01; ㅡinto the dystopia

249 30 30
                                    

Ini adalah sebuah pertarungan.
Yang perlu kamu lakukan hanya satu.

Taklukkan istananya,

dan rebut mahkotanya.

---

Semuanya bermula dari ketika ia membuka mata. Di saat retinanya menerima cahaya, di saat itulah otak miliknya bekerja sekaligus kebingungan.

Bukan tanpa sebab kata kebingungan itu muncul. Pasalnya, setelah cahaya tersebut berhasil diterjemahkan, ia tak mampu mengingat apa pun tentang tempat ini.

"Ini... di mana?"

Sejujurnya, kalau disuruh mendeskripsikan seperti apa tempat ini... ia tak bisa.

Tempat ini gelap, tapi bukan berarti tidak ada cahaya. Ia masih bisa melihat dirinya terbaring di atas permukaan datar. Saat dia mendudukkan dirinya, ia bisa melihat di depan dan belakangnya ada jalan lurus. Ia tak tahu seberapa panjang karena pencahayaan yang terbatas.

"Kim Jeyou,"

Ia tersentak. Ada suara yang memanggilnya. Kepalanya refleks menoleh mencari-mencari ke segala penjuru. Tapi nihil, ia tak menemukan sosok yang memanggilnya.

"Siapa di sana?" ia bertanya dengan harapan sosok tersebut menampakkan diri.

"Kim Jeyou,"

Suara tersebut kembali memanggilnya.

"Kim Jeyou,"
"Kim Jeyou,"
"Kim Jeyou."

Seperti membelah diri, suara yang memanggilnya semakin banyak.

Ia, atau yang dipanggil Kim Jeyou, masih menengokkan kepalanya ke kanan dan kiri. Siapa mereka?

"Kim Jeyou....," merasa jengah dipanggil terus-terusan Jeyou berteriak.

"Siapa sebenarnya yang memanggilku?! Kalian bahkan nggak berniat memperlihatkan muka kalian!"

Panggilan-panggilan tersebut pun berhenti. Suasana menjadi hening. Jeyou menaikkan kewaspadaannya.

"Sabar... tak perlu berteriak seperti itu,"

"Oh? bisa ngomong ternyata?" ucapnya ketus. "Di mana ini?"

"Ini... ini adalah tempatmu,"

"Hah? Maksudnya??"

"Jangan potong omonganku," sahut suara tersebut.

"Ini adalah tempatmu. Ini adalah tempatmu membuktikan diri. Ini adalah tempatmu, untuk menunjukkan apa yang belum kau tunjukkan."

Jeyou mengernyit. Apa-apaan yang dia bicarakan? Dirinya tidak mengerti sama sekali.

"Di ujung jalan ini, ada tujuan utamamu. Di antara ketaksaan dan cahaya biram matahari, ada istana yang menjadi tujuan utamamu."

"Buktikan dirimu. Tunjukkan bahwa kau bisa mencapai tujuanmu itu. Jadikan istana itu ujudmu."

Jeyou semakin tak paham. Dari tadi mereka ini membual tentang apa sih? Istana, tujuan, apalah itu. Ia sudah siap melontarkan berbagai pertanyaan atas omong kosong mereka. Tapi, sebelum ia sempat membuka mulut,

"Namun yang mengejar istana itu tak hanya satu. Selain dirimu, ada mereka yang memiliki tujuan yang sama,"

"Ini adalah sebuah pertarungan. Yang perlu kamu lakukan hanya satu. Taklukkan istananya-







































–dan rebut mahkotanya." 

Bersamaan dengan kalimat terakhir, Jeyou kehilangan kesadarannya.















Bersamaan dengan kalimat terakhir, Jeyou kehilangan kesadarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TOO J.you a.k.a Kim Jeyou

---

A short chapter to start the story. Maaf kelamaan update chap pertama👉👈

Mau tanya, menurut kalian enakan pake stage name apa nama asli? Soalnya kan ada yang namanya pendek macem Q sama U. Tapi kalo pake nama asli, U kan Yuto... jadi.... bingung....

road to kingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang