Bunyi pilox yang dikocok kemudian membuat Taehyung membuka matanya, nyatanya ia tengah berdiri, memegang pilox dan berhadapan dengan dinding jalan terowongan. Setelahnya Taehyung kembali menatap pilox lebih lama.
"Hoi,"
Taehyung mendongak, menatap ke samping kiri dengan linglung, "oh--Nam hyung."
Namjoon kemudian mengocok pilox miliknya sekali lagi, menekannya dan membuat dinding berubah warna menjadi garis hijau menyala. "Sakit?" tanyanya.
Taehyung tersenyum, menggeleng kemudian mulai melakukan hal sama seperti yang Namjoon lakukan, warna pilox miliknya ternyata merah. Taehyung menaikkan ujung bibirnya, ia sendiri tidak mengerti kenapa tersenyum sendiri. Rasanya memang disini tempatnya.
Suara tawa Namjoon terdengar, kemudian diikuti Taehyung. beberapa sekon kemudian mereka kembali menggoreskan warna pilox ke dinding. Mereka tidak membuat graffiti hanya garis garis abstrak yang sangat jelek.
Mobil mobil dengan kecepatan delapan puluh kilo meter saling berebutan, malam hari di Seoul pukul sepuluh malam serasa baru membuka hari, para ahjussi yang baru pulang kantor, anak sekolah yang baru bisa bernapas setelah les tambahan selesai, dan bar bar pinggir jalan yang penuh mahasiswa.
Tapi Taehyung dan Namjoon memilih menyendiri di terowongan jalan, menghabiskan pilox sisa milik Namjoon bulan lalu. Tanpa terasa dinding di hadapan mereka sudah acak-acakan. warna krem yang diterangi lampu warna oranye terlihat rusak dengan warna hijau dan merah.
"Masterpiece!" Seru Namjoon. "Ini masterpiece kita, taehyung"
Taehyung menatap Namjoon, tertawa. "senang bisa bekerja sama dengan anda dalam membuat karya ini." kemudian tawa Taehyung tidak berhenti. Ia terlalu senang, bersama hyung rasanya aman.
Kemudian wajah Namjoon yang dari tadi tersenyum bodoh berubah, ia menepuk nepuk pundak Taehyung yang masih saja berguncang karena tawanya yang tidak ada habisnya. lampu senter kemudian mulai menangkap sosok mereka berdua.
"Ada polisi, lari!"
Perkataan Namjoon membuat lawakan yang dibuat Taehyung menjadi hambar, dengan sigap Taehyung mulai lari, Namjoon mengikuti. kemudian mereka saling bertatapan sekilas dan tertawa sambil berlari.
"Dasar anak nakal! Berhenti! Berhenti!"
Taehyung kemudian berlari sambil membelakangi arah larinya, ia menghadap polisi yang tengah mengejar mereka, sambil menunjukkan cengir andalan miliknya, taehyung kemudian berbalik kembali dan menambah kecepatan larinya.
"Ayo hyung!" Seru Taehyung.
Angin dingin menerpanya, Taehyung bahagia. seruan kedua polisi dibelakangnya semakin membuatnya bahagia. Deru mesin mobil yang beriringan bersamanya serasa memacunya. bunyi pilox digenggamannya nyaring terdengar. Pertengahan bulan oktober, membawanya terbang bersama musim gugur yang akan meninggalkan Seoul beberapa pekan lagi.
Namjoon melihat punggung Taehyung yang terlihat begitu bersemangat. Tanpa disadarinya frekuensi larinya melambat,
melambat.
me--
"Dapat!"
Namjoon kemudian tersadar, tanganya bergesekkan dengan besi dingin. terlambat. Namjoon sudah selesai sampai disana saja. Badannya diperiksa, pilox miliknya jatuh di trotoar jalan.
Taehyung kemudian berbalik, Matanya melebar, Namjoon memandanginya dengan cengiran dan entah kenapa terasa begitu menjengkelkan untuk terus diulangi memorinya. Taehyung kemudian memutar arah,
lari. lari. lari!
Taehyung membuka matanya. Kali ini ternyata ia dalam posisi tidur. ada langit langit kamar yang ia lihat. Taehyung kemudian bangun, duduk di tempat tidur kemudian melihat sekeliling. Bajunya terdapat bercak darah, ada jaket tersampir di kursi.
Mimpi.
"Oh, sudah bangun rupanya."
Perempuan itu tersenyum, sambil bersandar di pinggir pintu ia memandang Taehyung tepat di manik matanya. Nyatanya, Taehyung hanya mimpi dan kemarin ia baru saja membunuh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exhausted // Kim Taehyung
Short StoryAku baru saja membunuh seseorang, aku harus kemana sekarang? © 2016 All rights reserved. Upload 2020.