Terungkap pelaku utama (END)

28 8 2
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. Agatha dan Elena pulang bersama, membuat Grace mengerutkan dahi nya. Dengan cepat ia melupakan pikirannya. Karena menurutnya, Agatha dan Elena sudah menjadi teman baik. Grace langsung mengetik satu nama di handphone yang ada di genggamanya.

From: Arnold teman kelas
Aku kerumah kamu, sekarang.

Tanpa menunggu balasan dari Arnold, Grace segera kerumah nya dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Setelah memasuki kediaman rumah Arnold, Grace memakirkann motornya itu di garasi dan berjalan masuk kerumah Arnold, tak lupa mengucap salam dan pintu sudah dibukakan oleh bibik pembantu Arnold. Grace yang perbincang pelan kepada si bibi untuk menanyakan keadaan Arnold, bibi pun menyuruh Grace langsung ke kamar Arnold.

"Ada apa lu kesini? Biasanya bodo amat gua lagi keadaan seperti ini" tanya Arnold.

"Gua pengen kasih tau, semua bukti tentang Agatha dalang dari kematian, Lydia."

"Hah? Bagaimana lu tau? Mengapa lu tidak kasih tau gua pada saat itu?" tanya Arnold.

Grace yang tidak menggubris ucapan nya Arnold, ia langsung menyodorkan handphonenya yang berisi semua foto atau video tentang Agatha yang melakukan.

"Hah? Bagaimana bisa? Jadi selama ini dia?" ucap Arnold tak percaya.

"Kita harus bagaimana, Arnold?"

"Apa kita harus kasih tau, Elena?"

"Besok kita harus ungkap semuanya, Agar masalah ini terselesaikan." pinta Arnold.

"Tapi, kamu udah gapapa?" tanya Grace cemas.

"Untuk besok gua sudah mendingan. Grace, lu gak pulang? Matahari sudah mau terbenam, tuh." tunjuk Arnold keluar jendela.

"Mama dan papa kamu pasti belum pulang? Yaudah deh aku pulang dulu." izin Grace melewati Arnold yang berbaring di ranjang dan melewati bibi serta melewati pintu depan. Grace menaikan motornya untuk pulang.

                                ***
Keesokan harinya, semua sudah berkumpul di kelas dan di tempat duduk masing-masing. Rencana Grace dan Arnold untuk melancarkan niat dengan mengungkap semua bukti yang ada akan segera terjadi dan untungnya jam kosong telah memberikan kemudahan.

Arnold dan Grace berjalan ke arah Agatha ingin membuktikan bukti yang ada. "Tha, lu sedih nggak si Lydia meninggal?" pancing Arnold.

"Haha, pake nanya lagi, ya sedih lah." jawab Agatha.

"Tapi kenapa kamu melak....." ucapan nya terpotong dan niat ingin memberi foto dan video di urungkan niatnya. Lantaran guru-guru Harvard Internasional School membubarkan muridnya dalam rangka rapat besar seluruh guru maupun staf yang bekerja.

"Teman-teman, bagaimana kita nongkrong dulu di cafe depan? Setuju, nggak?" tanya Elena entah dari mana wujudnya.

"Wahh, boleh tuh!" sahut Agatha dengan semangat.

"Bagaimana dengan kalian Arnold dan Grace? Kalian setuju?"

Arnold dengan cepat mengangguk sembari menatap Grace pelan, memberi isyarat untuk ikut ke cafe.

"Aku ikut" ucap Grace.

"Kalo gitu ayok kita kesana!" pinta Elena.

Setelah sampai di cafe, mereka dibuat binggung karena di depan pintu ada dua pria berpenampilan seperti security namun berpakaian hitam semua.

"Ini ada apa si? Kok aneh, ya?" tanya Grace binggung.

"Aku juga gatau"

"Aaak-ku pun-nn gatau..." ucap Elena terbata-bata.

Dibalik Kematian, Lydia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang