Part 4

27 4 3
                                    

Pagi telah tiba dimana sang surya mulai menampakkan sinarnya pada dunia dan gadis itu masih saja terlelap dengan gaya tidur yang sudah tak beraturan lagi, hingga terdengar suara langkah kaki mendekati  pintu kamarnya pelan pelan seseorang membuka pintu kamar itu dan mendekati gadis tersebut dan membisikkan sesuatu ketelinganya
"Bangun Fiona sudah pagi ga baik perawan kok bangun kesiangan" rupanya seseorang tersebut adalah nenek Fiona

Meskipun hari minggu nenek Fiona tak pernah membiarkan Fiona bangun siang ia selalu menyuruh Fiona untuk melakukan hal hal yang selayaknya seorang anak gadis pingitan yang harus belajar mengurus rumahnya

Gadis itu melenguh sembari meregangakan otot otot nya yang kaku setelah bangun tidur
"iya Oma, Fiona bangun" sambil mengusap usap matanya dan bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri
"Nanti selesai mandi turun kebawah ya" teriak Oma suapay Fiona mendengar nya dari dalam kamar mandi

setelah selesai mandi Fiona pun langsung membereskan tempat tidurnya dan langsung turun ke bawah membantu Bik Idah yang sedang memasak untuk sarapan mereka
"Bik ini bumbunya bener kan  ga ada yang kurang"
tanya Fiona yang sedang memasak sop iga kesukaan nya dan Oma nya
Bik Idah langsung mengambik sendok dan menyicipi masakan tersebut
"hmm enak kok non seperti biasanya"
"Syukur deh" jawab Fiona lega

Setelah Fiona menyelesaikan
pekerjaan rumahnya tiba tiba suara bel pintu rumahnya terdengar, Fiona pun membukakan pintu tersebut alangkah terkejutnya ia setelah tau siapa yang datang pagi pagi kerumahnya ia adalah lelaki yang paling ia tidak suka murid pindahan sepupunya Alya yang tak lain ialah Gibran
"Selamat pagi nona Fiona" sapa Gibran dengan senyum lebar mengarah ke Fiona
"Heh lo tau darimana rumah gue?" tanya Fiona dengan ekspresi bingung
tak selang waktu lama seorang gadis yang paling ia kenal menunjukkan dirinya yang sedari tadi bersembunyi dibelakang tubuh besar Gibran dia Alya
"Gausah bingung gue yang ngajak Gibran ke sini hhhe" Fiona pun mengijinkan dua orang tersebut untuk memasuki rumahnya
"Ngapain lo pagi pagi ngajak Gibran ke rumah gue?" tanya Fiona kepada Alya
"Gue mau ngajakin lo main ,gue ngajak Gibran karna nyokap gue gabakal ngijinin gue keluar kalo gue ga ditemenin Gibran"
jawab Alya dengan nada lesu
"kok bisa gitu ?" Fionq heran
"ceritanya panjang"
Jawaban Alya sukses membuat Fiona semakin penasaran karena biasanya mamanya Alya ga pernah se protektif itu kepada Alya

"Yaudah deh kalian kau minum apa biar gue ambilin" tawar Fiona kepada Gibran dan Alya
"Apa aja lah Fi" jawab Alya
"Gue mau dong dibikinin kopi" jawab Gibran dengan santainya
"oke2 sebentar"
Fiona pun kembali dengan membawakan minuman untuk Alya dan Gibran
"makasih cantik" Gibran pun langaung menyerutup kopi buatan Fiona dan ia pun menyukainya
"lo pinter juga ya ternyata bikin kopi cocok buat calon istri gue" dengan PD nya Gibran mengatakan itu didepan Alya dan Fiona
"Dih ogah gue jadi istri lo amit2" jawab Fiona dengan risih
Alya pun tertawa terbahak bahak mendegar Gibran berkata seperti itu didepan Fiona
"Apasih lo Al malah ngetawain gue" Gibran dengan ekspresi malas
"oh iya Al gue mau ngajakin lo nyewa tempat buat pesta ultah gue lo mau kan?" ajak Alya
"boleh boleh aja si, sama tu bocah juga?" sembari menunjuk Gibran
"iyalah dia yang paling tau soal beginian"
"yaudeh deh gue ganti baju dulu"
Fiona langsung menuju kamarnya dan mengganti bajunya dengan setelan celana jeans dan sweater putih kesukaanya

Akhirnya mereka bertiga pun menuju lokasi menggunakan mobil Gibran ke tempat dimana Alya akan mengadakan pesta ulang tahunya yang ke 18 dalam perlanan Gibran tak henti hentinya melirik Fiona yang duduk dibsebelahnya dengan tatapan penuh arti

MERPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang