Teman Baru

32 9 2
                                    

"Nataaaaa. Renataaaa!" teriak Nada di depan rumahku.

Aku pun dengan antusianya keluar dan menghampirinya dengan rambut panjang gelombangku yang acak-acakan.

"Naaaaa..." teriakku yang langsung terhenti setelah melihat Nada yang ternyata membawa sekelompok teman kompleksnya.

Aku pun langsung kembali masuk ke rumah dan menuju kran air untuk membilas wajah masamku.

Setelah itu, aku keluar menuju Nada dan menyuruhnya masuk ke rumahku.

"Nada masuk dulu dong. Maaf ya aku terlambat nyuruh kamu masuk" ucapku dengan ketawa lugu.

"Iya gapapa tapi aku ga usah masuk, soalnya aku dan temanku cuman datang buat jemput kamu terus kembali ke rumah. Di rumahku juga ada temanku yang lain jadi kita bisa main bersama di sana" jawab Nada sambil memberikan kode agar aku lebih cepat bergegas.

"Tapi aku malu ke rumah kamu kalau teman kamu banyak" balasku dengan semangat yang sedikit menciut.

"Gapapa kok. Kita bisa lebih saling mengenal" tutur teman Nada dengan ramah.

"Hmmm. Tapi aku izin dulu ya" ucapku.

"Oke. Cepetan ya Nata" balas Nada.

Aku pun langsung lari menuju mama untuk meminta izin ke rumah Nada.
Setelah bernegosiasi waktu main, aku langsung terbirit keluar menuju Nada.

Kami langsung menuju rumah Nada.

Setiba disana, ternyata sudah ada beberapa teman kompleks Nada yang datang untuk bermain salon-salon dan menjadi princess kayangan sehari.

Seperti weekend pada umumnya. Hari minggu ini kita habiskan di rumah Nada. Hari liburan nasional yang tentunya tak pernah aku lewatkan untuk bermain.

Aku, Nada, dan temannya yang lain menjadi dekat seolah sudah kenal sejak lama. Kami bermain tanpa perkenalan dan bercerita sedikit mengenai kasmaran. Teman kompleks Nada yang telah menjadi temanku juga, rupanya sudah ada yang pernah suka sama cowo. Tetapi wajar saja, karena ia telah duduk di bangku kelas 2 smp. Namanya Rika, teman kompleks yang rumahnya sedikit jauh dari rumahku.

Ia menceritakan segelintir hal yang ia alami selama menyukai seorang cowo di sekolahnya. Dan disaat itu dia hanya bercerita kepadaku, padahal hari itu pertama kalinya kami bertemu dan saling mengenal.

Nada dan yang lain masih asik bermain, tapi kami tak memedulikannya.

Setelah mendengar segala ceritanya, aku tak merasakan apapun dan tak tergubris sedikit perasaan wow di hatiku. Tapi maklum, aku masih duduk di bangku kelas 1 smp yang untuk merasakan kisah cinta saja, aku tak punya waktu.

Tiiing tiiing tiiing tiiiing tiiing
Jam dinding Nada berbunyi 5 kali yang menandakan waktu pukul 5 sore. Kami pun merapikan mainan Nada dan langsung berpamitan pulang pada mami.

Aku berjalan bersama Sita, salah satu teman baruku yang blok rumahnya searah dengan blok rumahku.
Selama berjalan, perbincangan singkat mengisi waktu hingga aku akhirnya sampai di rumahku. Kami melakukan ritual say good bye yang menantikan pertemuan selanjutnya. Sita pun kemudian kembali berjalan.

Guess MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang