EPILOG
DUNIA ini penuh dengan kebencian, penuh dengan makian, penuh dengan kesesatan, dan penuh dengan kesedihan. Betapa mengerikan hidup di dunia yang keras seperti ini. Kemanakah perginya cinta, kasih sayang, dan perikemanusiaan sebagai sesama manusia.
Untuk mengenyam pendidikan hanya karena penampilan gue yang cupu, menggunakan kacamata tebal, dan muka yang culun. Semua dengan hinanya membully gue. Apa salah gue? Gue cuma mau sekolah, mereka jadi teman gue syukur tidak juga tidak apa-apa. Kesepian sudah cukup bagi gue.
Cobaan lagi yang gue dapat ketika orang tua gue harus dibunuh tepat di depan mata gue. Sungguh hati gue teriris, sungguh hati gue hancur, sedih melebihi apapun. Inikah cobaan hidup bagi gue?
Beruntung gue bisa bertahan hidup sampai gue lulus dari SMP horror itu. Walaupun nyawa gue hampir melayang. Gue sabar hingga titik ini.
Satu hal yang akan gue tunjukan, gue bakal merubah penampilan gue. Gue bakal jadi lelaki paling sempurna. Dan liat kalian semua gue bakal balas dendam. Gue bakal mainin peran sampai orang yang membully gue mati!
BAB 1 MUKA DUA
HARI ini merupakan hari pertama gue sekolah belajar efektif setelah melalui masa orientasi yang nggak guna bagi diri gue. Kalian mau tau reaksi murid-murid yang melihat penampilan gue sekarang? Oke-oke gue kasih tau.
Ketika gue ikut masa orientasi semua makhluk menatap kearah gue. Bahkan kakak OSIS terus terpanah melihat gue. Dan banyak yang mau jadi temen gue apalagi banyak yang suka sama gue. Sesuai kenyataan.
Emang apa yang berubah dari diri gue? Banyak. Gue ikut gym supaya badan gue terbentuk dengan bagus, gue melepas kacamata gue dan gue merubah gaya rambut gue. Gue tau penampilan ini bakal menipu lo semua.
Lanjut tentang hari ini. Gue memilih tempat duduk gue di depan supaya gue disangka murid pintar. Banyak yang menghampiri gue untuk minta duduk bareng.
"Hai kenalin nama gue Serli, nama lo siapa? salam kenal!" Kata Serli murid yang pertama mengenalkan diri.
"Nama gue Ceko. Salam kenal," gue tersenyum palsu. "Najis sok akrab banget. Mending muka lo cantik. Gue inget banget lo tuh pernah sekelas sama gue lo suka ngeliat gue dibully. Awas aja lo udah masuk target!"
"Oh jadi lo murid yang katanya terganteng. Kalo lo mau bisa ikut nimbrung sama geng gue," kata Budi.
"Oh iya terima kasih," gue akrab dan membalas dengan senyuman manis. "Elah si bangsat, dulu lo yang paling gencar bully gue. Seberapa ganteng lo, tetep aja lo busuk."
Semua yang ada di kelas ini hampir dari SMP yang sama kaya gue. Untungnya mereka gak ada yang kenalin gue. Nama gue untungnya satu digit dan mainstream. Bahkan Budi dan gengnya tertipu dengan penampilan gue.
Gue terpaksa duduk sama Gery. Gery tidak gue kenal, karena bukan dari SMP yang sama. Dia anak yang pendiam, jarang bicara, keliatannya anak baik. Gue malah lebih suka punya teman yang pendiam dari pada lebay banyak omong. Dan Gery juga ganteng cuma dia tidak menonjolkan dirinya.
Jam pelajaran diisi dengan pemilihan struktur kelas. Sesuai dengan rencana gue harus jadi ketua kelas. Gue mengajukan diri menjadi ketua kelas. Gue bakal bunuh satu persatu orang yang gue benci disini. Gue bakal jadi orang terpercaya. Semua orang akan mempercayai gue.
Gue terpilih menjadi ketua kelas. Gery menjadi wakil karena gue yang pilih. Risma jadi sekertaris dan Serli jadi bendahara. Semua merasa gue jadi ketua kelas yang ideal dan cocok.
Gue maju kedepan dengan mengucapkan sepatah kata, "Perkenalkan nama gue Ceko, karena gue belum mengenal kalian, begitupun kalian. Gue harap kalian bisa kerja sama dengan gue. Yang gue harapkan kalian kompak dan percaya dengan gue. Terima kasih semua," semua tepuk tangan dengan sambutan singkat gue. Berbeda dengan Gery yang tersenyum tidak jelas.
Gue duduk di kursi gue. Gue berusaha untuk sok akrab dengan Gery. Bagaimanapun Gery bukanlah incaran gue. "Gery lo dari SMA mana?" tanya gue ramah.
"Bukan urusan lo!" jawab Gery dingin.
"Iya maaf, gimana kalo istirahat bareng gue?" gue tahan dulu emosi lawan si biang es.
"Siapa lo?!"
"Si anjing, bikin emosi nih bocah," tahan emosi. "Maaf Gery gue lupa kenalin diri, nama gue Ceko. Salam kenal ya."
"Bodo!"
"Buset nih bocah ngomongnya irit, nyelekit, bikin sakit."
Gue hanya membalas dengan senyuman. Si Gery malah membuang mukanya dan menatap kedepan dingin. Sumpah nih anak bikin kesel.
Lalu ketika keadaan canggung Budi menghampiri gue lagi bareng temen-temennya yang dulu pernah bully gue. Empet banget sebenernya lihat mereka. Benci gue melebihi apapun.
"Bro! Kuy mau ikut gue gak ngrokok bareng di atap sekolah?" kata Budi sambil ngerangkul gue. jijik sumpah.
"Mungkin lain kali bro! gue mau urusan ekskul dulu. Thanks ya, lain kali deh."
"Yaudah gue cabut dulu ya," Budi nepuk-nepuk pundak gue lalu pergi.
"Ger, gue mau ke kamar mandi. Mau anterin gue?" tanya gue.
"Iya." singkat banget.
Gue berjalan beriringan dengan Gery. Gery keliatan cool banget kalau jalan. Apalagi mukanya yang tidak ada senyumnya sama sekali. Muka ganteng tapi gak dimanfaatin.
Gue masuk ke kamar mandi. Lalu gue menutup kamar mandi. Tetapi pintu ditahan dari luar. Lalu dengan cepat Gery ikut masuk ke dalam kamar mandi. Gue malah kebingungan sekarang.
Tubuh Gery mendekat kearah gue. Wajahnya semakin mendekat dan tangannya mencengkram leher dan badan gue.
Gery bernapas sambil mencium leher gue lalu mendekat ke arah leher. Gue bingung ngapa ini terjadi. Apa mau si Gery.
"Gue tau rencana busuk lo!" Bisik Gery sambil menggigit kecil telinga gue. Rasanya geli.
"Lepasin Ger, apa maksud lo?" tanya gue sok polos.
"Gak usah sok polos! gue tau lo siapa. Gue tau rencana lo." Gery mulai mencium bibir gue.
Sial ciuman pertama gue. Gue lalu mendorong badan Gery. Tetapi Gery malah menahannya. Dia lebih gagah dan kuat.
Gue melepas ciumannya yang rakus. "Siapa lo sebenernya. Lo tau dari mana?"
"Gak perlu tau gue siapa. yang penting gue tau lo itu siapa sebenernya." Gery melanjutkan ciumannya. Sambil melepas kancing di baju gue.
"Lo harus rahasiain," gue berusaha melepaskan diri.
"Ada syaratnya."
"Apa?"
"Lo harus jadi pacar gue."
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•
Ayo vote!
Bocah di bawah umur menyingkir. Ini lapak bacaan orang dewasa. Bijaklah mencari bahan bacaan.
Kalian bisa komentar...
KAMU SEDANG MEMBACA
Polos but Psycho (BL) (18+) √
Teen FictionSinopsis: Ian adalah murid korban bully dan orang tuanya yang meninggal di depan matanya akibat pembunuhan. Untuk meluapkan semua amarahnya ia membalas kepada semua orang yang membullynya dengan merubah penampilannya. Sifatnya yang memiliki dua sisi...