EPS 04 - RENCANA MAMA

1 0 0
                                    

Pagi yang cerah. Matahari yang muncul dibalik bukit menambah pesona alam pagi itu. Kicauan burung-burung yang penuh semangat, terdengar seperti nyanyian merdu, dipadu gemericik ranting yang saling bergesekan karena semilir angin.

Mumpung hari Minggu, Arka menyempatkan paginya itu untuk menikmati indahnya mentari. Ia berharap semoga keindahan seperti ini takkan pernah usai ia nikmati.

Namun paginya hari ini harus terganggu oleh teriakan seorang malaikat yang melahirkan dan membesarkannya itu.

"ARKA!!!!! RANTANG KEMARIN YANG MAMA SURUH ANTAR KE BANG SARLIM DIMANA KAMU NYIMPENNYA!!!???."

' Mampus! Ketahuan gua. Mending gua pura-pura masih tidur aja deh.' Batin Arka.

Namun ketika Arka hendak menarik selimutnya, suara ketukan pintu dari luar yang kemudian disambung dengan salam terdengar. Suaranya tidak begitu asing bagi Arka.

"Assalamualaikum, Bibi."

"Waalaikumsalam, eh gadis yang cantik. Ada apa sayang?." Tanya Mama Arka.

"Ini Bi, Rini mau mengembalikan rantang yang kemarin Arka anterin ke bang Sarlim. Makasih ya bi, sayur dan lauknya enak banget." Puji Rini.

"Hehe iya sama-sama. Manggilnya jangan bibi gitu dong, panggil saja Bude. Saya ini sudah tua jadi udah ga pantes dipanggil bibi." Ucap Mama Arka tersenyum kecil.

"Iya Bi-eh Bude. Hehehe, kalau begitu Rini pamit ya Bude. Salam sama anak Bude, Arka. Assalamualaikum." Rini pun kemudian pergi dari rumah Arka. Setelah dirasa cukup jauh, Arka pun keluar dari kamarnya.

"Siapa tadi Ma? Rini?." Tanya Arka.

"Iya. Dia kesini cuma mau anterin rantang mama aja. Pantesan mama cari-cari didapur ga ketemu, ternyata ketinggalan toh dirumah bang Sarlim." Jawab Mama.

"Maaf Ma Arka gak ngomong dari awal. Arka takut kalau mama bakal marah nantinya." Ucap Arka bernada kecil.

"Yang marah siapa to? Gak mungkin mama marahin anak mama yang ganteng ini." Rayu Mama sambil mengelus rambut Arka.

' Sepertinya mama mulai kesambet sesuatu nih. Apa jangan-jangan Rini punya ilmu memperlunak hati yang keras sampai-sampai mama jadi baik banget begini?.' Lagi lagi Arka negative thinking sama Rini dan mama.

"Oh iya Ma, Uang yang kemarin belum sempet Arka kasih ke Rini. Gimana dong Ma?." Tanya Arka sedikit bingung.

"Nanti kamu kesana lagi, sekarang kita sarapan dulu yuk." Ajak Mama.

Kami berdua pun berjalan bersama menuju dapur untuk sarapan.

"Loh Ma? Cuma sepiring? Nasi untuk Mama mana?." Tanya Arka karena memang di atas meja tersebut hanya tersedia satu piring nasi dan lauk tadi malam.

"Ga usah mikirin Mama, kamu makan aja. Makan yang kenyang." Jawab Mama Arka.

"Ga bisa gitu dong Ma, Arka jadi ga enak sarapannya kalau mama ga ikut sarapan." Protes Arka.

"Mama udah sarapan kok tadi. Makanya mama sisain satu piring buat kamu." Jawab Mama tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

"Bener ya Ma! Oke deh kalau begitu Arka makan dulu ya Ma!." Arka pun kemudian makan dengan lahapnya sedangkan mamanya hanya memandanginya dengan harapan anaknya tidak tahu penderitaannya sekarang ini.

"Oh iya Ma, kenapa masak nasinya sedikit Ma?." Tanya Arka.

"Ada apa memangnya nak? Kamu masih lapar?." Tanya Mama kembali.

"Enggak Ma, apa jangan-jangan stok berasnya sudah habis?." Timpa lagi Arka.

"I-iya nak, tapi ga apa apa kok. Nanti sore Mama beli lagi ke pasar. Kamu anterin mama ya!." Pinta Mama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOT_THE_SAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang