︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎
︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎BERKALI-KALI kutelisik dari kejauhan kedua pemuda yang kini berdiri tegap di gerbang Aoba Johsai, nampak sedang menunggu seseorang: satunya bersurai mambang kuning-satu lagi bersurai cemani.
Keduanya berjaket lotto hitam legam dengan goresan tulis mencolok di punggungnya—Karasuno.
Ya tuhan, Shoyo dan Tobio-kun!
Aku lekas menghampiri mereka berdua diikuti Tooru dan Hajime yang mengekor di belakang. Debur rasa penasaran bergema di tubuhku, apa yang membawa mereka kemari?
"Hei!" Aku memberi senyum, sumringah bisa bertemu keduanya. "Kalian menunggu siapa? Ingin bertemu Tooru-kun?"
"Kami mencarimu (Name)-san!"
"Apa yang kalian perlukan sampai jauh-jauh kemari untuk menemuiku? Lagian ini sudah malam, lho."
"(Name)-san! Tolong ajari kami!" Shoyo membungkuk lalu menatapku dengan tekad meluap-luap, membuatku berkeringat dingin kikuk.
"Ajari— ajari apa? Voli? Minta saja ke Tooru-kun, jangan aku."
"Bu-bukan itu! Ajari kami mata pelajaran!" Shoyo menatapku kembali, merasa putus semangat. "Jika sampai kami gagal di salah satu mata pelajaran, kami takkan bisa ikut ke Tokyo. Sial sekali!"
Tobio mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda ia setuju sepenuh hati dengan tuturan si pemuda oranye.
"Ya. Kami sudah meminta Tsukishima untuk mengajari kami... tapi kami tetap tak paham."
"Salah sendiri," Tooru terkikik, "kurasa kau biang masalahnya, kau kan memang bodoh!"
"Hah?! Tidak--tidak, Tsukishima saja yang tak pandai mengajari! Dia galak, menyebalkan, tak niat mengajar pula," bela Shoyo
Tobio mengangguk-angguk. "Iya, benar. Tsukishima itu hanya mau mengajari kami saat setelah latihan saja, jadi menurutku kurang maksimal."
"Iya dasar Pelitshima, Sialanshima, Kampretshima!"
"Jangan penuhi kemauan mereka, (Name)-chan!" Tutur Tooru, hiperbolis. menatapku penuh harap.
"Oke oke, besok sepulang latihan kalian ke rumahku, ya," kekehan lolos dari bibirku.
Kedua pupil pemuda gagak itu melebar gembira, senyum lebar penuh buntara terukir di wajah Shoyo; Tobio hanya mengukir senyum tipis di wajahnya.
"WUAHHH TERIMAKASIH (NAME)-SAN!"
Hinata hampir melompat dan memelukku sebelum Tooru menghalanginya hingga terpental, membuat pekikan tawa puas dari Tooru membuncah dan mengunggis kedua telingaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐕𝐄𝐑𝐒𝐄 𝐇𝐀𝐑𝐄𝐌 ━━ hq.
Fanfiction:: haikyuu x reader ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ ︎ 📜 ̫ . diperebutkan... para maniak voli? [ PROSES REVISI ] ✦ © 𝟐𝟎𝟐𝟎 𝐑𝐄𝐀 𝐇𝐀𝐑𝐔𝐈𝐂𝐇𝐈...