PROLOG

88 2 0
                                    


***

Air mata langit selalu mampu menyembunyikan air mata manusia, tapi ia takkan pernah mampu menyembunyikan raut kesedihan yang tak samar terlihat di sana.

Deru angin malam mengoyakkan beberapa helai rambut yang kaku dibasahi derasnya butiran-butiran hujan.

Di pangkuan sang pemilik rambut, satu orang dari kaum adam terbujur kaku bersimbah darah.

Tak memudar cairan merah itu meski terus diguyur hujan, kucuran darah dari kepala Semesta mengalir begitu deras seakan menyaingi lebatnya hujan kala itu.

Jeritan kata tolong terus berulang keluar dari mulut Neora.
Beberapa langkah kaki menyambut, berlari memercikan air hujan yang jatuh menggenangi jalan raya dengan hebatnya.

Keikhlasan para pria itu memaksa mereka menerobos derasnya hujan, menghampiri Neora yang terus menangis meratapi Semesta dan darahnya yang tak kunjung berhenti mengalir memerahkan rok kuning Neora.

Dalam tangisan, paha wanita cantik itu terus memangku kepala Semesta sembari menanti tangan-tangan terberkati yang akan datang mengangkat Semesta dari pangkuannya.

***









































Published :
Ambon, 30 April 2020 - 14.53

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RONA HITAM RANA BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang