Bertemu

15 2 2
                                    

Hari ini, hari pertama Anis masuk sekolah. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan teman teman barunya. "Apa nanti aku bisa sekelas sama Ana ya? ".Ana adalah sahabat Anis. Mereka berteman sejak mereka masih TK. Mereka satu desa. Rumah mereka pun hanya berjarak sekitar 200 meter. Orangtua mereka juga sudah akrab satu sama lain. Jadi, mungkin itulah yang membuat Anis dan Ana dekat. Anis dan Ana adalah gadis yang jenius. Mereka selalu berebut juara satu, tapi hal itu tidak mengurangi kedekatan mereka.Mereka selalu sekelas bahkan satu bangku semenjak mereka menginjak bangku pendidikan. Mereka juga sering belajar bersama. Jadi, wajar saja kalau mereka sama sama pintar. Mereka juga selalu berangkat bersama ke sekolah. Ana selalu datang kerumah Anis untuk mengajaknya berangkat.Padahal kalau Anis berangkat pasti melewati rumah Ana, jadi sebenarnya Ana tidak perlu datang menjemput Anis. Lagipula Anis itu tidak bisa mengendarai motor, jadi setiap berangkat ia akan nebeng mobil Ana.

"Kalau aku jadi Ana, aku mending nunggu dirumah. Toh nanti yang ditunggu juga bakalan datang. ".

Din.......... Din.......... Terdengar suara klakson mobil.

" Itu pasti Ana"gumam Anis.

Anis segera mengambil tasnya dan berlari keluar.

"Bentar Na... " Kata Anis sambil mengenakan sepatu.

Ana hanya mengangguk singkat.

"Nah selesai".

" Bu..,........ aku berangkat yaa"teriak Anis.

"Ya......... Hati hati".Teriak Bu Marya tak kalah keras dari suara Anis sebelumnya. Anis menghampiri Ana dan duduk di samping kemudi.

"Ayo Na".

" Ok".

Dan mereka pun berangkat menuju SMA Pancasila. Sekolah mereka tercinta.

"Nis...... ".Panggil Ana.

" Kenapa? "

"Um...... kira kira kita nanti bakal sekelas nggak ya?".

" Nggak tau ya?, emang kenapa? ".

Ana masih fokus menyetir.

" Nggak papa sih. Cuman tanya aja".

Anis hanya manggut manggut, lantas ia kembali memainkan ponselnya.

"Nis.... "

"Hmm..... ".

Anis masih sibuk dengan ponselnya.

" Woi... NIS!! "

Ana sedikit menggertak. Anis hanya mengangkat kepalanya.

" Kenapa? ".

Anis bertanya datar.

" Ada orang disini. Ajak ngobrol kek".

"ye..... non biasanya situ nggak mau diajak ngobrol kalo lagi nyetir."

"Kok sekarang tumben? ".

" Abisnya kamu dari tadi asyik main handphone sih"

"Iya ya sory. Penting soalnya"

"Penting? Dari siapa? "

"Adalah.kepo lu! "

"Ih.... Beneran dari siapa?. Dari gebetan ya? "

"Ish.. Bukan"

"Masa?Cie......Anis punya gebetan"

"Sotoy lu"

Hahaha...... Keduanya pun tertawa bersama.Memang mudah membuat mereka tertawa. Kalau salah satu dari mereka sedih makan yang satu datang menghibur dan hilanglah masalah itu. Mereka sudah seperti saudara. Wajah mereka pun juga mirip.Tinggi Anis mungkin hanya selisih 3cm dari Ana. Kulit mereka sama sama putih bersih, dengan hidung mancung. Bedanya Anis punya tahi lalat di pipinya sementara Ana tidak. Pokoknya mereka mirip banget deh. Seperti anak kembar. Ponsel Anis berbunyi ada pesan masuk.Anis kembali terfokus pada ponselnya sementara Ana fokus pada jalanan didepannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang