I Do Not Know

33 5 7
                                    

Kira-kira sudah hampir 3 jam aku duduk di depan kanvas yang belum ternodai oleh oleh cat warna.

Hari ini aku merasa aneh.Karna biasanya jika sudah didepan alat lukis,ide dan imajinasi ku akan muncul begitu saja.

Tetapi akhir-akhir ini otak ku sama seperti Wi-Fi tetangga, kadang lancar kadang juga lemot.

Aku menghela nafas kasar.lalu menundukkan kepala ku lesu.

"Otaknya udah gak berfungsi ya,Yun?"kualihkan pandangan ku kesumber suara,dan yang ku dapati adalah pandangan yang paling tak mengenakan,yaitu wajah kakak ku dengan ekspresi mengejek.

Aku memicingkan mata kearahnya
"Perasaan tadi ada yang ngomong deh,Ya Allah lindungi hambamu ini."ucapku pura-pura sambil mengangkat kedua tangan ku keatas.

"Adek laknat Lu!"ucapnya,sambil mendekat lalu menoyor kepala ku.

"Sakit tau kalau mau noyor kepala orang izin dulu donk!"

"Oke besok gue mau bakal bikin SIM lagi,"

"SIM?"

"Surat izin Menoyor"
Aku hanya melikir nya dengan tatapan aneh.Sungguh lelucon yang garing bagiku.

"Keluar kek lu,cari udara segar,biar lu juga otak segar,"Yah benar aku sudah 3 Minggu tidak keluar rumah karena sibuk membuat kerajinan.

"Oke,makasih sarannya,tumben juga lu bijak,gue pamit dulu ya."

Aku pun beranjak dari tempat duduk dan saat ingin berjalan ke luar pintu.Tiba-tiba kerah baju ku ditarik dari belakang layaknya kucing oleh kakak ku yang tidak berakhlak itu.

"Lu mau keluar pake baby doll gitu"
Ucapnya sambil menatap ku sinis lalu pergi meninggalkan ku.

"Astaga kok gue jadi gini sih"Aku menepuk jidat ku.Yah 3 Minggu tidak keluar rumah,alhasil aku hanya mengenakan baju tidur tiap harinya.

Aku pun langsung mengambil baju  dilemari dan berlari ke kamar mandi untuk mengganti baju.

Setelah berganti pakaian aku keluar rumah sambil berjalan kaki.Entah lah kemana tujuan ku,yang penting bagi ku adalah keluar Sekanak dari rumah.

Udara di luar sore ini ternyata sangat dingin aku pun memasukkan tangan ku kedalam kantong jaket yang ku kenakan.Aku meruntuki diriku sendiri,karna memilih mengenakan celana pendek tadi dan alhasil kaki ku terasa disiram air es.

'Drtttt drtttt'.
Hp ku bergetar aku pun mengeluarkan nya dari kantong celana.Saat kulihat layar nya ada panggilan dari Kyla teman ku.

Baiklah mungkin aku membutuhkan teman bicara saat ini pikir ku lalu ku naikan tombol hijau dilayar hp ku.

"Hallo Kyla,gue seneng bang__,"

"Hallo Yun,masa baru 1 satu lukisan yang Lo kirim ke gue,ini kan udah 3 Minggu, ntar Pak Bandi batalin acara kita lu loh Yun,emang lu mau?!"

"Astaga naga,Nyesel banget gue angkat telpon dari lu,"

"Yun,gue serius!"

"Gue juga serius malah dua rius,"

"Trus sekarang lo mau lukis objek apa lagi?"

"I do not know!"

"Kok gak tau sih?"

"Gue kehabisan ide tau gak sih,"

"Pokoknya gue gak mau tau lu harus bis__"

'Tut....tut....'
Ku lihat layar hp ku,ada notif sms,menandakan paketan ku telah habis.Aku memutar bola mata ku tak peduli toh akhirnya aku selamat dari induk macan.

Aku melanjut kan jalan ku sambil menghirup udara segar mencoba menikmati waktu.langkah ku terhenti didekat danau saat mata ku memutari kawasan itu,pandangan ku terhenti pada pohon besar yang dibawahnya ada seorang lelaki yang duduk sembari mencoret spidol di buku yang ia pegang.

Tangannya tampak lihai tak berhenti bergerak.Wajah nya yang tampak tampan dan tenang ditambah keindahan danau membuatku berfikir untuk menjadikannya objek lukisanku.

Ku ambil arahkan ponsel ku kearahnya dan ku ambil gambar dirinya diam-diam.Aku tersenyum dengan hasil potretan ku tadi.

Aku meliriknya lalu berjalan kearahnya.

"Hey,Gu..gue boleh duduk disini gak"ucap ku,ia mendongakkan kepalanya sambil menganguk dan tersenyum lalu kembali mengarahkan pandangan nya ke buku yang ia pegang.

Deg.

Astaga senyumnya.Entahlah menurutku senyumnya sangat indah.Padahal ia hanya tersenyum sebentar padaku.

Aku pun melepaskan sandal ku dan duduk diatas nya,bukan nya lebay aku hanya malas jika celana ku harus kotor apalagi, celana yang kukenakan ini berwarna putih dan juga rumput yang ingin kududuki ini sedikit basah.

"Gue Yuna,lo....,"

"Bayu,"ucap nya singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Lo ngepain sih?"

"Gambar"

"Lu suka gambar juga?"

"Iya,"

"Emm...lu gambar apaan emang?"

Tangannya berhenti bergerak ia terlihat mengambil nafas dalam dalam lalu memiringkan kepala nya sedikit.

"Gladis"

"Hah?"

"Gladis teman ku saat kecil, tapi dia sudah pergi,"

"Pergi?"

"Meninggal,"ucapnya dengan pandangan sedih.

"Maaf ya,gue...gue...gak__"

"Iya gak papa"Ucapnya terlihat berusaha tersenyum.

"Gue boleh lihat wajah Gladis gak?"

Ia menghela nafas lalu melihat kearah ku.sedetik,dua detik,tiga detik,ia terdiam lalu menyodorkan buku gambar miliknya ke arahku.aku mengambilnya dan tersenyum kearah nya saat ku buka

"Astaga!"

'Aku harap Gladis tidak menangis di surga sana' ,batin ku.

'Aku harap Gladis tidak menangis di surga sana' ,batin ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my inspirationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang