4.

1.4K 57 0
                                    

        Sebelum lanjut, jangan lupa vote(⌒o⌒), geratis kok:)

     

  Karena tidak fokus, Aqsa hampir saja menabrak pagar kokoh nan tinggi di depannya. 'Huh, ini semua gara-gara Andira.' ucapnya dalam hati. Yah, dalam sekejap makhluk bernama Andira itu mampu menarik segala perhatian Aqsa.

     "Pak! Bukain pagar! Gak dibuka dalam dua menit, Bapak kehilangan pekerjaan!!" ucapnya dengan tegas tampa bantahan.

    Di pos satpam, seorang pria paruh baya dengan cepat menghampiri Aqsa. Tanpa berbicara apapun, ia membuka lebar pagar besi tersebut. Hal seperti ini sudah sering dilaluinya. Dan jangan harap, omongan Aqsa adalah omongan kosong tak bertuah. Apapun yang keluar dari mulutnya, itulah yang akan terjadi. Jadi, jangan pernah berpikir untuk membantah ucapannya.

       Saat pintu pagar sudah terbuka lebar, Aqsa berjalan dengan santai menuju mobilnya. Dikemudikannya mobilnya menuju parkiran yang selalu ia tempati. Jangan pernah berpikir mobilnya adalah mobil mewah seperti anak muda, kebanyakan menggunakan mobil mewah untuk berfoya-foya. Aqsa bahkan hanya menggunakan mobil ferrari spider. Terserah kalian mau menganggap  Aqsa apa, yang jelas baginya mobil ferrari itu hanyalah mobil biasa yang murahan.

     Sepanjang perjalanan menuju kelasnya hanyalah pemandangan yang di anggap Aqsa melecehkannya. Padahal sekarang sudah waktunya untuk menerima pelajaran pertama tapi, mengapa masih banyak siswi yang berkeliaran?

Terlalu banyak siswi murahan yang memandangnya dengan minat secara terang-terangan. Dan Aqsa tidak menyukai hal tersebut, jika saja suasana dan kondisi sedang mendukung, mungkin Aqsa akan menjadikan salah satu di antara mereka sebagai penuntas hasratnya yang sedari pagi di tahannya. Yah, aksa sangat bernafsu untuk mencekik para siswi yang sering meneriakinya dengan tidak tau malunya. Kemarin, ia hanya bisa menghilangkan satu nyawa. Semua itu karena Andira. 'Ahh nama itu lagi.' pikir aksa.

***

   "Mie ayam sama  es cincaunya bu." Setelah berucap demikian, Aqsa berjalan dengan santai menuju meja bagian pojok. Pasti kalian berpikir, mengapa Aqsa ada di kantin. Bukannya ia baru sampai di sekolah, dan katanya sekarang waktunya jam pertama? Ah sudah-sudah, Aqsa malas menjawabnya karena ia sendiri tidak tau jawabannya apa. Yang jelas, ia mau makan.

    "Ini den, pesanannya." Setelah meletakkan semangkuk mie ayam ditambah segelas es cincau, Ibu kantin tersebut lantas meninggalkan Aqsa dengan senyum yang dibalas Aqsa dengan anggukan dan senyuman termanisnya. Jangan berpikir Aqsa adalah makhluk yang dingin, so cool dan sejenisnya. Karena sebenarnya Aqsa itu gampang berbaur jika ia berminat, hanya saja mungkin ia malas untuk melakukannya. Kalo ada yang gak ngerti, gak usah pusing. Karena Aqsa sendiri juga tidak mengerti dengan dirinya.

     "Bani, kok makan sendiri?"

   Pertanyaan mengganggu menurut Aqsa. Aqsa mendongak dan melihat siswi yang sedang menarik kursi di depannya.

      
    "Gak tau, gak ada yang nemenin makanya sendiri," sahutnya lantas lanjut memakan mie ayamnya.

 
   "Yaudah, gue temenin boleh?"

Basa-basi yang sudah basi menurut Aqsa.

"Boleh aja sih, btw lo siapa?"

    Siswi yang ada di hadapan Aqsa mendongak dan menatap Aqsa sebal.

"Masa gak tau gue si Ban, gue cukup terkenal loh. Gue yang dapat nobatan siswi tercantik. Masa lo gak tau?"

"Ohh, sorry. Gue lupa, mungkin." Bagaimana tidak lupa, cewek yang cantik kan banyak. Bukan cuman dia doang. Kepedean, menurut Aqsa.

Psycho StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang