Ini adalah tugas dari IndonesiaWpCommunity grup kepenulisan berbasis Whatssap. Terimakasih sudah membuat Challenge ini, karena melatih diri kita untuk belajar mempublish cerita sendiri.
Untuk kakak-kakak admin ini tugas saya, maaf kalo masih blepotan PEUBI nya, hehe.
Happy Reading~
***
Agatha Carolline Oswald gadis yang ditakdirkan dengan hidup sendiri. Walaupun hidupnya sendiri, ia memiliki keluarga yang utuh. Papah dan Mamahnya bekerja di luar negeri, sedangkan Abangnya kuliah di Aussie. Meskipun semua keluarganya berada di luar negeri, uang saku nya tidak pernah kurang. Sebab tiap minggu nya selalu di transferin uang yang lebih dari cukup. Agatha tidak nerd.Jam menunjukan pukul setengah tujuh lewat lima menit dan aku sudah berada di sekolah. Aku terus berjalan menyusuri lorong bangunan yang sepi, tepat dimana aku berdiri tidak ada tanda tanda kehidupan disini. Bahkan, saking sepinya terdengar suara riuh dari arah gudang yang terhalang kelas belajar.
"Ada apa rame-rame begini? Padahal masih pagi," batin Agatha.
Kasian banget dia
Kasian
Semoga aja gak depresi
Jangan sedih tha
Temen satu-satu nya malah meninggal
Sabar tha
Bisik-bisik itu terdengar jelas di kuping Agatha.
Meninggal? Siapa? gumam Agatha.
"Ronald, ada apa?" tanya Agatha kepada siswa yang ada didepannya.
"Lyy-ydia tha, dii-aa buu-bunnn..." baru saja menjelaskan, ucapan Ronald terpotong oleh Grace.
"Lydia teman sebangku kamu, dia bunuh diri. Kita harap kamu gak terlarut dalam kesedihan, kita bisa kok jadi teman kamu. Kita semua ada untuk kamu." Grace memeluk erat tubuh Agatha. Entah sejak kapan sekujur tubuhnya sudah bergetar hebat.
"Kamu bohh-hong! Dia-aa gak-kk mungkin-nn meningg-all! Semalam aku baru video-call an sama dia, bahas hari ini mau main kerumah nya" lama kelamaan ucapan Agatha mulai mereda, dari belakang punggung gadis itu di usap-usap oleh Elena teman sekelas Agatha sekaligus teman Grace dan Ronald.
"Kamu harus ikhlasin dia."
"Kamu kuat."
"Kamu harus tegar."
Beribu ucapan penyemangat yang diberi temannya itu, mampu menenangkan Agatha yang tengah sedih ditinggalkan sahabat sekaligus teman duduknya. Dari pintu gudang, Agatha melihat Ibunda Lydia keluar.
"Tante, kok bisa Lydia b..bbun?" ucapan nya terputus, polisi sudah mempotong ucapan nya perihal menanyakan kasus Lydia.
"Nona Angel, bagaimana bisa anak anda mengalami kasus seperti ini? Apakah ada tekanan di rumah?" tanya salah satu seorang polisi.
"Tidak, Lydia dirumah baik-baik saja. Bahkan keluarga kami jarang ada pertengkaran." jelas Ibunda Lydia dengan sangat lemah, karena Lydia lah sosok buah hati kesayangannya.
"Baik, kalau begitu apakah nona bisa mengikuti kami untuk di proses lebih lanjut?" tanya Polisi tadi.
"Baiklah."
Tak lama jasad Lydia yang di bungkus plastik otopsi berlalu didepan mata siswa-siswi yang berada di dalam maupun luar gudang. Tangisan pecah dari Agatha ketika ia ditarik dan menitipkan tas Lydia kepadanya. Agatha lelah, ia cape dengan ini semua dan semua gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Kematian, Lydia.
Mystery / ThrillerLydia adalah kasus pertama di Harvard School Internasional. Yang berhasil menggemparkan sekolah itu. Agatha sebagai sahabat tidak tinggal diam, ia langsung mencari tahu dengan mengajak teman-teman nya. Apakah Agatha mampu mengungkap kasus mengapa Ly...