Kesepakatan dan Kesempatan

19 3 0
                                    

Layar laptop biru muda bermerek Asus itu menyala lalu menampilkan satu email masuk. Setelah mengetahui ada pesan masuk gadis cantik berdarah Serang - Lampung itu langsung menyambar laptop yang sedang digunakan adik laki - lakinya untuk mengerjakan tugas sekolah.

"Sekarang giliran teteh! hahaha..." Radit yang diketahui sebagai adik dari gadis itu sontak terperanjat dan hendak meraih kembali laptop yang di rampas kakaknya itu.

Namun disayang,gadis bernama Naya itu telah berlari masuk ke kamar lalu menguncinya.

"Awas lu ya teh! Gue bilang abi nanti.." omelnya sambil membereskan kertas kertas tugas yang berserakan di atas meja lalu menyimpannya di dalam tas sekolah.

Di kamar lantai dua, Naya sudah tak sabar untuk segera membuka inbox email yang masuk. Tangannya begitu lihai mengetikkan sandi untuk segera membuka email tersebut. Bagaimana ia tak begitu penasaran,pasalnya ini adalah pengumuman penerimaan beasiswa dari universitas impiannya,Ankara University of Istanbul.

Dan setelah dua bulan lamanya, melalui tes tulis serta tes wawancara yang ia lakukan di Kedutaan Besar Turki di Indonesia,akhirnya pengumuman itu pun datang.

Kedua manik mata coklat miliknya mengerjap tak percaya. Bahkan dia bolak balik mengucek padahal tidak gatal "Ini beneran gak salah kan? Apa aku mimpi di siang bolong..."

Mulutnya menganga lebar" Ya Allah! Gusti nu Agung! Ini beneran aku keterima...yeah! Alhamdulillah" Sorak Naya kegirangan sambil lompat-lompat. Saking bahagianya sampai-sampai dia tidak melihat ada meja rias dihadapannya. Aduh!

💘💘💘

Di ruang keluarga yang terlihat minimalis itu sedang bercengkrama sepasang suami istri yang sudah tak muda lagi. Ditemani es teh manis dan cemilan mereka tertawa tawa menyaksikan siaran televisi. Terdengar pula seruan tertahan dan goal!

Sang istri terlihat murung setelah mengetahui klub sepakbola kesayangannya kalah. Dan si suami tersenyum kemenangan lalu mencolekkan bedak di hidung si istri. Kemudian mereka kembali tertawa bersama.

"Abi!Umi! Muach..."Naya datang lalu menciumi pipi kedua orang tuanya. Abi Anjar dan umi Nila hanya membalas dengan tatapan keheranan lalu kembali fokus ke layar televisi.

"Ihh... Abi!Umi! Kok Naya dicuekkin sih?" Ujarnya kembali meminta diperhatikan oleh kedua orangtuanya.

Karena tidak mendapatkan respon dari mereka, gadis itu mendudukkan bokongnya diantara Abi dan Uminya kemudian merebut remote lalu mematikkan layar televisi.

"Yaaah...." Terdengar seruan kecewa Umi Nila dan Abi Anjar. Naya pura pura tidak dengar.

"Di hidupkan lagi dong sayang!!! Lagi seru nih..." Protes Umi Nila sambil berusaha merebut kembali remote dari tangan anaknya.

Naya berlari untuk menjauhkan remote dari uminya. Setelah itu ia kembali duduk di atas sofa. Dia Tak peduli dengan tatapan ketetkejutan dari Uminya. Pikirnya 'suruh siapa nyuekkin Aku'.

"Lihat geh bi bibir anak gadismu! Manyun lima meter tuh,hihihi..." ejek Umi Nila. Naya mendelik tak terima. Dasar umi Nila, Naya sedang kesal tapi masih saja diganggu.

Abi Anjar yang merasa tidak enak langsung angkat bicara" Ya udah jangan di dengerin candaan umimu,Nay! Naya mau ngomong apa?" Wajah Naya berubah sumringah lalu menghadapkan badannya ke arah abi Anjar.

Impian di Negeri Al FatihWhere stories live. Discover now