Perjalanan dari rumahku sampai ke kota lumayan jauh,karena rumahku termasuk rumah yang sangat terpencil.Awalnya aku harus menyusuri hutan terlebih dahulu untuk sampai ke jalan raya.Namun,aku tak pernah merasa ketakutan melewati hutan dari kediamanku,karena aku juga termasuk seseorang yang amat beruntung telah diberikan kemampuan untuk melihat hal-hal yang tak sembarang orang bisa melihatnya.
***
Sesampainya di kota aku bertemu dengan seorang mahasiswa dari Sma 5 Merdeka.Namanya Erina,nasibnya hampir sama dengan nasibku.Dia hanya anak rantau yang sudah yatim piatu,dia tinggal bersama bibinya yang baru saja meninggal dunia seminggu yang lalu.Akhirnya dia pun harus merantau dan mencari pekerjaan di kota.Dari logatnya sepertinya dia adalah keturunan jawa,sebenarnya dia berasal dari Cilacap.Hanya saja,dia terpaksa meninggalkan kampungnya dan harus tinggal bersama bibinya di bogor.Aku juga sebenarnya keturunan orang jawa,tapi aku tidak mampu berbahasa jawa.
Aku sempat berbagi cerita dengannya.
"Mbak asale dari mana?" Ujarnya medok diselingi senyum manis dari giginya yang gingsul.
"Kalo aku asalnya dari kampung getir,kalo kamu dari mana?" Jawabku.
"Kalo saya sebenernya dari Cilacap mbak aslinya,tapi semenjak orang tua saya udah meninggal ikut tinggal sama Bibi,tapi..." katanya tersendat.
"Tapi apa?? Jawabku diiringi rasa penasaran.
"Sekarang Bibi juga uwes meninggal karena sakit,jadinya yo saya pilih merantau wae." Lanjutnya dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Ohh..maaf ya,gara-gara saya mbak jadi sedih.Yang sabar ya mbak!" Ujarku yang merasa tak enak hati.
"Iyo,ndak apa-apa mbak.Wong saya sendiri yang duluan cerita sama mbak kok." Ucapnya menyangkal perkataanku.
"Mbak lahire tahun berapa sih?" Lanjutnya bertanya.
"Saya lahir tahun 2000,Mbak.Belom lama tamat SMA kok.Kalo Mbaknya?"
Tanyaku kembali."Owalah yo sama aja Mbak." Ujarnya sedikit terkaget.
"Wahh,berarti gausah panggil mbak lah,panggil nama aja,Aku Nadin"
"Hehe..iya mbak Nadin.Ehh maksudnya Nadin,aku Erina." Ucapnya dengan nada yang kaku.
"Kita tujuannya sama,kamu mau cari kerjaan kan?" Kataku.
"Lah iyo din,kalo ndak cari kerja besok-besok perut saya mau dikasih makan apa." Jawabnya sembari mengelus-elus perutnya.
"Hehe..iyaiya.Kita senasib nih" kataku terkekeh melihat tingkahnya.
Waktu pun berlalu,tak terasa ternyata kami yang tadinya sibuk mengobrol sekarang sudah sampai ke kota,aku dan Erina sudah sepakat untuk mencari pekerjaan bersama-sama,karena aku sudah sangat merasa cocok dengan dengannya dari awal aku berbincang dengannya.
Sesampainya kami di kota, Erina yang sedari tadi lapar mengajakku makan di sekitar kaki lima,sepertinya dia adalah gadis yang baik dan sederhana,dia juga gadis yang memiliki sikap ramah dan penuh sopan santun.Kami menuju rumah makan padang yang terletak di pengkolan,diatasnya juga dipayungi oleh pepohonan yang rindang.
(seperti yang kalian tau orang jawa emang mayoritasnya ramah dan sopan kan guys:v)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Darah
HorrorKisah seorang gadis indigo yang dikepung oleh hal-hal gaib. Judul:Secercah Darah Tema:Horor Tokoh Pemeran: -Nadin -Pak Sutoyo (ayah nadin) -Ibu Karlina (Ibu nadin) -Erina -Zikri -Fathul