PROLOG

2 0 4
                                    


Pembacaku yang budiman, kamu harus tahu konsepku adalah malas mengeluarkan energi. Itu sebabnya, aktifitasku berangkat ke sekolah, belajar giat dan nggak mau ikut ekstrakurikuler jenis apapun. Karena menurutku akan sangat menguras energiku. Mungkin sedikit berlebihan untuk berbicara tentang kehidupanku secara dramatis karena aku baru saja memulai tahun keduaku di sekolah menengah. Tetapi hal-hal aku alami pada usia enam belas tahun membuat duniaku terbalik. Namaku Rayyan, pindahan dari Jombang. Disinilah aku, di kota Surabaya untuk mengeyam tahun keduaku, di Alejo Academy. Dalam satu tahun kedepan, seolah-olah hidupku telah berakhir. Mengapa? Karena selama tahun itu, mata seluruh kelas tertuju padaku : seorang anak pindahan yang nggak tahu apa-apa akan menjadi korban selanjutnya. Mereka mulai berbisik-bisik dan menyebut nama Sora, yang kebetulan adalah seorang gadis remaja yang kini menjadi hikikimori. Dari desas-desus kudengar, Sora sudah nggak masuk sekolah selama 2 bulan dan nggak ingin menemui teman-teman sekelasnya.


Semuanya dimulai pada April, tahun terakhir SMA-ku, menjalani kehidupan anak lelaki sekolah menengah yang sangat biasa. Aku punya teman, punya gadis yang aku sukai ketika baru pindah di kelas ini, dan jenis kesenangan yang diharapkan dimiliki seseorang dengan hal-hal itu. Tetapi kesenanganku direnggut oleh wali kelasku dengan menjadi sekutunya dalam hal mengembalikan Sora ke sekolah. Awalnya aku benci buang energi, tiap pulang sekolah harus membawa salinan pelajaran untuk Sora, yang bahkan nggak menghargai niat baikku datang ke rumahnya. Sora, cuma gadis dingin, kerjanya cuman membentakku. Apalagi murid di kelasku nggak begitu suka saat aku membicarakan Sora dengan mereka.


Ruang kelas dengan pintu geser, kaca jendela yang mengkilat dan plakat yang bertuliskan 2- IPS 2. Sungguh aneh, kelas lainnya terlihat sunyi menikmati suasana belajarnya. Berbeda dengan kelas ini. Ruangan kelas nampak biasa ini, menjadi tempat sakral di datangi guru lain. Suara malas mereka riuh. Aku mendapat kelas isinya anak-anak berandal. Lihat saja di sudut kelas ada seorang anak yang mengenakan pakaian lusuh, maksudku, acak-acakan. Seragam nggak dimasukan dalam celana, dan lagi celananya sobek di bagian lutut kanannya. Bagaimana siswa model seperti ini dapat menjadi orang sukses di masa depan dengan tampilannya yang kurang rapi. Ada lagi gadis tomboy yang duduk di pinggir jendela, kacanya selalu dibuka agar dapat melihat lapangan sekolah, sepertinya dia tipe yang malas mendengarkan pelajaran. Dibelakangnya ada sepasang gadis dan lelaki remaja yang tampak sibuk memainkan gadget-nya, tertawa cekikikan. Kesan pertamaku pada kelas ini sangat nggak nyaman.

"Selamat pagi anak-anak." Ucap Wali kelas saat memasuki ruangan kelas. "Kalian bisa diam sebentar? Mungkin kalian sudah tahu bahwa hari ini, kita kedatangan seorang murid pindahan."

Suara kelas gaduh mulai hening.

"Kalau begitu, mari kita sambut murid pindahan. Anak-anak, beri tepuk tangan untuk teman baru kalian."

Suara tepuk tangan bergema dalam ruangan. Jangan ber ekspetasi tinggi terhadapku. Aku lalu masuk dalam ruangan kelas dengan langkah berat, terus maju sambil menghadap ke arah seisi murid dalam kelas. Suasana kelas tadinya hening kembali gaduh. Kemungkinan itu suara kesenangan mereka karena melihat anggota baru yang akan mereka jadikan teman bermalas-malasan.

"Oke, selamat datang murid baru. Ayo perkenalkan dirimu."

Wali kelasku memintaku memperkenalkan diri dan menuliskan namaku di papan tulis agar semua murid dapat membacanya. Aku memantapkan diri melihat ke arah murid-murid yang akan menjadi teman sekelasku. Aku menuliskan namaku di papan tulis dengan spidol yang diberikan oleh wali kelasku. "Ekian Al Rayyan"

"Wah, namanya bagus ya."

"Gue suka penampilannya. Cupu!"

"Dia bukan tipe berandalan seperti lu, tong!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S O R A Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang