2

15 2 0
                                    

Tak ada yang spesial, seperti hari hari biasanya. Bangun pagi bersiap pergi ke sekolah lalu menghabiskan hari sampai larut malam.

Seorang gadis berambut sebahu nampak cantik sedang mengolesi bibirnya dengan sebuah lipbalm tipis hendak bersiap pergi ke sekolah.

"Sempurna" gumam nya dalam hati.

Setelah berkaca sebentar dan memastikan tidak ada yg kurang, Alona segera turun kebawah untuk bersiap pergi kesekolah.

"Ekhem, kamu ga makan dulu sayang"

Suara berat sang ayah, membuat Alona berhenti sekejap, lalu mendekati sang ayah.

"Aku kirain ayah ga pulang, makanya aku mau sarapan di sekolah aja." balasnya lalu segera mengambil tempat duduk dan mengolesi roti dengan selai untuk dijadikan sarapan.

"Lain kali kamu harus sarapan dirumah dulu ya sayang." Ucap sayang sang ayah. Jujur saja ayahnya terkadang merasa sedih bila putri nya tidak ada yang menemani setiap hari.

"Ayah kenapa sih" ucap Alona yang sadar bahwa ayahnya melamun.

"Maafin ayah ya, ayah ragu untuk menikah lagi. Ayah takut wanita yang ayah cintai tidak mencintai kamu nak" ungkapnya jujur sambil tertunduk.

"Ayah kok ngomongnya gitu sih, dengerin Lona ya yah. Lona terima apapun keputusan ayah dan jika ayah ingin menikah lagi, Alona pasti ijinin itu" ucapnya menenangkan sang ayah.

"Kamu bener ijinin ayah?" tanyanya penuh harap.

"Iya ayahh, yaudah Al berangkat sekolah dulu ya yah" pamit nya lalu segera menyusul mang ujan yang sudah memanaskan mobil untuk berangkat ke sekolah.

🌱🌱🌱

"ARSENNNNN" teriak remaja laki laki itu, agar orang tersebut sigap menangkap bola lemparan nya.

Lalu pria yang bernama Arsen itu dengan sigap menangkap bola tersebut dan melemparnya kedalam ring dan saat bola itu tepat masuk kedalam ring, senyum tipis tercetak di wajahnya.

"Oke selesai ya bro" Ucap pria tadi dan segera mendekat kepada sahabatnya.

"Keren lo Ar" ucap nya memuji.

Sedangkan Arsen hanya terkekeh mendapat pujian itu dari temannya.

Dimas yang tak mendapat jawaban atas pujian nya kepada Arsen mengalihkan pandangan untuk menatap sekiling, dan menjatuhkan pandangannya kepada seorang gadis cantik yg berjalan di koridor.

"Eh eh bro, liat tuh cewe cantik" ucapnya sambil menepuk bahu pria di sebelahnya.

Merasa terganggu Arsen pun mengalihkan pandangannya menuju arah yg ditunjukan jari Dimas.

"ya terus kenapa" balasnya, walau jujur ia merasa sangat kagum.

"Ah sial udah masuk kelas kan" umpat Dimas dan mengabaikan pertanyaan Arsen.

"Alay lo ah, udah gua pergi" ucapnya lalu segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Dimas yang masi kesal.

🌱🌱🌱

"Halooo lonaaaa tjakepppp" sapanya ramah menyambut kedatangan orang yang baru dikenalnya kemarin.

"Hai" balasnya sambil tersenyum.

"Oiya lon, hari ini mampir kerumah gue yuk kita nonton drakor, lo suka drakor ga?" ajaknya sambil menatap penuh harap.

Alona yang memang tak punya kegiatan apapun setelah pulang sekolah nanti langsung mengangguk tanda mengiyakan dan segera duduk.

Sesyl tersenyum senang ketika ajakan nya di-Iya kan oleh temannya langsung tersenyum senang. "Oke berarti nanti lo pulang sekolah bareng gue ya" tanyanya.

Alona tampak menimang nimang sebentar, kemudian mengangguk lagi tanda setuju.

Kringg kringg....
Bunyin bel sekolah menandakan sebentar lagi KBM akan dimulai.

Hari ini kimia adalah pelajaran pertama, tapi seperti kebanyakan guru kimia itu terkenal galak. Berbeda sekali disini, guru kimia disini sangatlah baik dan penyabar.

"Pagi semua... " Sapa pak Fauzi selaku guru kimia di sekolah ini.

"Pagii pakkk" balas para murid.

"Oke kita langsung aja buka buku paket hal 145, disana ada materi tentang larutan asam basa, silahkan dikerjakan dulu sebisa kalian. Nanti jam ke 2 akan kita bahas. " ucap pak Fauzi kemudian.

"Baikk pakk.. " balas para murid kemudian mengerjakan perintah sang bapak guru.

"Eh syl, gue kan belum punya buku paket" bisik Alona takut mengganggu yang lain nya.

"Yaudah sana bilang gih ke pak Fauzi" suruh Sesyl karena tau bahwa gurunya tak suka ada yg murid yang berkerja sama mengerjekan soal bahkan saat latihan soal biasa.

"Yaudahdeh" balas Alona kemudian segera pergi ke meja Pak Fauzi.

"Maaf pak, saya anak baru disini. Apa boleh saya pinjam buku paketnya? " ucapnya sopan.

"Silahkan pergi ke perpus." Suruhnya karena ia juga tak membawa buku paket lagi selain yang ia pegang.

"Baik, saya permisi." setelah berpamitan Alona segera pergi menuju ruang perpustakaan.

Alona terus menyusuri koridor hingga matanya menangkap sebuah tulisan "Library" dan mendapat ruangan yang ia telusuri dari tadi.

Alona segera mamasuki ruangan tersebut dan mulai mencari buku kimia kelas 11.

"Duh dimana sihhh." gerutunya dalam hati sambil terus memperhatikan sekelilingnya, berharap menemukan buku yang ia cari.

Alona mendongkakan kepalanya ke atas, dan sangat senang ketika buku yang sedari tadi ia cari berada di rak paling atas.

Alona segera jinjit untuk mengambil buku itu, namun hasinya nihil. Ia tak juga bisa menggapainya.

Alona terus melompat sambil berharap ada keajaiban jika ia adalah seorang yang tinggi dan dengan mudah mendapatkan buku tersebut.

Terus melompat hingga tak sadar ia bahwa ada tangan lain yang membantunya, "Mungkinkan ini hantu?" gumamnya dalam hati.

"Ini" ucap seorang laki laki di belakanganya.

Alona ingin berbalik dan mengucapkan terimakasih, tapi sebelum itu ia segera menunduk dan melihat apakah orang yang berada di belakangnya ini manusia atau hantu.

Setelah melihat kaki itu nampak menginjak lantai dan tidak mengapung di udara ia segera bernafas lega.

Arsen yang merasa wanita didepannya hanya diam segera memegang pundak wanita tersebut dan membalikan tubuhnya agar menatap dirinya.

Alona yang kaget dengan perlakuan pria tersebut hanya bisa memandangan kagum ke arah pria tampan di depannya.

"Nih" ucapnya lalu memberikan buku tersebut dan langsung pergi.

Alona yang sadar telah kehilangan pria tampan tadi segera sadar dan bergegas kembali ke kelas.

Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang