Chapter 4

510 70 12
                                    

"Lho, Namjoon hyung kemana, Jimin hyung?" Jimin yang sedang mengelap meja mendongak dan mendapati Jungkook yang menghampirinya sambil mengikat apronnya.

"Namjoon hyung sedang pulang, mungkin besok baru kembali" Jungkook hanya mengeluarkan 'oh' sebagai jawaban sebelum beranjak ke tempat cuci piring dan mencuci sisa piring yang masih kotor. Hari itu hari Senin, karenanya selain waktu makan siang dan makan malam suasana restoran agak senggang, itu juga kenapa Namjoon memilih untuk beranjak pulang karena ibunya sudah beberapa kali menelepon.

Sesampainya di area kediaman keluarga Kim, pintu gerbang dibuka dan Namjoon, yang Kembali menggunakan bis serta berjalan kaki untuk menempuh jarak sisanya, disambut oleh beberapa pelayan yang memberi arahan untuk segera mengunjungi ruang kerja ayahnya. Setelah dua ketukan, Namjoon dapat mendengar ayahnya mempersilahkan masuk.

"Hai ayah" tuan Kim mendongak dari korannya dan masih memandang anaknya dengan tatapan datar. Tumben sekali anak ini mengetuk pintu lalu menyapa?

"Hm ya duduklah nak" tuan Kim pun beranjak dari kursinya dan berpindah untuk duduk di sofa, di samping putranya untuk lebih tepatnya.

"Bagaimana kabar ayah? Semua sehat – sehat kan?" pertanyaan Namjoon Kembali membuat tuan Kim bingung.

"Hei siapa kau? Aku tidak ingat memiliki putra yang santun sepertimu" tuan Kim tertawa, begitu pula dengan Namjoon.

"Semuanya baik, adik mu tidak sabar ingin bertemu dengan mu, Monie juga merindukan tuannya. Kau sendiri bagaimana? Apa yang terjadi hingga anak ayah bisa jadi sebaik ini?" Namjoon tersenyum kikuk, Ia bingung bagaimana harus menjelaskan nya karena memang ceritanya sangat panjang. Jujur Ia sendiri pun tidak tahu bahwa Ia berubah sedrastis ini hanya dalam kurun waktu yang dirasa singkat untuk mengubah kebiasaan buruk seseorang.

"Ceritanya panjang ayah"

"Oh ya? Ceritakan saja, waktu ayah sedikit luang hari ini" setelah berpikir untuk mulai dari mana, Namjoon pun menceritakan segala kejadian yang menimpanya selama Ia dihukum diluar rumah. Bagaimana pada awalnya Ia sangat tergantung pada uang untuk menyenangkan dirinya sendiri, lalu bertemu dengan seseorang mulai mengikis wataknya yang keras untuk menjadi lebih menerima pendapat, masukan orang lain, serta Ia memahami betapa pentingnya dan sulitnya mengumpulkan uang.

Selama Namjoon bercerita, ayahnya mendengarkan dengan seksama dan merespon sesekali dengan antusias. Ruang kerja yang selama ini hanya menjadi tempat pengambilan uang kini terasa berbeda bagi tuan Kim. Ia yang juga merenung selama putra nya tidak hadir dirumah, menyadari bahwa Ia harus menghabiskan lebih banyak waktunya untuk anak – anaknya.

"Asyik sekali ceritanya, kenapa ibu tidak diajak?" tanpa disadari kedua pria di ruang kerja tersebut nyonya Kim melangkah masuk dengan anggun, membawa satu nampan kecil berisi tiga gelas teh panas dengan aroma yang menenangkan. Namjoon berdiri kemudian membantu ibunya menyajikan ketiga gelas tersebut dan meletakkannya di meja. Nyonya Kim terdiam dan mencuri pandang pada tuan Kim seolah mencari jawaban, sementara tuan Kim hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

"Namjoon oppa! Kenapa pulang tidak bilang??" Geong Min langsung mendobrak masuk pintu ruang kerja ayahnya dan berhamburan menuju sofa, menempatkan diri di samping Namjoon yang kemudian hanya tertawa dan merangkul adik perempuan satu – satunya itu. Sementara nyona Kim mendudukkan diri di samping tuan Kim. Sisa hari itu pun dihabiskan untuk menceritakan kisah mereka masing – masing setelah selang waktu tidak berjumpa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cookies BluesWhere stories live. Discover now