeet. Tapi yasudahlah, daripada nilai ku nanti jelek karena dramanya ga jalan.

Sepulang sekolah, Aku dan Jasmine diajak ke rumah Dinda. Katanya sih buat diskusiin drama.

Sesampainya di rumah dinda, kita semua langsung ke kamar dinda. Bisa dibilang kamar nya dinda tuh cewek banget. Semuanya serba Pink. Terus di depan meja kacanya banyak banget peralatan Make Up. Mulai dari bedak sampe lipstik.

Tiba tiba Jasmine dan Dinda tertawa tawa kecil. Aku pun bingung melihatnya.

" Jasmine, sekarang waktunya kita mulai buat Nanda jadi Cewek SE- U - TUH - NYA"
" Asyiik, mulai dari apa nih diin ?"
" Hmm, coba aku liat dulu"

Dinda beranjak ke lemari baju miliknya. Dinda mengeluarkan sebuah kerudung putih dan juga rok warna abu sma. Dua benda itu pun sekarang berada di depanku.

" Eh, eh buat apa nih din ?"Aku kebingungan
" Ya buat kamu pake nandaa, kamu kan mau aku jadiin ceweek", Jawab dinda dengan nada jahil. Jasmine pun ikut tertawa. Aku ? Pasrah.

Mereka pun makin agresif. Celanaku mulai dilepas mereka, menyisakan celana dalamku.

" Burungnya kayaknya kecil deh din, gaada yang timbul gitu"
" Tuh kan jasmine, emang nanda ini cocok nya jadi cewek hihihi"

Wajahku memerah karena malu. Aku akui, Penis milikku memang kecil, kalau dilipat aku jadi seperti punya vagina.

Akhirnya aku dipakaikan rok oleh mereka. Bahan rok yang lembut menimbulkan rangsangan yang aneh bagiku. Penis ku pun entah mengapa bangun.

"Ih nanda pake rok, mau jadi cewek ya ?"
" Ng- Ngga kok.. " Jawabku dengan pelan.
" Ko imut imut gitu sih jawabnyaa hihihi"

" Nah sekarang bagian kerudungnya nih din"
" Liat aja pasti nanda bakal jadi cantik banget kalo udah pake kerudung sama aku makeupin."

Kita pindah tempat ke depan meja kaca. Aku duduk disana melihat diriku masih memakai seragam sma lengan panjang, tapi dengan rok yang ketat.

Mereka memakaikan aku kerudung, aku bisa merasakan Bahannya yang lembut
dan wanginya yang harum. Hal itu membuat aku merasa semakin feminim. Terlebih saat aku melihat diriku di cermin.

" Waaah, Nanda cantik bangeet", Jasmine antusias
" Iya loh jasmine, padahal belum aku kasih makeup."

Aku pun di makeup. Pertama foundation, lalu aku dipakaikan bedak, kulit aku jadi mulus banget, wangi makeup nya juga bikin aku lupa kalo aku ini cowok. Abis itu, Aku juga dipakein mascara, mata aku jadi keliatan cantik. Pipi ku juga dipakaikan blush on warna pink.

" Ya allah, aku jadi minder deh jadi cewek kalo kaya gini " kata Dinda
" Iya ya din, nanda cantik bangeet"
"Nah sekarang waktunya senjata pamungkas nih"
"AAH, makin ga sabar deh mau liat hasil akhirnya diin"

Senjata pamungkas ? Apa itu ? Aku pun semakin penasaran campur khawatir.

"Tadaaa !!"

Dinda mengeluarkan sebuah lipstik matte berwarna merah muda. Lipstik tersebut pun secara perlahan dipakaikan di bibir ku. Sensasi lipstik tersebut membuat aku terangsang, terlebih dengan keadaan ku yang tak berdaya menghadapi jasmine dan dinda yang mengubahku menjadi cewek.

Kulit putih mulus, bulu mata yang lentik, pipi yang merona dan bibir pink yang seksi jadi pelengkap penampilan "cewek"ku hari itu. Dengan kerudung putih, rok ketat, seperti setelan seragam sma anak cewek membuat aku jadi "cewek" paling cantik di ruangan itu.

"Ahh Kamu cantik bangeet"
"Iya ih, curang kamu jadi nya lebih cantik dari kita"

Dinda pun mendekati ku, puting ku dia mainkan, pelan pelan. Sensasinya bikin aku makin sange. Tanpa sadar aku pun mendesah,

" Ah, Aah, jang- an, din, dindaa, ja - , ngaan , Aaaah"
" Hihihi, liat tuh jasmine, Nanda malah keenakan"
" Iya nih nanda, udah ga ada cowok cowoknya"

Jasmine pun ikut ikutan dinda. Kedua puting ku kanan kiri mereka main kan. Desahan ku menjadi jadi. Tanganku pun sudah sejak tadi memegangi penis ku berusaha agar tidak "crot". Tapi apadaya ..

" ah, ah, aah, Jas-, mine, ah, ah, Din-n ah, da, Jangaan, ahn, ah , AAAAH "

*croot*
Cairan putih keluar dari penis ku, menembus celana dalam dan juga rok ketat yang aku pakai. Aku pun menutupi wajahku, aku sangat malu, sampai menangis,

"Uduuh anak cantik jangan nangis cup cup cup" Dinda memelukku ku seperti anak cewek kecil, aku pun tak berdaya dan bersender ke pelukan dinda
" Din, kalo nangis gini udah kaya cewek banget ya din, makin imut deh", kata jasmine sambil ikut meluk.
" Kali- an ja- haat " kataku tersedu sambil menangis
" Aku kan maluu"

Dinda pun mengambil sebuah celana dalam warna pink dengan motif renda. Berbahan spandeks yang lembut.

" Nih kamu pake celana dalem ku buat gantinya, rok nya mah nanti juga cepet kering kok" Dinda menyodorkan cd pink itu.

CD pink itu pun dipakaikan dinda kepadaku, bahannya, desainnya yang feminim, pas sekali dengan penis ku yang ngumpet seperti vagina. CD lama ku dibuang. Dan penis kecil ku pun dilihat mereka. Dinda dan Jasmine memegang penis ku yang sudah lemas. Aku pun hanya pasrah dan malu dibuatnya.

" Udah deeeh, Oh iya Dan sebagai ganti celana dalem dan rok aku yang *iuuh* udah kamu kotorin, besok pas jam piket kamu harus pake pakaian cewek ya Nanda ku yamg cantiik "
"Wahaha ide bagus tuh din, pasti anak cowok pada kaget liat nanda bisa cantik gini." Jawab Jasmine.

Aku tidak berdaya dan hanya bisa pasrah mengiyakan keinginan mereka. Dan mulai hari itu mereka berdua punya nama baru buatku, "Nindy".

Peran Drama Berujung 'Waria'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang