Perkenalkan namaku SELYA ANASTASYA. Istri dari pengusaha muda bernama YUDHA NUGRAHA yang mapan serta bergelimang harta. Semua yang aku inginkan pasti akan dia penuhi. Meskipun kami dijodohkan, tapi dia sangat baik terhadapku. Memperlakukanku layaknya seperti putri bangsawan. Mungkin menurut tanggapan orang diluaran sana aku bahagia dengan kehidupanku yang serba mewah. Tapi kenyataannya sungguh berbeda, aku benar-benar seperti burung dalam sangkar yang tak bisa kemana-mana. Aku tak bahagia.
Sampai akhirnya aku menemukan sendiri jalan kebahagianku. Aku berjumpa dengan seseorang yang mampu membuat kehidupanku jadi berwarna. Ya dia adalah DEVANA PARAMITHA ARYA. Dialah gadis tomboy yang mampu merubah hidupku yang tadinya gelap menjadi terang. Aku bahagia menjadi seseorang yang istimewa untuk hidupnya. Dia adalah pewaris tunggal dikeluarganya.
Untuk lebih jelasnya inilah ceritaku.
"Aku berangkat dulu ya. Kalau butuh apa-apa tinggal panggil pembantu saja." Aku mengangguk seraya membenarkan dasi lelaki yang ternyata adalah suamiku itu. Akh apa sanggup aku menganggapnya sebagai suamiku. Entahlah.
Dia pun pergi dengan mobil hitamnya itu, meninggalkan pekarangan rumah yang cukup mewah yang bernuansa serba putih.
Aku hanya melihatnya dari jendela saja tanpa harus keluar rumah. Rasanya ingin sekali aku menghirup udara segar diluaran sana. Seperti burung-burung yang bebas terbang ke manapun iya mau.
"Maaf nyonya. Sarapannya sudah siap." Seorang pembantu menghampiriku yang masih berdiri mematung di depan jendela. Dia sudah menyiapkan sarapan untukku karena tadi yudha belum sempat sarapan, karena ada meatting mendadak.
"Iya bi, nanti saya sarapan." Ucapku tanpa menoleh pandangan ke arahnya.
"Tapi tadi tuan berpesan, kalau nyonya harus sarapan sekarang juga. Tuan takut nyonya sakit." Ya, yudha benar-benar keras kepala. Kalau seperti ini aku sudah tak bisa lagi beralasan untuk menolak. Dia benar-benar sangat perhatian, sayang dan peduli terhadapku selama kita menikah setahun yang lalu. Tapi kenapa hatiku tetap saja tak mau terbuka untuknya. Jangan kan terbuka menerima perhatiannya saja aku tak bisa.
"Ya sudah." Aku menuruti perintah bi ratih. Aku melangkahkan kakiku menuju meja makan.
"Nyonya mau sarapan apa?". Tanya bi ratih dengan piring ditangannya.
"Buatkan aku teh hangat saja bi, aku sedang tak ingin memakan apapun."
"Tapi nyonya-"
"Ya sudah kalau bi ratih tak mau membuatkannya untukku. Aku bisa membuatnya sendiri." Aku beranjak dari tempat dudukku.
"Iya nyonya, akan saya buatkan." Bi ratih pun langsung melangkah mengambil cangkir yang akan dia isi dengan teh hangat.
"Ini nyonya." Bi ratih memberikan secangkir teh hangat kepadaku.
"Makasih bi." Aku segera mengambil dan meminum teh yang dibuatkan bi ratih dengan meniupnya terlebih dahulu.
Hai kawannn..ni aku buat cerita yang baru. Sebenarnya ini kisah cinta dalam kehidupan nyataku yang sekarang. Hanya saja nama yang disamarkan🙏🙏semoga suka😊😊
Selamat menikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Bersamamu
Non-Fictionini kisah nyata. kisah hidupku yang sebenarnya. ingin sekali aku lari dari kehidupan yang membuat hidupku semakin tersiksa😔😔