Bimbang

21 5 3
                                    

Aku Nadin,Nadin Natalia Husna.

Aku adalah anak tunggal dari bapak sutoyo dan ibu karlina.sebenarnya aku sempat punya saudara kembar,namun dia tak dapat diselamatkan ketika kami lahir karena ada kelainan jantung.Aku berasal dari keluarga yang biasa saja.Rumah tangga kami tergolong rumah tangga yang aman dan tenteram.Kami tinggal di sekitar daerah bogor,namun kami termasuk keluarga yang tinggal di tempat yang terpencil,hingga kami baru menemui rumah warga sekitar 5 kilometer lagi.jarak antara rumah kerumah warga yang lain agak jauh.

Sebenarnya kami sudah sering berniat untuk menjual rumah kami ini,namun tidak ada satu orang pun yang mau membelinya,padahal aku sudah punya rencana untuk melanjutkan sekolah ku dengan kuliah di kota bogor ini,karena menurutku jika terlalu jauh akan menyulitkan aku untuk bertemu orang tua ku yang usianya sudah cukup tua.sedangkan,jika aku harus mengekos mungkin akan membutuhkan biaya yang cukup besar.Jadi,aku tetapkan untuk mencari pekerjaan walaupun harus jauh dari rumah kami,toh itupun tidak memungkiri kita untuk sukses.

****

Drrttt drrtt drrt....
Bunyi suara ponselku yang semalam tak sengaja ku letakkan di bawah bantalku,tak lain suara itu dari alarm yang aku buat agar aku tidak lagi merepotkan ibuku untuk membangunkanku setiap paginya.

Waktu menunjukkan pukul 05:30,aku segera membuka mataku sembari membaca do'a.aku pun segera membuka jendela kamarku yang sejurus sekali dengan pemakaman di kampung kami,pagi ini masih terlihat sangat gelap untukku lihat sekitaran rumah kami.

Aku pergi masuk ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan tubuhku.aku tidak membasahi rambutku karena menurutku pagi itu sangatlah dingin hingga membuat bulu-bulu di tanganku jadi berdiri.Aku segera mengeringkan wajahku yang basah karena terkena air wudhu,disitu aku berniat untuk melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu.

****

Setelah aku siap aku turun ke bawah untuk menolong ibuku menyiapkan sarapan,dan itu sudah jadi kebiasaanku di setiap harinya.
Dari ujung tangga aku sudah melihat ibu yang tengah sibuk dengan sudip di tangan kanannya,dan tengah berdiri serius di depan kompor.Seperti anak gadis yang lain biasanya, aku lebih akrab dengan ibuku daripada bapak.

***
Setelah sarapan selesai dibuat, aku, ibu dan bapak menyantap sarapan tersebut bersama-sama sembari diiringi dengan obrolan.

"Nak,hari ini kamu mau kemana?"Tanya bapak dengan suara lembut.

"Rencananya Nadin mau cari kerja di kota, pak.Do'ain aja supaya Nadin lancar nyari kerjaan nya." Jawabku.

"Iya,pasti nak.kita do'ain yang terbaik buatmu". Lanjut ibu sembari tersenyum tulus.

"Yaudah buk,pak.Nadin pamit pergi dulu ya,nanti takutnya malah kesiangan,kan mau ke kota jaraknya lumayan jauh." Pamitku sembari mengacungkan tangan kananku.

"Iya nak,hati-hati dijalan.jaga diri baik-baik." Kata Bapak sambil menguyah makanan yang sedari tadi ia tahan di mulutnya yang ku balas dengan anggukan.

"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." Jawab orang tua ku.

***

Lanjut atau gak nih?
Tolong coment nya dari temen semua.
Kalo ada typo kasih tau ya:)

Secercah DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang