***
2015
Seorang perempuan tengah mengendarai mobil mewahnya. Sesekali melirik jam yang melingkar di tangan kiri dengan bibir komat Kamit menyalahkan kakaknya. Ya benar, ia telat karena kakaknya. Tugas yang harus ia kumpulkan hari ini telah hancur disebabkan oleh keteledoran kakak yang tidak sengaja menumpahkan susu dikertasnya, sehingga mengharuskan dirinya menyalin ulang tugas tersebut
"AISHHH"
Perempuan tersebut sudah tak dapat menahan emosi lagi, emosinya bertambah disaat parkiran penuh, dan dia tak sengaja menyenggol sebuah motor.
"Pak, minta tolong parkirin mobil Ashlyn"
Teriak Ashlyn kepada lelaki tua berseragam yang lagi duduk bersantai di area parkiran. Laki laki tua tersebut merupakan satpam di sekolah Ashlyn
Setelah menyerahkan kunci mobilnya, Ashlyn berjalan kearah motor yang jatuh karena ulahnya. Ia memperbaiki posisi motor tua tersebut
"7:25"
"5 menit lagi"
Ashlyn berlari kearah kelasnya yang berada di lantai 2, ia takut telat, ia harus mendapatkan nilai sempurna semester ini. Semester lalu ia hanya mendapatkan juara 2 dikelas. Ia bertekad harus mendapat juara 1 semester ini.
Helaan nafas pasrah ia keluarkan saat melihat pintu kelas telah tertutup. Mengingat bahwa jam pagi ini merupakan jam fisika yang diajar oleh guru yang paling ditakutkan oleh siswa. Ashlyn sebenarnya tidak takut sama sekali, namun ia telat dipercayai oleh guru itu, ia hanya tak ingin mengecewakan orang yang telah mempercayainya.
"Permisi pak, maaf terlambat, tadi ada masalah dirumah"
Ucap Ashlyn setelah ia memiliki keberanian untuk masuk ke dalam kelas, dan berjalan menjadi pusat perhatian oleh teman kelasnya
Namun harapan Ashlyn hilang disaat tidak ada senyum di wajah guruny tersebut
"Kerjakan"
Sebuah kertas berisi beberapa soal ia terima, belum sempat ia mengucapkan sepatah kata,
"Kerjanya diluar"
Ashlyn hanya mengangguk lesu seraya berjalan keluar kelas. Ia pun memilih untuk mengerjakannya di kantin, sekalian mengisi perutnya
***
Setelah sampai dikantin, Ashlyn memesan mie ayam, lalu duduk dipojokan. Kantin terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang mungkin saja kelasnya lagi jam kosong
"Apa apaan ini, ya kalau pelajaran biasa mah , gue ahlinya. Lah ini? Aduh, Napa soal olimpiade sih? Emang otak gue sepinter itu?" Gerutu Ashlyn setelah membaca soal dikertas itu. Jumlah soal nya ada tiga, dan berisi soal olimpiade fisika
Ashlyn segera menghubungi temannya yang ia kenal pintar itu
"Kevin"
"Apa? Tumben Lo"
"Ini nih, bantuin, gw dihukum, dikasih soal olimpiade sama pak ardi"
"Wkwk soal itu gue juga Gk bisa lyn, tapi gw ada kenalan, kebetulan lgi Jam kosong. Lo dimana? Ntar gw panggilin temen gw"
"Dikantin, pojok"
"Ok tunggu"
Tuttt
Setelah makanannya datang, Ashlyn memilih untuk menyantap mie ayam yang terlihat menggoda itu. Hmm
"woi"
Ashlyn yang sedang asik makan, tersentak. Kevin duduk disampingnya, disusul oleh cowok yang tidak Ashlyn kenali. Ia duduk tepat didepan Ashlyn.
"Mana soalnya, nih gue bawa temen" ucap kevil melirik ke arah cowok tadi
"Oiya, ini namanya Axel"
Ashlyn pun mengangguk patuh, lalu menyerahkan kertas dan pulpen yang tergeletak di samping makanannya
"Oiya, pesen makanan gih kalian"
"Yey, tau aja Lo lyn. Axel, samain aja ya, gue pesen mie ayam dulu"
Kevin terlihat semangat lalu pergi untuk memesan makanan. Ashlyn yang menghentikan makannya, memilih untuk memperhatikan Axel yang kini sedang mencoret coret kertas itu dengan angka angka
Ashlyn tertegun, Axel sangat manis, kulitnya agak coklat, wajahnya terpahat sempurna, alisnya tebal dan bibirnya Gilak seksi parah Dimata Ashlyn. Apalagi saat ia sedang fokus mengerjakan soal itu, ia tidak peduli dengan sekitar.
Sekitar 5 menit , Kevin datang dengan membawa satu mangkuk mie ayam, lalu disusul oleh mbak si pelayan kantin itu, dan menaruh makanan didepan Kevin dan Axel
Axel pun menyerahkan kertas itu, Ashlyn melongo, ia tak habis pikir, soal olimpiade 3 nomor, selesai dalam waktu singkat. Hati kecil Ashlyn merasa rendah sekarang, ia tak ada apa apanya dibandingkan Axel. Ia jadi tak enak mengingat ia juara 2 dikelas. Apakah pantas?
"Hellooooo"
"Kok melamun"
Ashlyn yang terdiam pun sadar. Ia hanya mengeluarkan cengiran andalannya saat menyadari tatapan oleh dua orang tersebut. Namun Ashlyn lagi lagi tertegun. Mata Axel. Sangat tajam, seolah tatapannya dapat menembus pikiranmu. Bulu matanya lentik,
"Eh kenapa?"
"Kalau ada yang nggak Lo ngerti, tanya"
Axel berbicara sembari menatapnya. Ashlyn hanya mengangguk lalu mempelajari jawaban yang tersusun acak disana, namun menghasilkan hasil akhir yang masuk akal, dan tentunya otak Ashlyn yang standar masih membutuhkan waktu untuk mengerti
Ia pun memilih menghabiskan makanannya, sesekali melirik mereka berdua yang juga sedang menyantap makanan sembari mengobrol kecil.
Ashlyn melongo, menyadari bahwa lambang yang terletak dilengan baju Axel berbeda dengan Ashlyn dan Kevin yang berarti bahwa ia tidak sekolah di SMA yang sama, melainkan di SMK yang terletak pass disebelah SMA Ashlyn bersekolah
Anak anak SMK tersebut katanya nakal, dan menjadi bahan gosipan berbagai siswa.
"Jurusan apa?"
Axel yang merasa bahwa pertanyaan itu untuknya, menghentikan makan sejenak lalu menjawab
"Otomotif"
Ashlyn hanya mengangguk mendengar perkataan Axel.
Lalu menyender ke dinding kantin, karena ia merasa bahwa perutnya sudah penuh . Sangat kenyang
"Ehh gue duluan, dipanggil pak bos"
"Kembaliannya kasih aja ke mbak"
Ucap Ashlyn setelah mendapatkan pesan dari pacarnya yang mengajaknya untuk bertemu. lalu ia meletakkan selembar uang merah diatas meja itu. Kemudian melenggang pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
"ASHLYN"
Romance"Kamu sempurna bagiku. Nggak usah berpikir konyol bahwa kita tidak bisa bersama hanya karena masalah ekonomi , setelah aku lebih memilih memberimu lebih awal tubuhku daripada kepacarku sendiri" - Ashlyn (2015) "Setelah aku menjemputmu, dengan keadaa...