Part 1- scouts story

94 2 0
                                    

"Mengerti!"

"Siap mengerti!" jawab semua calon anggota Saka Bayangkara dengan lantang.

Oke perkenalan dulu ya, namaku Riri Lafina. Aku masih SMA tepatnya baru masuk SMA alias masih kelas X.

Kemarin ada pengekrutan anggota Saka Bayangkara. Karena aku suka pramuka, aku ikut daftar. Dan hari ini jam 06.00 WIB kita semua udah siap didepan polsek. Dengan kostum baju polos hitam celan pramuka pdl dan sepatu pld. Tau kan itu sepatu yang gede yang biasa dipakai banser. Tak lupa dengan ransel kami yang berat, berat banget palah. Coba deh kalian bayangin ya kita bawa 3 liter air, baju ganti, matras,persediaan makan, penghangat badan dan masih banyak lagi. Kebayang kan gimana beratnya? Yah pokoknya bikin nih pinggang aku encok. Mungkin abis pendadaran aku bakal beli jamu komplit pegel linu.

"Oke, nanti kalian akan diantar mobil polsek untuk menuju tempat pendadaran. Karena jumlah anggota saka dan para calon anggota lumayan banyak, jadi nanti yang diangkut gantian ya, yang putra dulu. Kalian mengerti!" Kak Pandu memberi penjelasan.

"Siap mengerti kak!"

Mendengar akan diangkut mobil polsek aku dan temanku si Dewi  lega banget. Ketakutan kita berdua akhirnya berakhir. Cerita-cerita menakutkan yang kami dengar dulu dari purna anak Saka itu kami anggap mitos, eh maksudnya boong. Mereka cerita katanya pas pendadaran tuh, rutenya jauh banget, trus disuruh jalan kaki. Pokoknya ceritanya bikin takut deh.
Saking girangnya aku sama Dewi teriak-teriak sambil tos-tos tangan. Sumpah deh kek anak kecil banget.

"Ye yeye!!" Cuma gitu yang aku sama Dewi teriakin.

Mata kak Arman langsung menatap kearahku garang. Perlahan kak Arman mendekatiku dan Dewi. Lalu menjewer kupingku dan kuping Dewi. Sumpah sakit banget. Tapi nggak papa ya teman-teman ini kita kok yang salah.

"Ma-maaf kak," ucapku dan Dewi.

Mobil sudah siap, semua calon anggota saka putra dan beberapa dewan saka putra dan putri naik mobil saka. Tau kan mobil polisi, itu loh yang biasanya buat patroli.

Wiuu-wiuuu, gitu bunyinya. Eh iya nggk sih? Tau lah pokoknya gitu.

Sedangkan kita calon anggota saka bagangkara putri dan dewan yang belum dianggut harus jalan kaki dulu  sambil nunggu mobil balik jemput. Oke nggak papa lah, setidaknya nanti dijemput. Aku mah sama Dewi masih berpikir positif.
Setelah menunggu sambil tetap jalan kira-kira lima belas menit akhirnya mobil puter balik jemput kita.
Kakak dewan menginstruksikan untuk naik mobil. Kita pun semua naik. Aku sama Dewi bersebelahan dan sampingku kak Delon. Kak Delon bagian P3k nggak galak kaya kak Arman. Pokoknya adem banget kalau dengar suara plus liat wajahnya.

Tiba-tiba aku ngerasa nggak enak. Aku denger ada  suara 'grekkkkk!'

Terus pas di jalan tanjakan  aku ngerasa aneh lagi. Aku masih diam. Berusa tetap positive thinking.

'Greakkkk!'
Bunyi lagi, dan ini tambah keras.

"Dewi, kamu ngrasa nggak, kalau ban nya kaya copot?"

"Nggak kok, positive thinking aja." Sambil natap aku dan berusaha nenangin pikiranku.

Alhamdulillah sekarang udah dijalanan lurus. Tetapi aku tetap penasaran dan was-was gitu akhirnya aku berusaha nanya ke kak Delon.

"Kak Delon ngrasa nggak sih, kalau ini ban mobilnya kek mau copot gitu."
Kak Delon belum jawab mungkin lagi ngrasain dulu.

Brakkkkkk!
Grekkkk!

Suara keras berasal dari belakang, sepertinya ada sesuatu yang bermasalah.
Bener kataku ban belakang mobil copot. Sontak semua orang dimobil panik.
Dewi yang panik dan kaget banget langsung meluk aku.

Kak Hary ka langsung niup peluit keras. Pak Rudi salah satu pamong yang nyetir mobil langsung berhentiin mobilnya.
Kita turun dari mobil. Teman-teman ku masih aja ribut. Mulut merek masih komat-kamit. Membaca mantra, eh makasudnya berdoa.

'Prittttt'
'Prittttt'

"Diam semua, tenang!"

"Semuanya siap graikk!"
Semua langsung diam dan mengikutu instruksi untuk baris.

"Karena salah satu ban mobil copot, kita harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Mengerti!"

"Siap mengerti!"

"Kalian baris dua-dua ya, ayo yang rapih!" Perintah kak Arman.

Kita baris berdua-dua dengan rapih, sambil gendong tuh ransel kami melanjutkan perjalanan.
Ditengah perjalanan kak Arman ngamuk lagi nih. Gegara kita berhenti sejenak, tanpa diperintah.

"Manja!"
"Kalian ini manja!"
"Ini belum seberapa, dulu kakak lebih jauh!"
"Dasar manja!"
"Ambil sikap push up sekarang!" perintah kak Arman.

Kami segera mengambil sikap push-up. Sebelumnya kami meletakan ransel kami dulu.

"Eh-eh, siapa yang suruh copot ransel kalian? Ayo pakai lagi!"

"Tapi ransel kami kan berat kak," keluh Ira.

"Nggak perduli, ini kesalahan kalian sendiri! Karena kalian tadi mengeluh push-upnya kakak tambahin lagi!"

"Siap kak!" Kami akhirnya memilih mengalah saja, percuma bernegosiasi. Yang ada malah ntar ditambahin terus push-up nya.

Oke ya teman-teman. Sekali lagi ini bukan penyiksaan. Ini salah kami, yang tidak mengikuti instruksi.

Setelah berlajan cukup lama akhirnya kami ketemu robongan putra dan beberapa dewan saka yang sudah dianggut pertama tadi. Kami disuruh berhenti sejenak untuk sekedar minum.
Baru lima menit, bener ini kami langsung digiring lagi untuk melanjutkan perjalanan. Mantap anak pramuka gak kenal capek.
Setuju??

Kalian tahu kan, ciri khas tempat pendadaran. Yup, bener banget, tempatnya serem di kebun-kebun. Udah mirip kuburan tetapi bukan kuburan, palah mungkin lebih serem tempat yang sekarang kita laluain sama kuburan. Jalannya sudah tentu susah dilaluin. Pokoknya harus hati-hati banget, kalau nggak mau nyegur ke sungai. Ya, ini bawahnya sungai.

Assalamualaikum wr.wb

Nih aku bikin cerita tentang anak pramuka. Awalnya sih aku mau bikin cerpen tapi nggk jadi. Dan alhasil aku bikinnya per-part gitu.
Semoga kalian suka yaa!!
Kritik saran dan vote selalu ditunggu ya!!
Happy reading!!

SALAM PRAMUKA
SALAM SAKA BAYANGKARA

Indrianisilfi
Wassalamualaikum wr.wb

Scout Quotes💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang