28

3K 322 18
                                    

Saat Albian akan memejamkan matanya tiba-tiba ia bangkit.

"Kenapa Alyssa nelfonin gue berkali-kali ya? Padahal 'kan dia tau gue nunggu di sini."

Albian mengetuk-ngetuk stir mobilnya beberapa kali, kedua alisnya bertautan satu sama lain.

"Gue samperin aja deh, ke sana."

Lalu pemuda itu keluar dari mobilnya dan berjalan menuju studio dance. Kebetulan ruangan itu berada di gedung paling ujung dan di lantai paling atas.

Dengan santai ia berjalan menyusuri taman untuk ke gedung D di mana letaknya jauh dari gedung lainnya. Bangunan tersebut memang dikhususkan untuk area latihan para mahasiswanya.

Terlihat suasana sudah sepi, banyak mahasiswa yang sudah pulang. Tak banyak dari mereka yang mau sekedar nongkrong di ruangan tersebut, karena banyak cerita mistis di sana.

Saat Albian melangkah naik dari lantai dua menuju tiga, sayup-sayup terdengar suara wanita yang merintih. Sontak bulu roma pemuda itu merinding, ia usap tengkuknya beberapa kali.

"Hiyh! Suara apaan 'tuh?" Albian bergidik ngeri, "Apa gue balik lagi aja ya?"

Albian memutar tubuhnya, mendaratkan sebelah kakinya di tangga menuju ke bawah. Namun suara itu muncul lagi, kali ini lebih nyaring.

"Tolong ..."

Pemuda itu menajamkan pendengarannya. "Tunggu, bukannya itu suara Alyssa?"

Albian kembali menoleh ke arah sumber suara, kali ini ia memantapkan hatinya untuk mendekati asal suara itu. Dengan tergesa ia berlari.

"Gawat, itu bener suara Alyssa! Apa dia ketakutan gara-gara liat hantu?!"

Kemudian Albian membuka engsel pintu studio dance. Namun pintunya terkunci.

"Lys! Alyssa! Lo di dalem?"

Tak ada jawaban dari dalam. Sepi, senyap. Albian merapatkan telinganya ke arah pintu. Sayup-sayup terdengar suara laki-laki tengah berbisik.

"Diem lo! Jangan berani-berani kabur dari gue!"

Albian sedikit tercengang, lalu ia mengambil tumpukan kursi yang berada di ujung tangga dan merapatkannya dengan dinding. Ia menaiki kursi itu lalu mengintip dari jendela sambil berjinjit.

Matanya terbelalak melihat pemandangan yang terjadi di dalam ruangan.

"BANGSAT!"

Sekuat tenaga Albian mendobrak pintu, dan pada akhirnya dobrakan yang ketiga ia mampu membuka pintu tersebut.

"Ngapain lo?! Lepasin Alyssa!"

Sehan yang masih mengunci Alyssa di atas tubuh gadis itu pun menyeringai,  "Dia milik gue, sorry ..."

"Dia bukan barang yang bisa claim sesuka hati bangsat!"

Albian berlari lalu menendang kepala pemuda itu, Alyssa yang nyaris kehabisan nafas karena dibekap pun berhasil melepaskan diri.

"Mundur, Lys. Kalo bisa lo panggil pihak keamanan sekarang!"

"Tapi Bi ..."

"Cepet kagak usah kayak di sinetron!"

Sambil mengumpulkan nafas Alyssa pun berlari ke luar ruangan. Ia menuruni tangga secepat kilat, menuju ruang keamanan kampus.

Sementara itu Sehan yang sedang meringis pun bangkit, ia meninju pelipis Albian hingga mengucurkan darah.

Tak butuh waktu lama, Albian kembali melayangkan tinjunya pada pemuda berkulit pucat itu. Ia meninju rahang bawah Sehan yang membuat pemuda itu jatuh tersungkur.

Abang Kus' Kosan | [Hanlis] - END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang