Luv - 2 🌿

73 4 2
                                    

Sebelum masuk ke cerita author mau ngasih sedikit perkenalan. Because cerita ini berawal dari roleplayer - realife, jadi akan ada perubahan nama.

° Anggia = Shasa
° Cessa = Cece
° Ersa = Syifa
° Raina = Allisya
° Salma =  Ciel

_____________________________________________

Satu pekan telah berlalu. Esok adalah hari penerimaan siswa siswi baru di jenjang SMA. Oleh karena itu, hari ini mereka harus bersiap-siap pulang menuju apartemen yang telah mereka pilih.

"Ciel buruan, lu lama amat sih," terdengar teriakan Allisya dari ambang pintu.

"Sabar anjir," sahutnya sembari memasukan ponsel ke dalam slingbag-nya.

"Gue udah siap, ayo kita berangkat," ucapan ciel di balas dengan tatapan sinis dari teman temannya.

"Lelet," sindir Shasa.

---Skip---

Mereka telah sampai di apartemen yang di maksud. Tempatnya cukup nyaman. Masing-masing kamar telah di dominasi karena memang Syifa meminta abangnya untuk memodif kamar mereka. Masing-masing kamar di beri fasilitas sendiri, dengan kamar mandi sendiri, alhasil mereka tidak akan berebut kamar mandi.

Lokasinya juga sangat pas, dekat dengan sekolah. Di depannya juga ada kolam berenang. Di seberang jalan terdapat minimarket. Jadi jika kelaparan mereka tidak perlu jauh-jauh untuk sekedar membeli makanan saja.

"Buruan beres-beres," titah Syifa," seketika semua keluhan berdatangan "baru juga sampe Cipaa," keluh Ciel.

"Ntar aja dah, gue cape banget sumpah ga boong," ucap Cece ikut menimpali.

Syifa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya. Untung sahabat, jika tidak Syifa akan menendang mereka satu persatu.

Setelah selesai, mereka beristirahat sejenak. Para gadis-gadis itu segera mengemas barang mereka masing-masing. Oh iya, apartemen ini hanya  memiliki empat kamar. Yang berarti, salah satu harus tidur satu kamar berdua.

"Gue tidur dimana anjir," keluh Ciel.

"Gini aja, yang gak dapet kamar, tidurnya up to you aja, pindah-pindah juga boleh," saran Shasa.

Ciel yang tidak mendapatkan kamar kali ini. Ia terlalu lama beristirahat. Sebagaimana pepatah, siapa cepat dia dapat.

"Yang gak dapet kasur, tidur di balkon aja," canda Cece mengundang gelak tawa mereka.

"Balkon mah kebagusan, di jalan aja sekalian," sambung Allisya.

"Babi," umpatnya seraya memanyunkan bibirnya.

"Sha, gue tidur bareng lo ya, kalau gue susah bangun kan ada yang bangunin," pintanya pada Shasa dengan sedikit terkekeh.

"Jangan mau Sha, dia tidurnya makan tempat," hasut Cece bermaksud candaan.

"Bocil mah tidur di jalan aja udah lebih dari cukup," ucap Allisya ikut ikutan.

Mereka tertawa melihat kelakuan sahabtnya. Seperti inilah mereka, menertawakan dulu baru mereka membantu.

"Bangsat," umpat ciel seraya melemparkan bantal ke arah Cece dan Allisya.

"Yes," soraknya karena bantal tadi tepat mengenai kepala dan muka mereka. Ciel tertawa begitu keras puas akan hasil lemparannya.

Syifa geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya. Ia memilih keluar membeli sesuatu untuk di masak.

Melihat Cece dan juga Allisya yang terus menjahili ciel. Akhirnya Shasa mengambil keputusan.

"Yaudah, ciel tidur bareng gue," putusnya. Mendengar ucapan Shasa tadi, ciel tersenyum kemenangan ke arah Cece dan Allisya.

"Udah sono, beres-beres," titah Shasa. Mereka mengangguk patuh kemudian berjalan  ke kamar masing masing.

---Skip---

Langit mulai gelap menandakan datangnya malam. Syifa sedang berada di dapur dan memasak makanan untuk makan malam. Sedangkan yang lain ada di kamar untuk beristirahat.

"Kebo banget mereka astaga," omelnya seraya menyiapkan piring dan meletakan beberapa lauk pauk di atas meja.

Terdengar decitan pintu dari kamar Shasa dan ciel.

"Heum, enak banget baunya. Masak apa lo Cip?" tanya ciel pada Syifa.

"Liat aja noh," jawabnya sambil menunjuk beberapa lauk pauk yang telah tersedia di atas meja. "Yang lain mana Cil?" sambungnya.

Ciel mengidikan bahu, "Eh kalau Shasa lagi tidur. Baru tidur dia," jawabnya teringat saat melihat Shasa yang baru saja tertidur.

🔘🔘

Semua telah berada di meja makan. Siap mengisi perut mereka yang sedari tadi minta diisi. Cacing-cacing di perut mereka pun sudah berdemo.

Mereka makan dengan tenang. Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang bergesekan.

Seusai makan malam, mereka membantu Syifa mencuci piring dan peralatan lainya, serta membersihkan dapur.

Di kamarnya, terlihat Cece yang sedang memandang langit yang penuh dengan taburan bintang-bintang dengan satu bulan yang terang.

"Ah, gue bosen. Main game aja deng," ucapnya pada diri sendiri. Lalu mengambil ponsel nya yang berada di atas nakas dan membuka aplikasi game Mobile Legend.

Di lain ruangan. Terlihat Allisya yang sedang memainkan ponselnya. Sepertinya ia sedang mengstalk cogan-cogan halunya.

"Beuh, ganteng banget astaga," ucapnya melihat beberapa foto laki-laki berbaju SMA.

Lalu di kamar lain. Terlihat ciel yang sedang fokus pada laptop nya. Seperti biasa ia sedang menonton drama korea favoritnya.

"Ah Sha, sedih banget gak boong," ucapnya seraya menghapus air matanya dengan tissu.

Shasa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan ciel. Kemudian ia kembali melihat langit sembari mendengan lantunan musik dari earphone kebanggaannya.

Sedangkan di kamar Syifa. Ia sedang membaca novel romansa dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya. Tampaknya ia sedang fokus. Sesekali ia tersenyum saat membaca isi novel tersebut.

Jam telah menunjukan pukul 22.00. Yang berarti jam tidur bagi semua manusia. Apartemen mereka sepi, senyap dan hening. Masing masing telah tertidur pulas. Bahkan yang biasanya tidur larut malam pun terlelap karena kelelahan.

Biarlah mereka tertidur, agar esok bisa bangun pagi dengan wajah yang segar.

____________________________________________________________

Tbc 

Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa
Votmen
Tekan bintang di kiri bawah ya

Jangan lupa polou ya
cxzy01
checelia123
zhrasafiraa
vatazia_grizel
mandayntaa
ameliaaputri05
Indah010804

LuverwantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang