- Selamat membaca! -
Satu minggu penuh Sooji tidak hadir dalam kelas. Tepat setelah kepergian gadis itu yang tiba-tiba saat mereka di kedai, Sooji sama sekali tidak bisa dihubungi. Hal itu membuat sang teman kalang kabut bukan main. Berusaha keras untuk menghubungi, namun hasilnya nihil. Dia mencoba untuk mengunjungi rumah Sooji, pun tak ada orang yang menyambutnya.
Jung Soojung khawatir, soal keadaan temannya ataupun sikapnya ketika mereka berpergian adakah yang kurang mengenakkan atau menyakiti hati Sooji. Akan tetapi, dia yakin temannya bukanlah tipe yang mudah tersinggung. Dia lebih tenang dari siapapun yang berada di sekitarnya. Soojung mengenal baik temannya atau mungkin selama ini ada sisi yang tidak dikenalnya? Jika benar, macam kesalahan apa yang dia lakukan saat dia tidak merasa melakukan satu kesalahan pun.
"Oppa," panggil Soojung.
Mendengar suara lemah milik gadis yang sah menjadi kekasihnya mau tidak mau membuat Myungsoo ikut merasa tidak enak. Awalnya tidak ada rasa khawatir pun, namun setelah satu hari penuh Sooji tidak dapat dihubungi, serta kepanikan sang kekasih, panik melandanya tiba - tiba. Mengingat kondisi Sooji yang sedikit berbeda dari biasanya.
"Belum bisa dihubungi juga?"
Soojung menggeleng lemah, bahkan satu minggu ini selera makannya menguap. Burger yang sudah dibelinya hanya akan berakhir dengan satu gigitan.
"Apa kita melakukan kesalahan kemarin, Oppa?"
"Apa maksudmu, Jung?"
Soojung menghela napasnya sedikit panjang, "mungkin dia merasa marah karena diabaikan atau-" kelakarnya dengan suara lemah yang langsung dipotong oleh si lawan bicara.
"Kau mengenal temanmu, dia pasti tahu niat baikmu."
"Aku tahu, hanya saja ini benar - benar bukan Sooji. Kalau memang seandainya dia sakit, pihak sekolah pasti tahu. Tidak ada kabar sedikit pun," keluh Soojung sembari jemari mungilnya memijit peilipisnya agak lambat. Myungsoo menghelakan napasnya sekali lagi, dia merenung. Tidak mungkin ketidakhadiran Sooji karena ulahnya kemarin, bukan? Mengenai ia yang berterus terang mengajak sahabatnya berkencan.
"Tidak mungkin," gumam Myungsoo dengan wajah mengeras. Sungguh konyol pikiran itu terlintas, gadis itu jelas tidak merasa terganggu dengan kedekatannya dengan Soojung. Satu, Sooji adalah orang yang sukarela mendekatkan mereka. Dua, gadis itu dengan mudah membuka diri pada orang asing. Sooji sepenuhnya tidak peduli dengan hubungannya.
"Apanya yang tidak mungkin?"
Renungan milik Myungsoo lenyap ketika sang kekasih menegurnya. Menggelengkan kepalanya cepat supaya tidak menimbulkan satu kesalahpahaman pun. "Tidak, aku hanya asal bicara," ujar Myungsoo yang disambut baik oleh Soojung. Tidak melayangkan protes dalam bentuk apapun. Setelahnya, mereka kembali diam.
- Forgive Me -
Berada di tingkat akhir sekolah menengah atas memang suatu hal yang sulit untuk dijalani. Mereka diharuskan meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran yang jauh lebih banyak jika dibandingkan berada di tingkat sebelumnya. Myungsoo sudah mempersiapkan diri, jadi dia tidak memiliki banyak keluhan apapun. Termasuk ketika diharuskan belajar lebih lama di sekolah. Dia terbiasa untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mungkin karena tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
FanfictionCerita ini merupakan tulisan lama milik saya yang saya publikasikan di Blog dan saya publikasikan di sini setelah saya revisi, baik penulisan atau alur cerita.