Suasana ramai pedagang kaki lima di pinggir jalan, tidak lantas mempengaruhi dua insan yang sejak tadi hanya diam tanpa ada yang berniat memulai pembicaraan.
"Kenapa kamu tega nyembunyiin hal sebesar ini dari aku?" tanya seorang gadis dengan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk mata indah nya.
"Aku gak ada pilihan lain Tha," jawab sang pria dengan wajah tak kalah lesu.
"Tiga tahun bukan waktu yang singkat, Dhen. Tiga tahun juga kamu sembunyiin kenyataan kalau kamu sudah berpindah keyakinan, kamu bukan lagi seorang muslim. Sedangkan selama ini kamu tahu kalau aku seorang mualaf. Gimana kamu bisa tega nyembunyiin hal sepenting ini selama tiga tahun hubungan kita," seru gadis itu dengan nada kecewa yang kentara.
"Aku takut kalau aku jujur, kamu bakal ninggalin aku, Len. Aku cinta sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu." Dhenny memegang kedua tangan Magdalena, takut kehilangan gadis itu.
"Kamu kira dengan kebohongan ini, aku akan tetap bersama kamu? Enggak Dhen," bentak Magdalena, gadis itu menghempaskan tangan Dhenny. "Kita gak mungkin hidup bersama dengan keyakinan berbeda."
"Bisa, Len ... pasti bisa."
"Nggak Dhen. Buat aku keyakinan harga mati. Dari awal kamu kan tahu kalau aku menjadi mualaf karena rasa cinta aku ke Allah. Dan rasa cinta ku itu lebih besar dari rasa cinta ku kepada manusia. Lebih baik kita menjadi teman, teman yang saling menghargai keyakinan masing-masing."
Hay..hay.. Cerita ku ini sebagian terinspirasi dari kisah pribadi ku. Bagaimana perjalan kisah ku menjadi seorang mualaf.
Tentunya cerita ku ini tidak aku buat sama persis dengan kisah hidup ku. Aku tambahin bumbu-bumbu dikit. Tapi hampir tujuh puluh lima persen dari kisah hidup ku.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHADAT CINTA
RomancePada dasarnya semua agama itu baik, hanya cara beribadahnya yang berbeda. Aku merasa ada yang kurang tepat dengan cara ku melakukan ibadah. Seperti ada tempat yang kosong di hati ku sekarang. sampai suatu saat, aku mengalami kejadian yang mempertemu...