❝ Things that look simple can look special to some people. ❞
─ Universe Game
Anne masih berdiri di depan cermin yang ada di dalam kamarnya. Gadis itu baru saja selesai mengucir rambutnya dan di tubuhnya sudah melekat rapi seragam sekolah putih abu-abu. "Kira-kira siapa yang kirim paket itu, ya?" gumamnya teringat paket tanpa nama pengirim semalam.
"Anne, ayo sarapan dulu!" sahut Alea dari luar kamar Anne dengan suara yang sedikit keras.
"Iya, Ma, sebentar! Ini udah selesai kok." Anne menanggapi secukupnya.
Anne pun mengambil tas ransel berwarna merah muda miliknya yang terletak di atas kasurnya. Gadis itu menggendong tas ranselnya dan keluar dari kamar untuk sarapan bersama dengan Arka dan Alea.
Sesampainya di ruang makan, Anne menarik kursi yang biasa ia duduki. "Lama banget kamu siap-siapnya. Masih kepikiran sama pengirim paket semalam, ya?" celetuk Alea yang tanpa sadar sesuai dengan yang dipikirkan oleh Anne sejak semalam.
Arka menoleh, menatap sang istri dan anak secara bergantian. "Paket? Paket dari siapa emang?" tanya Arka kepada Anne.
Anne yang baru saja mengoles selai cokelat pada roti tawarnya itu langsung menggeleng, pertanda gadis itu pun tak tahu siapa. "Aku juga gak tahu, Pa. Di paketnya gak ada tertera nama pengirim."
Arka mengangguk singkat. "Selagi isi paketnya gak aneh-aneh itu gak masalah." katanya. "Yaudah, lanjutin sarapannya biar berangkat ke sekolah." tambah pria paruh baya itu.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
"Za, aku mau tanya sesuatu nih." celetuk Anne mulai membuka percakapan dengan teman dekatnya itu.
Moza yang sibuk bermain ponsel langsung mengalihkan pandangannya ke Anne. "Mau tanya apa?"
"Itu, aku mau tanya, semalam kamu ada ngirim paket sama aku?" tanya Anne.
Ekspresi wajah Moza menjadi bingung. "Paket apa, ya, Anne? Aku gak ada ngirim apapun ke kamu kok. Emangnya kenapa?"
"Jadi, semalam ada yang kirim paket ke aku tapi di paket itu gak ada tertulis nama pengirimnya." ungkap Anne.
"Tapi isi paketnya gak aneh-aneh 'kan? Kayak semacam berbau teror-teror gitu."
Anne menggeleng. "Nggak kok. Isinya cuma jepitan aja. Tapi aku masih penasaran siapa yang kirim paketnya." katanya. Rasa penasaran yang ada di dalam diri gadis itu belum tuntas dari sejak paket itu diberikan kepadanya.
Moza mengetukkan jari telunjuknya di dagunya beberapa kali. "Siapa, ya? Orang yang kamu kenal kayaknya."
Anne menghela nafasnya. "Orang yang aku kenal 'kan banyak, Moza."
"Iya juga. Apa si Mahesa, ya?" kata Moza membuat Anne langsung menoleh dengan cepat ke arah gadis itu.
"Menurut kamu Mahesa? Tapi kenapa?"
"Aduh, kamu gak peka banget! Ya, itu karna dia sukalah sama kamu." ujar Moza mengeluarkan opininya. "Eh, tapi gak mungkin Mahesa juga. Emangnya dia tau alamat rumah kamu? Mana bisa dia ngirim paket ke kamu kalau gak tau alamat rumah kamu dimana." lanjut Moza menjadi ragu.
"Tapi Mahesa tau alamat rumahku kok, Za." cicit Anne.
Reflek Moza terkejut mendengarnya. "Kok bisa?!"
"Kemarin dia sempat nganterin aku pulang waktu Papa gak bisa jemput."
Moza mengangguk beberapa kali, pertanda ia mengerti. "Kamu punya nomor dia 'kan?"
Anne mengangguk.
"Tanya aja sama dia langsung dari chat. Mana tau aja perkiraan aku bener."
"Oke, aku tanyain." Anne langsung mengambil ponselnya dari saku rok dan mencari kontak Mahesa. Kebetulan sekali, lelaki itu sedang online saat ini.
Anne :
mahesaaa
kamu yang ngirim paket
buat aku semalam?Mahesa :
haloo anne.
iya gue yang ngirimAnne :
oh kamuu
kirain siapa
soalnya gaada nama sendernya :DMahesa :
sengaja itu
biar kayak misterius gitu
anw suka gak paketnya anne?Anne :
suka banget!
thanks a lot hesaa 🤩Mahesa :
baguslah kalau suka
my pleasure anne.๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
see u soon in next chapter 💟
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ universe game ❞ ✓
Roman pour Adolescentsft. enhypen's heeseung ❝ The universe played with both of them but Mahesa and Anne's feelings remained the same and didn't change. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette