Chibi's Birthday

88 14 6
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 3 lewat 21 menit. Dini hari yang begitu dingin di musim panas ini.

Dikarenakan adanya rasa lapar yang menyiksa, kelopak mata pria itu terbuka, menampakkan iris biru sejernih lautan yang menatap malas langit-langit kamarnya.

Situasi kota Yokohama saat ini menjadi lebih sepi daripada biasanya karena pandemi virus corona semakin mewabah. Orang-orang yang biasa berlalu lalang melewati kota kini mulai berkurang. Bahkan toko-toko seperti swalayan atau restoran pun belakangan banyak yang tutup.

Hal inilah yang menjadi faktor utama seorang pria berusia awal 20-an bernama Nakahara Chuuya tersebut merasa kelaparan. Stok makanan dalam kulkasnya habis. Padahal dia belum makan apa-apa selain roti tawar sejak semalaman.

Sudah satu bulan masa karantina berlangsung. Keuangan dalam dompet Chuuya makin hari makin menipis aja. Dia juga belum gajian bulan ini. Bahkan sekedar buat beli nasi bungkus aja dia gak mampu.

Padahal sebelum munculnya corona, foya-foya adalah hobi nomor 2 Chuuya setelah ngegas.

"Corona sialan emang," gerutu Chuuya yang masih duduk termenung di atas kasurnya.

Awalnya, dia berniat untuk memesan makanan melalui aplikasi Go-Pud. Tapi coba aja pikir, mana ada orang jual makanan jam segini. Go-Pud pastinya udah pada tutup.

Lagian, kenapa nggak nge-stock bahan makanan dari kemaren-kemaren aja sih? Kalo udah kayak gini kan baru ngerasa susahnya.

Alasannya, karna walau udah gede sekalipun, Chuuya tetep anak yang manja dan bergantung pada Bibi Kouyou selalu.

Akhirnya, pria berstatus eksekutif Port Mafia itu pun beranjak dari kamarnya. Ia berjalan pelan menuju ruang makan. Berharap ia menemukan seonggok daging panggang yang tersaji di atas meja.

Namun, nyatanya tidak. Hanya ada suara desiran angin yang menghiasi sunyinya apartemen tempat Chuuya tinggal pada dini hari itu. Pria itu memasang wajah kesal.

"Ini corona mau bikin gw mati kelaparan ya?!"

Dia meninju dinding ruang makan, yang sukses menimbulkan beberapa retakan pada dindingnya. Emosi ceritanya.

Chuuya menghempaskan tubuhnya ke kursi terdekat, sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Yah, please deh.

Tangannya mengacak perlahan surai jingga itu, berharap ia menemukan solusi untuk memberantas kelaparan ini. Sekitar 10 menit wajahnya berkerut kesal. Cacing dalam perutnya pun kini semakin meronta-ronta.

"Apa boleh buat. Kayaknya gw emang harus nunggu pagi sampai gw bisa nelpon Bibi Kouyou."

Baru saja ia berdiri dari kursi, telinganya menangkap sesuatu. Suara bel kamarnya berbunyi. Sebelah alisnya terangkat heran. Siapa pula orang yang mau bertamu ke tempatnya dini hari begini?

Ngeri deh kalo pas dibuka ternyata yang nongol di depan pintu bukan orang. Membayangkannya bikin merinding aja.

Daripada ketakutan sendiri, Chuuya lebih memilih untuk tidak membukakan pintu dan berdiam diri di tempatnya.

Namun, beberapa menit dikacangi, bel pintu pun kembali berbunyi. Sepertinya sosok di luar sana tak tergoyahkan untuk memanggil Chuuya membukakan pintu.

Jangankan saya yang lagi ngetik ini, Chuuya yang berjiwa preman aja takut soal yang beginian.

Setelah memberanikan diri dengan cukup keras, akhirnya Chuuya pun membuka pintu kamar apartemennya. Alangkah terkejutnya ia begitu mendapati barang apa yang berada di depan pintu kamarnya saat ini.

Sebuah kotak berukuran lumayan besar parkir tepat di depan pintu kamarnya. Entah siapa yang barusan mengantarkan barang ini. Mungkin aja penjaga, pikir Chuuya.

Celingak-celinguk sebentar, kemudian Chuuya pun membawa masuk kotak besar tersebut dan menutup pintu kamarnya.

"Siapa orang yang ngirim beginian?"

Sejenak ia memperhatikan bentuk kotak tersebut, sebelum akhirnya membuka kotak tersebut dengan penuh rasa penasaran.

Begitu dibuka, barang-barang yang berada di dalam kotak tersebut sukses membuat Chuuya tertegun.

Pertama, ia menemukan beberapa kaleng daging ikan tuna, buah apel segar, dan sebotol minuman cola. Chuuya heran, siapa orang yang mengiriminya beginian. Padahal kan dia gak pesan paket apa-apa.

Kemudian, ia mendapat sebuah boneka beruang kecil berwarna cokelat dengan pita di bajunya. Chuuya sweatdrop melihatnya.

"Siapa pula orang yang mau ngasih gw barang ini," pikirnya heran.

Masih ada beberapa barang lagi di dalam kotak tersebut. Kedua tangan Chuuya sibuk mengeluarkannya satu per satu. Hingga akhirnya, ia mencapai dasar kotak. Ada sebuah amplop disana.

"Hah? Apaan nih?"

Karena rasa kepo-nya semakin memuncak, Chuuya membuka amplop tersebut. Sepasang iris birunya melebar menatapi apa yang ada di dalam amplop itu. Sebuah kartu ucapan bertuliskan "HAPPY BIRTHDAY". Tak lupa pula terdapat selembar surat dibelakangnya.

Chuuya membaca surat itu dengan seksama.

——————————————————————
Selamat hari ulang tahun, Chuuya!

Ini adalah kiriman dari kami semua keluarga Port Mafia. Terutama, bahan makanan dari Kouyou-san, boneka beruang dari Elise-chan, topi baru dari Akutagawa, dan tentunya segepok duit gajian yang sengaja Mori-san berikan tambahan untukmu.

Kami harap kau menyukainya, ya, haha.

Harapanku untukmu, semoga kau tetap jadi yang terbaik dan semakin disayang oleh orang-orang terdekatmu.

BTW, jangan sedih ya karena ultahnya dalam masa karantina. Yang penting kan tetep dapat kado dari kami, ahiyahiyahiya.

Yokohama, 29 April 2020.

——————————————————————

Chuuya tersenyum haru kala ia selesai membaca surat tersebut. Ia sangat tak menyangka, ternyata orang-orang masih mengingat hari kelahirannya yang ia sendiri nyaris lupa. Apalagi, barang-barang yang diberikan sebagai kado ultahnya ini sungguh sesuatu yang sangat berfaedah.

"Bos tau aja deh kalo gw lagi butuh makan + duit," pikirnya saat ia menoleh pada uang segepok yang nominalnya cukup untuk membeli iPhone 11 pro keluaran terbaru.

Belum lagi, barang-barang antik yang dia sukai semacam topi dan kalung menjadi bagian dalam surprise ultahnya kali ini. Chuuya tak tau harus berkata apa lagi saking senangnya.

Saat akan mengemasi barang-barang tersebut, Chuuya baru menyadari satu hal yang ganjal. Ada tulisan kecil di sudut amplop surat tadi. Ia menyipitkan matanya untuk membaca tulisan tersebut.

Hai, Chuuya. Coba tebak siapa yang menulis surat ini, hohoho~ (ˇ▽ˇ)

"…"

Chuuya terdiam seketika. "Kok firasat gw gak enak, sih?"

•••• FIN ••••

YO YO YO!!
OTANJOUBI OMEDETOU CHUUYAAHH!!

Asiikk, mantan kesayangan Rin ultah :'D
Selamat tambah umur Chuuya, semoga tambah tinggi juga ya
Mungkin cuma FF ini yang bisa Rin persembahkan buat Chuuya uwuwu



Rin ♡

Kari's Random BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang