Middle of year, 2019
Mobil angkutan kota warna biru langit dengan nomor trayek 011 tersebut berhenti didepan gerbang sebuah bangunan besar berpagar besi putih dengan plang yang bertuliskan SMP Merah Putih. Beberapa orang keluar dari public transport tersebut menuju arah depan supir dan membayar ongkos sesuai tarif yang berlaku.
Beberapa kendaraan roda dua dengan pengendara berjaket hijau dengan logo perusahaan start-up transportasi berbasis online berseliweran silih berganti menurunkan penumpang didepan sekolahan tersebut.
Di pedestrian depan sekolah, seorang gadis remaja cantik dengan rambut sebahu dengan berbalut varsity jacket Biru dongker berlengan abu tanpa diresleting sehingga menampakan seragam putih birunya dibalik jaket tersebut.
"TAAA..CINTAAA...CINTAAA, OIII TUNGGU ..." terdengar teriakan dibelakangnya.
Dengan tanpa menoleh ke belakang, gadis berbalut varsity jacket itu mengurangi kecepatannya dengan berjalan perlahaan. Tak berapa lama seseorang yang mengenakan seragam putih biru berjalan disebelahnya.
Gadis yang dipanggil Cinta pun tersenyum melihat sosok yang berjalan disebelahnya yang merupakan teman sebangku dikelasnya. Gadis tersebut bernama Anindita Prameswari, teman-temannya biasa memanggilnya Dita, walaupun dirumahnya kedua orangtuanya memanggilnya Anin, karena nggak mungkin juga memanggilnya Pram kan, karena Anindita bukan seseorang yang mengalami Gender Sysphoria , dimana seseorang bingung mengenai orientasi jenis kelaminnya seperti merasa terperangkap pada tubuh yang salah seperti Lucinta Luna.
"Gimana hasil invitasi pencak silat kemarin, Ta?"
"Lumayan lah hasilnya," sahut Cinta.
"So..What your result?"
"Gold Medal."
"What...Gold Medal hasil lumayan? songong banget, itu sudah The Best lah, Cinta,"
"Hehe hasil the Best-nya bukan itu, lihat ini baik-baik,"
Cinta menyodorkan smartphonenya kearah Anindita.
"AHHHHHHH...AOOUUGHHH...CINTAAA....INI KAN ABANG IKOO UWAAISSS," teriak Anindita melihat Cinta berfoto dengan Iko Uwais serta beberapa orang dalam suasana santai disudut cafetaria Gelanggang Remaja tempat Invitasi Pencak Silat berlangsung.
Beberapa siswa SMP Merah Putih yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah mengarahkan pandangannya kepada Anindita, namun dia cuek bebek saja dengan pandangan tersebut malah terkesan menyukainya.
"Itu foto pas waktu invitasi pencak silat kemarin, Ta? Ayo dong cerita seru nggak acaranya. Duh sayang banget ya aku cedera engkel, jadi gak bisa ikutan invitasi kemarin." ucap Anindita penuh sesal.
Dia juga merupakan anggota satu seperguruan pencak silat dengan Cinta, yakni Merpati Putih.
" Iya, Aku ngobrol banyak banget dengan bang Iko Uwais. Lumayan lah dapat tandatangan di t-shirt dan kami juga saling follow Instagram. Masalah cedera itu salah sendiri bragajulan, pake ikutan maen futsal segala sama anak-anak kelas."
"Yaelah, Cinta..Aku kan nggak tahu kalau sampai cedera pas maen futsal. Lagian bukannya pemerintah menyarankan warganya untuk berolahraga, Mens Sana in Corpore Sano."
"Nah apalagi kamu lagi mens malah ikutan maen futsal, hehehe" Cinta mengolok-ngolok sohib sebangkunya.
"Ihh malah ngatain aku mens haid segala. Itu loh didalam jiwa yang sehat terdapat raga yang kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDEMI CINTA
Teen FictionKarya Kolaborasi 2 Author. Pencalonannya dalam pemilihan Ketua Osis menyeretnya kedalam sebuah kisah petualangan yang tak terduga. Bersama sahabanya Anindia, Cinta berusaha untuk mengikuti dan memecahkan permasalahan yang menderanya. Banyak hal yang...