Satu

38 18 3
                                    

Jangan lupa vote, happy reading💖

Bunyi alarm terdengar sangat bising ditelinga Laureen, Ia segera mematikannya dan mengusap kedua matanya yang hampir ingin terpejam lagi.

Seperti biasa, tak ada yang satupun orang yang membangunkannya seperti dicerita-cerita fiksi remaja, ia mengambil handuk yang terlampir di belakang pintu kamar, kemudian berjalan dengan lunglai memasuki kamar mandinya.

"LAUREEN! CEPETAN! UDAH TELAT NIH!" Teriakan Elsa--mamanya, yang begitu nyaring mampu menembus tembok-tembok kamarnya.

Laureen berdecak kesal, "Iya ma, lagi mandi."

Rumahnya yang tak begitu besar, memungkinkan Elsa yang berteriak dari ruang tamu, bisa terdengar hingga kamar Laureen.

Kamarnya dengan ruang tamu, hanya berjarak beberapa meter, juga tak mempunyai gudang, apalagi kolam renang.

Gadis itu dengan cepat berlari keluar dari kamar mandi, kemudian mengenakan pakaian sederhana seperti biasanya, hanya kaos berwarna biru langit dengan celana levis berwarna hitam, tak lupa memakai topi kesukaannya yang berwarna abu-abu.

"CEPAT LAUREEN!" Seru Elsa lagi, dari balik pintu kamar.

Laureen membuka pintunya kamarnya, mendapati sosok Elsa yang sedang berkacak pinggang, "Kamu udah siap kan?"

"Udah ma." Laureen menundukan pandangannya.

mereka berdua segera bergegas pergi menggunakan sepeda motor, melaju menuju komplek perumahan elite yang tak jauh dari rumahnya.

"Kamu nanti yang bener ya, jangan sampai bikin Bu Alena kesal, nanti kamu dipecat lagi!" Ujar Elsa, yang masih mengendarai motornya.

"Iya ma."

"Nanti kamu lepas topi kamu, jangan kayak kuproy begitu, rapihan dikit jadi cewek!" Elsa masih saja terus nyerocos sepanjang peejalanan, dan lagi-lagi Laureen hanya menjawab dengan kata-kata, "Iya ma."

Motor Elsa sudah terparkir rapih dihalaman rumah mewah milik Alena, usia Alena juga tak beda jauh dengan Elsa, hanya terpaut 2 tahunan.

"Siniin topi kamu! taruh di jok motor!" Laureen memberikan topinya dengan pasrah, dan Elsa langsung menaruhnya ke jok motor berwarna merah tersebut.

Kemudian Elsa memencet bel rumah mewah dihadapannya, "Iya tunggu." Teriakan dari dalam rumah terdengar perlahan mendekat kearah pintu yang ukurannya lebih tinggi dari tubuh Elsa dan Laureen.

"Silahkan masuk, sudah ditunggu Nyonya diruang tamu." Ucap salah satu pelayan, mempersilahkan ibu dan anak tersebut.

"Inget kamu, yang sopan!" Bisik Elsa dengan suara yang membuat bulu kuduk merinding.

Laureen mengangguk-anggukan kepalanya, "Elsa, Laureen, Apa kabar..." Alena langsung memeluk ibu dan anak yang baru saja menemuinya.

"Baik tante." Jawab Laureen singkat, membuat Elsa membulatkan bola matanya kesal, dan membatin, 'mengapa anak satu-satunya ini tidak bisa berbasa-basi untuk sekali saja?'

"Baik Bu, ibu gimana kabarnya?" Elsa menanggapi dengan sangat sopan.

"Wah, saya juga baik, silahkan duduk." Ujar Alena, mempersilahkan keduannya duduk, dan memanggil pelayan untuk membuatkan mereka minuman, "Bi, tolong buatkan dua minuman ya, untuk tamu kita."

"Jadi, apa Laureen bersedia?" Tanya Alena membuka topik perbincangan.

Laureen melirik mamanya, Elsa. Kemudian mamanya itu mengangguk mantap, "Iya bu, Anak saya bersedia untuk mengurus rumah
itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lurking in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang