Pernahkah kita merasakan sangat berdosa dalam hidup? Apakah rasa itu membuat kita terbayang saat kita beribadah ataupun waktu luang?
Banyak sekali yang bercerita bahwa penyesalan dan dosa paling besar dalam hidup ialah mencintai seseorang yang telah menjadi pasangan orang lain. Tapi tidak menurutku. Semua adil dalam cinta. Selagi cinta itu murni tak ada salahnya mencintai meskipun itu milik orang lain. Semua itu tergantung bagai mana kita mencintai orang tersebut. Salah memang jika kita merebut cinta seseorang, tapi jika mencintai dalam diam, dan selalu mendoakan yang terbaik takkan salah menurutku.
Aku pernah bodoh sekali dalam mencintai, mencintai orang lain.tanpa sadar bahwa aku sudah memiliki kekasih lain. Aku sadar aku sangat sangat berdosa. Tapi apa daya jika cinta itu memang nyata.
Aku tahu ini salah, aku tahu ini dosa, aku tahu aku sangat menyakiti pasanganku, tapi aku tak mampu membendung rasa ini. Bahkan pasanganku tahu aku mencintai orang lain bodohnya dia sangat mencintaiku, sampai rela aku masih memendam rasa itu. Aku sangat merasa berdosa, karena melihat orang yang mencintaiku tersakiti karenaku.
Bahkan pasanganku pernah bilang, lakukan sesukamu, jika memang kamu mencintainya, silahkan cintai dia sesukamu, tapi jangat disini ada aku yang setia menunggumu jika kw merasa tersakiti.
Aku selalu luluh pada kata katanya. Bahkan aku memilih dia menjadi pasangnku karena dengan tulus dia mencintaiku.
Sering aku menuliskan cerita tentang mas laluku, tapi dia hanya diam, dan bahkan hanya meyakinkanku kalau dia benar benar mencintaiku, dia tak ingin jika kukecewa.
Sering kali dia meminta untuk ku melupakan masalaluku, agar aku bisa hidup.lebih baik, tapi lagi lagi aku masih sangat sulit untuk melakukan itu. Bahkan dia dengan tesakiti dan sabar tetap mendukungku. Dia hanya tak ingin aku jatuh dalam percintaan.
Sungguh aku sangat berdosa. Bahkan aku mengabaikan orang yang sangat mencintaiku. Rasanya dalam hidup tak adil sekali jika tak saling mencintai, tapi sampai saat ini aku masih bisa hidup dengan pasanganku meskipun hatiku tak sepenuhnya mencintainya.
Bahkan sebaliknya pasanganku mencintaiku dan tak ingin apa apa padaku karena dia tulus menikahiku karena ibadahnya pada yang kuasa. Bukan hanya untuk cinta semata.