Kebodohan pertama Jaemin hari itu adalah membiarkan dirinya terlalu percaya diri hingga menyebabkan salah paham.
"Kalau kau datang untuk menyatakan perasaan padaku, maaf aku harus menolakmu," katanya.
Lawan bicara tidak menampilkan ekspresi. Hanya suara yang tanpa riak keluar melalui celah bibir mungilnya. "Kim-ssaem mencarimu."
Jaemin tertegun, mengerjap satu kali ... dua kali ... tiga kali ... lalu―kesadarannya pulih.
"Kim-ssaem ... apa?"
"Dia mencarimu," siswa dengan tanda nama 'Huang Renjun' itu membalas. "Aku datang kemari karena Kim-ssaem yang memintanya."
Jaemin terdiam lalu mengurai tawa gugup. Tangannya menggaruk belakang kepala, telinga memerah tanpa sadar. "Jadi, kau tidak ...."
Gelengan diberikan. "Kalau begitu, permisi." Bungkukan kecil menjadi interaksi terakhir sebelum Renjun pergi, menyisakan Jaemin yang langsung mengusap wajah karena malu.
"Astaga, apa sih yang kupikirkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
the last summer for roses blooming
FanfictionRenjun bagi Jaemin adalah perpaduan salah paham, sesal, dan rasa ingin tahu.