"Bilang aja kalau mau kenalan."
Kalimat itu ia lontarkan saat kami berdua berdiri di balkon rumah Aji.
Aku, dan beberapa orang lainnya sedang merayakan ulang tahun Aji 'Si Teman Tersayang', termasuk dia yang menjadi salah satu nama yang tertera dalam 'List Sohibnya Aji'.
Kami baru bertemu pertama kali, hari ini, saat ulang tahun Aji. Mungkin karena dia merasa diperhatikan olehku sejak tadi, karena menurutku dia merupakan sosok baru di rumah Aji.
Bukan apa, tapi aku baru pertama kali melihat seorang teman Aji yang satu ini, padahal rumahku dan Rumah Aji hanya berjarak satu rumah.
Dia menghadapkan tubuhnya padaku, mengulurkan tangan, sambil melihatku dengan tatapan... Tak suka?
"Yudha."
Aku hanya melihat tangannya.
Mau kuterima, tapi untuk apa?
Raut wajahnya saja sudah nampak malas untuk mengulurkan tangan. Seulas senyum -yang menurutku akan terlihat menyebalkan- aku beri kepadanya.
"Siapa yang bilang mau kenalan?" tanyaku kepadanya, menurutku sih terdengar menantang.
Setelah itu aku memalingkan muka, melihat pemandangan dari balkon rumah Aji lebih menyenangkan dari pada melihat ekspresi laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai Yudha itu.
Dia sekali lagi menjulurkan tangannya lebih dekat padaku, tak lupa dengan memiringkan kepala untuk melihatku. Belum mau menyerah rupanya. Dia kini mengulas sebuah senyum, senyum yang kaku.
"Gue Yudha."
Ck. Dia memang sedang malas tersenyum atau memang senyumnya sekaku itu?
"Mala."
Aku sambut tangannya kali ini, meskipun masih agak sedikit malas setelah melihat ekspresinya.
Kami tidak mengobrol terlalu banyak saat itu. Setelah bersalaman pun kami hanya berdiam diri sambil melihat satu sama lain, seperti sedang melakukan permainan adu ketahanan mata.
Setelah perkenalan itu, aku tidak tahu kalau nantinya Yudha akan terus ada dalam hidupku, entah untuk mengganggu, atau menjatuhkanku.
Pokoknya, Yudha itu...
Ah!
Banyak sekali yang ingin kusampaikan jika berkaitan tentang makhluk bernama Yudha ini, mau kamu dengarkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Sweetheart
Short StoryOrang bilang, kalau pengen kenal dekat sama Yudha harus naik turun gunung dulu. Kalau begitu, kenapa jalanku untuk mengenal Yudha bisa secepat dan selancar seperti mengemudi di jalan tol? Kata Yudha sih, "karena sudah nasibnya Nirmala, ngapain har...