Prolog

28 4 0
                                    

Senja itu, ditemani semilir angin sejuk menerpa kulit diakhir musim panas. Jeon Jungkook kembali merangkai harapan.

Lebih besar dari sebelumnya. Berharap bahwa musim panas kali ini, akan menjadi satu lagi keajaiban untuknya.

Tepatnya, saat tungkainya terus berlari lebih cepat. Tanpa peduli bahu menabrak pejalan kaki dikanan kiri ditrotoar.

Karena fokusnya hanya satu. Ia harus segera sampai dihalte itu. Tempat yang amat sangat ia yakini kebahagiaannya berada.

Pipinya basah, entah karena keringat akibat lelah ataupun cemas. Atau justru air mata yang mendesak keluar.

Yang pasti ia hanya tahu satu hal. Bahwa penderitaannya akan segera berakhir.

Malam malam yang begitu mencekam, sepi, dan sesak. Akan segera berakhir. Rasa rindu yang membuncah, dan perasaan bersalah yang begitu menggerogoti akan terobati.

Karena tepat saat ia memberhentikan langkah sekitar satu meter dari halte.

Ia bisa melihat, bagaimana wanita itu berdiri.

Semuanya masih sama seperti memori memori usang yang telah ia rekam di kepala.

Rambut kuncir kuda, dengan anakan rambut disekitar pelipis yang tak ikut terikat, terkena terpaan angin halus.

Kaos lengan panjang dimusim panas, tidak buruk. Sebab Jungkook tahu ada sesuatu yang menyakitkan dibaliknya untuk disembunyikan.

Wajah yang begitu ia ingat sedang tersenyum bahagia dipertemuan terakhirnya, sebelum hal buruk itu datang.

Lalu saat wanita itu masih menundukan kepalanya dipinggir troatoar, menunggu giliran bisnya datang. Sembari menggerakan tungkainya acak.

Jungkook mendekat. Menahan buncahan dihatinya. Mencoba menenangkan detakan jantungnnya yang menggila seperti ingin terlepas dari tempatnya.

Menahan diri untuk tidak langsung berhambur memeluk sang pujaan hati sebab rindu yang sudah ia pupuk enam tahun lamanya.

Berusaha menyapa, walau kerongkongan terasa tercekat. Nafas masih terengah dan pandangan yang mengabur, menahan genangan disudut mata.

"Lee Jian? "

Suaranya bergetar dan terdengar lirih.

Tapi mampu terdengar sampai ke pemilik nama. Merasa terpanggil ia pun mendongkakkan kepala kesamping.

Saat itulah, saat matanya menatap lurus ke sumber suara, kemudian membola karena terlampau kejut dengan sosok didepannya.

Jungkook tahu, bahwa musim panasnya, akan kembali berbeda. Terlebih saat suara manis si wanita yang begitu ia rindukan, menyapa pendengaran.

Membuat detak jantungnya bertambah berkali lipat. Menyematkan senyum tipis yang sebelumnya tak pernah muncul ke permukaan setelah enam tahun lamanya.

"Jeon Jungkook sunbae? " []

aku ga tahu, tulisanku ini layak atau tidak.
tapi ide cerita ini sudah mengerak dikepala.
jadi rasanya kalau ga dikeluarin sayang.

aku harap ada yang suka sama cerita ini.

karena ini masih prolog, tentunya masih banyak kejutan kejutan yang akan kalian dapat dari cerita ini.

sejauh ini, menurutku cerita ini lah yang paling baik yg pernah kufikirkan idenya.

kuharap kalian suka.

dan ayo kita ketemu sama Jeykey lagi dilain chap 💜

AzkaHd

-18 juni '20

Another SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang