Zafran masih tidak paham dengan apa yang terjadi pada sahabatnya, Ken. Sedari tadi ia hanya diam rebahan dikasur Zafran sedangkan sang empunya kasur hanya duduk di sofa menatapnya iba.
Menatap langit-langit kamar, miring ke kiri, miring ke kanan, sudah satu jam berlalu sejak mereka menginjakkan kaki di kediaman megah Zafran namun hanya itu yang dilakukan Ken. Sedangkan Zafran yang ingin cepat pulang untuk segera rebahan justru kehilangan kantuknya. Bukan apa, Zafran hanya takut sahabatnya itu menjadi gila atau justru kerasukan karena terus melamun.
“ Woi Ken! Jadi itu orang tadi siapa? Lo hutang penjelasan sama gue.”
Ken yang merasa diganggu menarik nafasnya perlahan kemudian mengusap wajahnya gusar. “Diem lu ah nanti aja gue jelasin. Pusing gue mau tidur.”
Zafran mendelik mendengarnya. Dia mulai berpikir apakah kamarnya sudah berganti tuan sekarang, jika saja sahabat gilanya itu tidak sedang kusut sudah pasti Zafran akan menendangnya keluar sekarang juga. Kantuk Zafran sudah lenyap entah kemana, sekarang justru perutnya yang meminta diperhatikan.
Zafran melangkahkan kakinya menuruni satu persatu anak tangga menuju dapur di lantai dasar. Ia duduk di meja makan, matanya tertuju pada sebuah kotak makan lucu yang ada ditengah meja. Seingatnya, dia tidak masak tadi pagi dan bibi juga sedang pulang kampung. Lalu, kotak makan siapa? Zafran pun memutuskan membuka kotak makan berwarna oranye itu. Zafran tersenyum saat ia tahu bahwa kotak makan itu berisi soto ayam lengkap dengan nasi dan sambal kesukaannya. Ia bergegas mengambil piring dan sendok untuk segera mencicipi soto kesukaanya, namun ketika satu suapan soto hampir masuk ke dalam mulutnya ia kembali tersadar.
“Eh, ini soto dari siapa yak. Kok gua main nyosor aja sih, ntar kalo ada racunnya gimana? Sianida? Obat pencuci perut? Merkuri? Jampi-jampi? Mampus dong gua.”
Tapi sedetik kemudian, perutnya kembali berbunyi dan tanpa pikir panjang satu suap soto sukses masuk begitu saja ke dalam mulutnya, diikuti dengan suapan-suapan berikutnya.
“Takut di racunlah, jampi-jampilah tapi masih aja di makan. Gaya bener lu!” entah sejak kapan Ken berdiri di samping kulkas, yang pasti Zafran dibuat kaget karenanya.
“Bangke lu, ngapain lu di sonoh sih. Ngagetin orang aja. Bilang mau tidur, ngapain bangun lagi bayi bagong.”
“Fucek lu, enak aja bayi bagong. Gua juga laper kali, kita kan kaga makan apa-apa tadi di kedai minum doang. Bagi sini.” Ken langsung menyantap soto itu tanpa menunggu persetujuan dari Zafran.
“Dari mana ni soto Zaf?”
“Kaga tau gue juga, makanya gue ragu tadi mau makan. Nantilah gue tanya sama pak Dadang.”
Zafran tiba-tiba ingat salah satu perempuan yang bertemu mereka di kedai tadi. Zafran sangat yakin perempuan itu pasti sama sepertinya, sama-sama tidak mengerti dengan apa yang Ken dan orang itu bicarakan. Tapi yang membuat Zafran bingung, perempuan itu menggunakan seragam SMA yang sama dengannya.
Zafran sempat melihat sekilas nametag yang digunakan perempuan itu. Kalau tidak salah namanya, Ny? Ony? Zafran tidak terlalu ingat, yang ia ingat hanya satu. Perempuan itu. Manis.
Tanpa sadar Zafran melamun memikirkan perempuan itu hingga keningnya berkerut dan bibirnya tersenyum tipis. Hal itu membuat Ken memperhatikannya. Sahabatnya sudah gila tersenyum sendiri di meja makan? Ken bergidik ngeri melihatnya.
***
Heyyoww✨
Maaf yaaa kalo pendek partnya 😁 Vote sama komennya yaa temen-temen, biar bisa up terus 🤗 Masih belajar🐥
Tencuu🧡Palembang, 25 April 2020.
