cerita ara

19 2 0
                                    


"Bahkan setiap kata yang kamu ucapkan ga pernah aku anggap bercanda bay, termasuk kata cinta kamu".
- Karalina Dian

-------------------------------------------

"Selalu di sini ya ra, beriring do'a sepanjang hayat, dampingin bayu terus"

Rasanya, baru kemarin gadis itu mendengar rangkaian ucapan itu, masih tergambar jelas dibenaknya bagaimana raut wajah si pria saat mengucapkannya.

Hah. hidup memang selucu itu, dia yang dulu bersikukuh mengaku cinta, tapi kini bisa berlaku seolah tidak pernah merasakannya. Mungkin tidak mengapa jika kedua belah pihak berlaku serupa, tapi jika hanya seorang saja? Dan seorang lainnya tetap dalam rasa yang sama? Haha sakit lah. apalagi?

Mungkin bagi sebagian orang move on itu mudah, tapi bagi ara dan sebagian orang lainnya itu adalah hal tersusah, bagaimana bisa jika dia yang ingin kau lupakan tapi masih tetap sileweran dikehidupan mu? Sekarang dengan tidak tahu sopan santunnya datang ngasih undangan pernikahan lagi.

"Sial!" umpat ara.

Untung tadi ara sedang tidak dirumah, jadi dia tidak harus bertatap muka langsung dengan sipengirim, tapi kesalnya mama malah merecokinya sepulang bekerja.

"Ra dapet undangan tuh dari mantan, tuh kan ditinggal nikah, makanya move on dong ra, mama kenalin ke anak teman arisan mama gak pernah mau".

Move on dong ra, move on ra, ara sampai bosan mendengar kata-kata itu dari dua tahun yang lalu. Kalau dihitung mungkin ribuan kali sudah ara mendengarnya. Ara bahkan sampai tidak bisa membedakan mereka menyemangati atau malah mengucilkan, karna jujur ara malah merasa terkucilkan dengan kata-kata itu.

Dikira mereka itu semua gampang? Kalo boleh jujur sekarang ini, ingin rasanya ara merobek undangan yang ada di tangannya itu, atau pergi kerumah sipengirim sambil memaki-maki, "mana woy kata lu yang mau gua temani sampai mati?" tapi tentu itu bukan ara. Ara tidak bisa sebar-bar itu, sayangnya.

Bagi gadis 25 tahun itu, dia harus cukup dewasa untuk menyikapi itu semua, bukankah sejatinya kita hidup memang untuk pergi, terlepas dengan cara apa perginya, dan dalam artian apa perginya itu, kita semua pasti akan pergi.

Ara tertawa miris terhadap hidupnya, tapi mau bagaimana lagi, ara memang tidak boleh berlarut, seharusnya dia memang sudah melangkah maju dari dua tahun yang lalu.

Bukan ara tidak ingin mencoba, ara sudah beberapa kali mencoba, cuma pasti ujungnya ara selalu membandingkan mereka dengan bayu, dan memang asalnya manusia gak bakal ada yang sama, ara pun mau gak mau mengeliminasi semuanya, karena ya mereka gak ada yang lebih baik dari bayu.

Sampai akhirnya ara capek, dan berakhir sendiri seperti sekarang ini.

Kadang ara berfikir apa ini karmanya dulu ngegantungin bayu sebegitu lama? Yang ketika bayu beneran pergi dia baru sadar kalo dia juga cinta.

Tapi sayang nya terlambat, hati bayu sudah kembali tertambat, dan sialnya bukan ke ara lagi tapi.

Ara kembali teringat saat pertama bayu mengatakan kalau dia sudah menemukan yang baru.

Hari itu seharusnya adalah hari dimana ara menjawab "iya" untuk semua pertanyaan bayu selama ini.

Hari itu seharusnya menjadi hari dimana mereka menyatu dalam satu hubungan yang selama ini di nanti.

Tapi terlambat, ara dipukul telak sebelum sempat berucap, dengan satu kalimat "ra, aku baru jadian kemarin sama winny adik tingkat yang pernah aku ceritain".

Seketika semua kata yang sudah ara susun buyar, semua pengakuan yang ingin ara sampaikan tertelan kembali ke kerongkongan.

Pengakuan cintanya yang hingga kini masih menjadi rahasianya sendiri.

Ara memaksa diri untuk terlihat bahagia kala itu, sebagaimana kawan lama yang bahagia ketika melihat kawannya bahagia, dan ternyata penderitaannya tidak cukup sampai disitu.

Bayu ternyata mengajak winny, ingin memperkenalkan katanya. Ara kembali di haruskan memasang topengnya lebih lama.

Ara mau tak mau duduk kembali dengan tenang disaat satu-satunya yang ara inginkan saat itu adalah pulang.

Ara di tuntut untuk mengeluarkan senyum manis saat yang ara inginkan sebenarnya adalah tangis.

"huh, udah ah terlalu jauh ngelanturnya ini aku, sepertinya aku butuh mandi untuk mendinginkan hati" pikirnya.

*****************

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA PENDEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang