Cerita Si Anak Sulung

32 4 1
                                    

     *krrriiiiinngg* suara jam waker besi memanggil setelah penantiannya yang setia berakhir, ia rela untuk tidak tidur demi membangunkan pemiliknya tepat waktu. Seraya terbit kelopak mataku sambil menerima kepahitan akibat fisik yang berkoalisi dengan ego tak kuat dengan bombardir koalisi dream team beranggotakan kesadaran, bayang wajah orang tua, serta bayangan ocehan orang-orang yang berusaha menyadarkan bahwa sekolah itu penting untuk masa depan.

       Aku, seorang anak laki-laki Jakarta yang tak jauh berbeda dengan sebayaku lainnya. Maaf bukan tujuanku menyombongkan diri, namun aku perlu mengutip pernyataan majalah sekolah terbitan ekstrakurikuler jurnalistik tahun 2015 yang pernah memberitakanku diterbitannya  setelah ku perbolehkan permintaan izinnya padaku, sebagai bentuk apresiasi dedikasi katanya,
" Melviano Kalandra Mahardika, lahir di Bandung , tanggal 21 Juli 1999, putra dari pasangan Rizky Rizkala Mahardika dan Lina Suwandra yang parasnya diakui memikat para wanita di SMA Tunas Bangsa. Bagaimana tidak? Ketua ekskul basket ini bertubuh tak kekar namun atletis berkat hobinya bermain basket dan bersuara emas bak Glenn Fredly, semua tahu itu. Prestasinya membuktikan bahwa manusia diciptakan indah pada bidangnya masing-masing, pintar pun bukan perkara nilai bagus di dalam kelas, otak kanan pun tak bisa dianggap remeh setelah prestasinya yang berlimpah dalam dunia basket dan musik. Semua mengakui itu. Ia pun aktif berorganisasi, tidak diragukan lagi kedalaman berpikir, pengambilan keputusan, serta etika dalam hidup bersosialnya. Melvi sudah memiliki seorang kekasih, Cagiva Mirage Annisa Dreeskandar namanya. Seperti magnet emas yang saling melengkapi, seluruh warga di sekolah pun tahu mereka pasangan yang terkenal baik, wanita yang selalu satu kelas dengannya ini adalah seorang penari tradisional yang prestasinya pun tak bisa dipandang sebelah mata, piala dari tingkat SMA sampai ke kota sudah dikantonginya. Guru-guru disekolah bilang, mereka adalah contoh bahwa pacaran bukan selalu melulu soal cinta, namun kebijakan keduanya yang paham kapan harus menghargai, menyadarkan dan mendukung bahwa potensi masing-masing perlu dikembangkan untuk masa depan. Masing-masing orang tua pun sudah saling mengenal dan berhubungan baik. Tak habis kata jika berbicara kedewasaan mereka. Terima kasih telah menjadi inspirasi".

        Terbahak ketika kali pertama ku baca, "hahaha siapa aku?" tanyaku dalam hati, bahkan sampai nama pacarku pun masuk kedalamnya. Sungguh jangan sampai tulisan ini membuatku tinggi, aku tak mau. Hanya terima kasih yang sebesar-besarnya yang bisa kuberikan atas tulisan tersebut.

         Jam analog berlampu merah di dalam kelas IPS 2 sudah menunjukkan tanggal 31 November 2017, hari Senin, pukul 14.30 saat ini, KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sekolah sudah selesai. Waktunya aku bergegas ke lapangan untuk bersiap latihan pukul 15.00 bersama tim basket. "Okay, 10 menit gue sholat ashar, 10 menit gue ganti baju dan udah pakai sepatu, trus 5 menit gue beli minum, sisanya pemanasan " pikirku. Latihan hari ini begitu seru, karena hari ini banyak siswa kelas 10 yang baru pertama kali mengikuti latihan. Bukan perkara senioritas, tapi adalah sebuah keindahan melihat regenerasi yang mapan, bersinergi dan tentu perlu sebuah apresiasi. Selesai latihan pukul 18.00, anak-anak basket sudah menunggu yang lainnya untuk nongkrong di warung Mami persis di depan sekolah. Sebelum pulang ke rumah, sudah menjadi budaya untuk tos-tosan sebagai simbol pamit, "gue cabut ya, thank you bree" seruanku sambil melajukan motor perlahan.

         "Mas Melvin yang tampaaaan sekali, jemput di sanggar mau ga?" Pesan whatsApp dari Giva. Kebetulan hari ini hari Selasa adalah satu-satunya hari dalam seminggu dimana aku tidak berkutat dengan bola basket. "Dari sanggar kita makan dulu di nasi goreng biasa searah pulang aja" tambahnya. Memang aku dan Giva punya tempat langganan nasi goreng di Jl.Hos Cokroaminoto, entah apakah bapak penjualnya adalah juara masterchef atau punya bumbu rahasia sehingga kami bisa dihipnotis oleh rasanya. Tanpa pikir panjang aku pun meng-iyakan ajakan Giva.

         Sepulang dari rumahnya, aku tak ada tujuan lain selain pulang kerumah. Kau pasti tau bagaimana rasanya setelah menghabiskan waktu dengan sang kekasih, hatiku berhampar mawar, harum indahnya tak bisa kutawar. Sampai di depan rumah aku disambut pintu jati berwarna coklat pekat dengan gagang engsel keemasan, ia berbisik diwaktu yang bersamaan "sentuhlah aku, maka kau kan dapat peristirahatan", kegembiraan menarik hati agar cepat mendaratkan raga di atas ranjang, tak ada yang lain di dalam pikiranku selain membuka telepon pintar dan kembali berkabar dengan mademoiselle Giva.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Si Anak SulungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang