Kemarin datang lagi,
maksudnya mau makan.
Aku hanya menengok,
tidak mengangguk,
tidak diam."Pujaan banyak, ya." katanya.
Pandai sekali ia bermain petak umpet, menghindari rasa, menyembunyikan rindu.
Aku yang tidak lagi tahu namanya, sekali lagi
tidak mengangguk,
tidak diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viceversa
Poetry"Pagi berikutnya aku lihat lagi seseorang itu di depan cermin. Tidak berjalan sambil menunduk lagi. Katanya ingin memulai hidup." - Cerita Pagi