Pagi yang cerah diiringi dengan suara 'Hoaman'dari seseorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya. Dia beranjak dari kamar tidurnya sambil membenarkan pahatan rambutnya menuju kamar mandi.
Berjalan ke arah cermin besar yang terpampang di sebelah bath up. Kemudian"Huaaaaa,Mamah mamah ii..ni siapa? Ko mukanya peot sih" Tunjuknya ke arah cermin.
"Ada apa sih Mara, ko pagi pagi udah teriak teriak " Perempuan itu menghampiri Mara sambil mengusap ngusap matanya layaknya baru bangun tidur.
"Iii..ni mah itu siapa di cermin"
"Ya allah Mara kamu kenapa sayang ko bisa begini,hikss""Ma.. Mmah kenapa mah? Kenapa? Ada apa mah? Itu siapa mah? Jawab Mara mah itu siapa?" Teriak nya
"Ii..itu kamu sayang, kamu lakuin apa sampai muka kamu bisa peot begini ha?"
"Aku juga gatau mah bangun bangun udah begini, hikss"
"Syuut udah udah,nanti kita cari tahu apa penyebabnya oke" memeluk Mara dan Mengusap kepala nya.
"Aaa aku gamau muka kaya gini Mah,tolong aku mah tolong. Nanti temen temen aku jauhi aku kalo kaya gini mah, hikss. Apalagi hari ini aku sekolah,bantu aku mah, hiks hiks"
"Mamah gaakan bilang ke siapapun, hari ini kamu gausah sekolah dulu,Nan--
"Assalamualaikum Mara, ini aku Diana" Salam dari seseorang diluar rumah.
"Tuh kan mah Diana nyamper aku, gimana ini mah, hikss" Tangis nya makin menjadi jadi.
"Tenang dulu Mara tenang, Mamah bakal izin ke Diana biar kamu ga masuk dulu hari ini oke"
"Taa tapi kalo Diana tau muka aku kaya gini gimana mah, hiks aa aku gamau dia jauhin aku, dia sahabat aku satu satunya, hiks"
"Gaakan sayang, kamu tau Kan Diana orang nya kaya gimana? Gamungkin Diana jauhin kamu, kamu udah bersahabat lama dengannya"
"Ta.. Tapi kan kalo dia ga nerima aku gimana mah, hiks,gimana??
"Tenang oke biar Mamah yang jelasin Ke Diana langsung,Mamah yakin Diana ga akan jauhin kamu. Sekarang Mamah keluar dulu ya mau samperin Dia, kamu Mandi trus turun sarapan nanti biar mamah jelasin ini ke papah sama abang kamu okeh sayang" Mengelus kepala Mara.
"Iya mah,Tapi Mamah janji jangan bilang kelain selain mereka ya" Menghapus air mata nya.
"Iya Mamah janji sayang, yaudah mamah kedepan dulu ya"
Wanita itu berjalan ke arah luar menghampirinya seseorang yang sudah menunggu anaknya untuk berangkat sekolah itu.
"WaalaikumSalam Diana, Maaf ya lama tadi didalam ada sedikit masalah"
"Hehe gapapa ko tante. Mara nya mana tan? Soalnya sebentar lagi Bel sekolah udah mau bunyi
"Maaf Diana, Mara hari ini gamasuk sekolah dulu. Tante minta tolong izinin ke Guru ya"
"Mara kenapa Tan, lagi sakit bukan?" Panik nya sambil berusaha untuk masuk ke dalam.
"Gasakit ko enggk, cuma ada sedikit masalah aja. Sekarang kamu cepat berangkat gih,nanti keburu masuk lagi. Nanti pulang sekolah kesini Tante Janji bakal jelasin keadaan Mara."
"Oke deh tan, janji ya tan nanti jelasin ke aku."
"iya iya tante janji""Yaudah deh tan,aku pergi dulu. Assalamualaikum tan" salam nya lalu menyaliminya.
"WaalaikumSalam, Hati hati diajalan Dian"
"Oke Tante"
Hufft.. Helaan nafasnya lalu beranjak masuk ke dalam.
Siang ini Mereka ber Empat sudah berkumpul di ruang keluarga. Dua lelaki itu tampak kaget melihat seorang nene nene poet yang di dekap oleh sang istri atau ibundanya.
"Yang,ini nene nene dari mana?Ko ada di rumah kita"
"Iya Mah,itu siapa?"sang abang ikut bertanya mengenai nene nene peot tersebut."Bisa ga sih kalian diam dulu. Bunda mau ngomong serius nih"
Seketika ruangan itu menjadi senyap,tidak ada yang berani memulai perbicaraan. Sang Mamah pun menjelaskannya.
"Nene nene poet ini Mara Yah, Bang. Mamah juga gatau Mara bisa jadi kaya gini"
"Gaa..gak masa sih ini Mara ade aku. Mara kan cantik, lah ini peot begini" Teriaknya
Sedangkan,Sang ayah hanya bisa terdiam bisu sambil menatap anak perempuannya itu.
"Tara! Bisa diam dulu tidak. Mamah belum selesai bicara"sentaknya.Lalu yang dimarahi pun terdiam.
"Jadi begini, tadi pagi Mara udah teriak teriak di kamar. Mamah kira apa jadi mamah samperin, eh pas mamah liat bukan Mara tapi malah nene nene. Mara nya juga gatau muka nya udah berubah pas bangun tidur". Jelasnya
"Aku juga gatau muka aku bisa begini, hiks hiks. To.. Tolong aku Yah,Mah,Bang hikss Aku gamau Muka kaya gini" dia menjerit lalu terduduk di lantai.
"Tenang Mara sayang, kita akan membantu mengubahmu seperti semula. Udah dong jangan nangis mulu" Lalu mereka mendakap Mara dengan sayang.
"Hiks, hiks Janji ya"
"Iya, kami janji" Ucap mereka bersama
"Udah sekarang kita makan siang dulu, mamah udah masak. Nanti kita pikirin lagi masalah ini oke"
Mereka pun berjalan ke arah ruang makan. Kebetulan sekarang sudah menunjukan waktu makan siang. Sang mamah menyedoki makanan untuk Mara. Mereka Makan dengan Khidmat dan tidak ada satu pun yang berbicara, karena sang ayah melarang untuk berbicara saat makan.
Selesai Makan mereka kembali berjalan ke arah ruang tamu untuk membahas Kembali keanehan Mara."Mah, Ayah punya temen Paranormal gitu,gimana kita bawa Mara kesana aja. Pasti Beliau tau apa penyebab muka Mara jadi gini". Usul sang ayah dan diangguki oleh mereka
"Oke. Besok kita ketempat teman ayah itu. Sekarang waktunya kalian tidur siang"
Mereka beranjak dari tempat nya untuk kekamar masing masing terkecuali Mara. Sang Mamah melihat Mara yang masih terdiam mengurungkan untuk beranjak dari tempatnya.
"Mara, kamu tidur siang dulu yu. Kamu kan jarang ada waktu untuk tidur siang"
"Gamau Mah, Mara mau disini aja" gadis itu terdiam,matanya menatap televisi berwarna hitam itu.
"Yasudah, kalo begitu mamah ke kamar dulu ya"
"Iya mah"
"Assalamualaikum Mara, Tante" Terdengar suara salam dari luar
"Walaikumsalam Diana,sini masuk aku di ruang tamu"Teriak Mara dari dalam mengajak Diana untuk masuk
"Ehh nene, nene nene nya Mara?" saat Diana sudah masuk,menghampirinya lalu menyalimi tangannya.
"Bukan Dian.Ini aku Mara" Jawabnya sambil tertunduk.
"Ya Allah Mara ko kamu bisa jadi begini sih. Ini lagi muka kamu bukan kaya Mara yang biasa aku kenal".tanyanya dengan panik sambil meraba raba wajah Mara.
"Aa..aku juga gatau Dian. Tadi pagi waktu bangun tidur muka aku udah kaya gini aja. Semuanya pada kaget, apalagi Mamah." Jelas Mara.
"Oke kamu harus tenang ya. Aku janji ga akan bilang ini ke siapa siapa. Aku juga akan membantu kamu seperti semula lagi."ucapnya lalu memeluk Mara dengan erat.
"Hiks, hiks...Makasih Ya Dian, Kamu memang sahabat terbaik aku." Tangis Mara kembali terdengar kembali.
"Syutt, udah jangan nangis lagi. Ini gunanya sebagai sahabat saling menguatkan dalam keadaan susah"
"Makasih sekali lagi makasih ya Dian" Ucapnya dengan lembut
"Ahh,kamu kaya kesiapa aja" terdengar suara kikikan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEAUTY INSIDE
Non-FictionKita ditakdirkan Tuhan untuk saling Mencintai Tapi tidak saling Memiliki.Aku dengan segala Kekuranganku tidak bisa mengikatmu Lebih.Tuhan tidak Menakdirkan aku untuk mu. Mungkin Hanya Skenario Tuhan yang mungkin mempertemukan kita. Hallo kalian, ini...