2.

1 0 0
                                    

Mentari pagi telah menampakkan sinarnya.Nyaring bunyi salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang sedang berkokok itu tak juga mengganggunya.

Sama seperti biasanya,kali ini Nanda mengisi pagi dengan berdiri di balkon kamarnya.Sudah 10 jam Nanda berdiri disini.matanya menatap kosong ke rerumputan di bawahnya.Entah apa yang sedang anak itu pikirkan.

Ia menghela nafas.Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dan menampilkan seorang laki-laki tampan bernama Revan yang berstatus sebagai kakaknya itu.

"Udah berapa jam kamu disana,mikirin apa,tadi Kevin telfon nanyain kenapa kamu nggak sekolah."
"Males"jawab Nanda seadanya.
Revan menghela nafas
"Maafin abang ya."
"Kenapa minta maaf."
"Aku ngerasa gagal jadi kakak kamu,padahal abang udah janji sama almarhum papa buat jagain kamu sama Nana.Tapi semuanya jadi rumit sekarang.Mulai dari mama,terus dateng masalah-masalah lain.Abang capek Nan."
"Lebih capek mana sama aku bang."ucap Nanda sendu.
"Kita ikuti aja sekarang apa yang dunia mau, kita nggak bisa menentang semua yang telah dipersiapkan.Mungkin memang ini yang terbaik buat kita.Untuk sementara waktu,kita harus tunduk,dan mengalah pada dunia.Karena kita juga nggak bisa berbuat apa-apa kan."

Nanda berlalu meninggalkan Revan di balkon kamarnya.Sekali lagi Revan menghela nafas.Mungkin benar apa yang dikatakan adiknya itu, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan sekarang.Ia harus mengakui bahwa dunia telah menang atas dirinya.
                                     __
   Karena bosan dan tidak tau harus berbuat apa.Nanda memutuskan untuk pergi keluar,berjalan-jalan disekitar perumahannya.Kebetulan langit sore ini sedang gelap,sangat sesuai dengan suasana hatinya.
  Perlahan-lahan kakinya mulai menyusuri jalanan sepi yang masih berupa tanah berwarna coklat tua ini.Ia menghirup nafas dalam-dalam,mencoba menenangkan fikirkan dan batinnya.
   Ia menunduk,menatap tanah yang kini tengah dipijaknya itu.Matanya memejam,berharap jika ia membuka matanya nanti,semuanya akan kembali seperti sedia kala.
   Berkali-kali ia mencoba tapi hasilnya tetap sama.Sudahlah Nanda menyerah.

"Nggak capek nunduk Mulu." Suara itu menghentikan langkahnya, namun Nanda tak ingin tahu siapa itu,ia tak mengenal suaranya,jadi hiraukan saja.

"Neng, rambutnya kepanjangan.Wajahnya jadi nggak kelihatan"
"Lebih baik begitu." Entah setan darimana Nanda akhirnya bisa membuka mulutnya itu.
"Alhamdulillah,saya hampir kabur tadi,saya udah takut banget.Saya kira setan.Soalnya saya tanya nggak ada respon."ucapnya yang lagi-lagi hanya dianggap angin lalu oleh Nanda.
"Yahhh...setannya balik lagi."
"Mau bareng nggak neng,mau hujan,nanti sakit kalau kena air hujan."Ucapnya yang masih berada di atas motor bututnya itu.
Nanda menoleh menatap orang itu.
"Lo kok bawel banget sih." Maki Nanda pada pria yang masih berseragam SMA itu.
"Niat saya baik loh,mau ngasih tumpangan."
"Gue nggak butuh."

   Semuanya terdiam,larut dalam pikirannya masing-masing.Tak lama tetes demi tetes air dari langit turun membasahi bumi sore ini.Hawa dingin mulai menerpa mereka.Hal itu tentu dirasakan oleh Nanda.Ia memeluk dirinya sendiri karena hawa dingin itu.

"Tuh kan udah kedinginan,bener nggak mau numpang nih, kayaknya bakal deras ini hujan. Kalau naik motor saya nanti bisa sekalian peluk saya,kapan lagi dapet ojek sama bonus peluk-peluk pinggang orang ganteng."

"Saya lagi banyak masalah.Tolong jangan memperumit masalah saya.Saya ingin sendiri dulu untuk saat ini.Jangan ganggu  saya dan silahkan anda pergi dari sini."ucap Nanda tenang.

"Oke,saya akan pergi.Saya mengerti kalau kamu butuh waktu sendiri.Jangan hujan-hujanan kayak gini. Inget!Batinmu udah sakit,kalau raga kamu juga ikutan sakit gimana caranya kamu menghadapi masalah kamu. Dan kamu juga harus tau, semesta nggak sejahat apa yang kamu kira."Ucap orang itu, kemudian memacu motornya meninggalkan jalanan yang sedang diguyur hujan deras itu.

"Dia marah ya." Gumam Nanda.
Tak peduli dengan itu semua,Nanda kembali melanjutkan langkahnya. Sekitar kurang lebih dua menit kemudian,dari arah depan terlihat kembali motor butut dengan orang yang sempat mengganggunya tadi.

Ia mengendarai motornya berlawanan arah dengan Nanda.
"Dasar ngeyel."
Tanpa diduga-duga ia melempar jas hujan yang dengan sigap ditangkap oleh Nanda.

Nanda berbalik menatap kepergian orang itu. Setelah benar-benar menjauh,ia tersenyum.Entahlah ia juga tak tau mengapa ia tersenyum karena tindakan pria itu.

Setelah sampai dirumahnya,Nanda bisa melihat sosok sahabatnya.Siapa lagi kalau bukan Kevin.
"Masa kecil lo kurang bahagia beneran ya Nan, sampe harus hujan-hujanan gitu?"
"Bawel lu kampret."
"Santai dong.....PMS ya lu."
"Tau apa lo sama PMS"
"Palang merah remaja.Hahaha......"
"Lo mau ngapain kesini"
"Jadi gini Nan,doi mau ultah nih,gue bingung mau kasih kado apa."
"Apa urusannya sama gue."sergah Nanda cepat.
"Ya lo temenin gue lah,cariin yang sekiranya cocok buat cewek."
"Sorry gue nggak ada waktu."jawab Nanda sambil pergi ke kamarnya.
"Punya sahabat jutek amat, percuma kalau cantik tapi nggak ada yang mau." Gumam Kevin.
                                   ***
Jam telah menunjukkan pukul setengah sembilan malam,dan Kevin masih berada di rumah Nanda.Ia terus membujuk Nanda agar mau menemaninya keluar.

"Ayolah Nan, lagian lo juga nggak ngapa-ngapain disini."
"Nggak"
"Cuman beli kado doang Nan."
"Nah....beli kado doang kan,ngapain harus ngajak gue."
"Susah banget sih ngomong sama manusia kayak lo" ucap Kevin geram

Tak lama kemudian Revan datang menghampiri mereka berdua.
"Berisik banget kalian, dari atas kedengaran loh."
"Bukan gue yang cari masalah bang." Bela Kevin
"Lo nyalahin gue."
"Ya emang lo yang salah"
"Udahlah......" Lerai Revan.
"Nan, tolong ke toko buku ya, beliin abang kertas karton sama buku tulis, biar dianterin sama Kevin, lo mau kan Vin?"
"Mantep banget bang, lo emang selalu tau isi hati gue."
"Nggak. Beli sendiri aja bang, gue lagi males banget hari ini."
"Tolonglaaahhh... Abang lagi ngerjain tugas,deadline bentar lagi"
"Ckk....nyusahin banget sih kalian." Kesal Nanda lalu berjalan keluar meninggalkan rumah itu.

Mampir ke cerita aku yang lain, judulnya ONE GOOD GHOST.
Pendek dulu ya bagian ini maaf😁
Aku lagi bingung nih mau lanjutin yang ONE GOOD GHOST apa ANANDA.
Kalau ONE GOOD GHOST udah ada lumayan banyak part dari pada ANANDA.
Tapi agak males nglanjutin ONE GOOD GHOST soalnya nggak ada yang baca.
Kasih pendapat ya, sebaiknya aku nglanjutin yang ONE GOOD GHOST atau ANANDA
TERIMA KASIH 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang