"Selamat pagi adiku yang cantik" sapa Cara saat baru turun dari anak tangga terakhir, dan langsung menghampiri adiknya yang sedang dimeja makan, menunggu sarapan bareng.
"Cie, udah ga galauin bang Key lagi nih ceritanya" ledek Casandra, ade bungsu Caramel, atau lebih tepatnya Casandra Viona Aracelly.
"Rese lo Cas" sambil melempar sepotong roti kearah adiknya itu.
"Ish nyebelin banget sih lo ka" sambil memutarkan bola matanya sebal melihat kelakuan kakanya itu. "Oh iya ka btw gua nebeng sama lu ya kesekolah" sambil memasang muka imutnya, supaya Cara mau menebenginnya.
"Tumbenan banget lo nebeng gua, emang kemana pacar lu yang bucin itu" Cara menjawab sambil mengunyah roti yang ada dipegangannya itu.
"Ah biasalah ka, si Renald mau ngisi formulir buat lomba cerdas cermat, tadi dia udah sempet ngabarin gua sih, mangkanya dia gabisa jemput gua, jadi gua nebeng sama lo ya ka, lu juga ada kelas pagi kan hari ini?"
"Enak ya Cas jadi lu, sesibuk apapun Renald, dia masih sempet ngabarin lu, gakaya si Key dulu" Cara langsung mengingat kejadian disaat Key benar – benar tidak ada waktu seharian buat dia.
"Ka, gausah sedih gitu, itu kan udah masa lalu, gua yakin pasti lu bakal nemuin laki – laki yang baik, gakaya bang Key" Casie yang melihat kakanya bersedih, langsung berdiri dan menyamper kearah Cara dan langsung memeluknya, ia tau Cara masih sangat sedih atas kejadian dimana Key pacar kakanya dengan tega – teganya mengkhianatin dengan sahabatnya sendiri.
"Makasih ya Cas, yaudah yu kita berangkat, nanti lu telat lagi" sambil tersenyum melihat kearah Casie
"Yaudah yuk" ajak Casie
***
Setelah mengantar Casie kesekolah, Cara menunggu sahabatnya Thalita di Café samping Kampusnya itu, karna ia sangat datang terlalu pagi, seharusnya ia ada kelas di pukul 08.00, dan sekarang baru menunjukan pukul 07.00. Jadi dia memutuskan untuk menunggu sahabatnya di Café tempat biasanya dia dan Thalita nongkrong sambil menunggu jam mata kuliahnya.
"Lama banget sih Thal, gua nunggu sampai lumutan nih" kesal Cara yang menunggu hampir setengah jam.
"Sorry, tadi gua di suruh nganterin nyokap sekalian ke supermarket"
"Yaudah yu, langsung cabut aja kekelas" Cara langsung berdiri, dan mengajak Thalita untuk masuk kekelas, karna setengah jam lagi, ia akan segera masuk.
Disaat berjalan menuju ke Kampusnya, Thalita melihat Keyno, mantan pacar sahabatnya itu disebrang jalan, bersama perempuan yang sangat dikenalinnya.
"Car Car tunggu sebentar deh, itu kan mobil Key, ngapain dia ada di Daerah Kampus kita?"
"Oh mana gua tau, mungkin dia kepo dengan urusan Kampus kita Thal" Cara menjawab dengan masa bodo, dan tidak mau tau apa tujuan mereka ke kampusnya itu. "Udahlah Thal, ayo gausah diliatin, kita kan bentar lagi masuk, nanti telat, lu mau di hokum sama Pak Asep"
"Eh bener juga lu, ayo dah" Thalita langsung menarik tangan Cara
***
Sedangkan dilain sisi, Keyno dan Ketlin yang berada didalam mobil pun, juga sama melihat kearah Cara dan Thalita.
"Jadi, kita mau sampai kapan sayang terus – terusan berada disini?" Keyno melihat kearah Ketlin dan mengusap rambut pirangnya dengan sayang
"Aku syukur deh melihat keadaan 2 sahabat aku yang baik – baik saja, apa lagi Cara, aku kira setelah dia tau tentang hubungan kita, dia akan merasa sedih"
"Ket, kamu tau Cara kan, sesedih apapun dia, dia bakalan menutupinya dengan apapun, biar orang – orang tidak tau, kalo dia lagi merasa sedih"
"Tapi Key, aku sangat menyesal ngelakuin ini ke Cara, sampai persahabatan aku hancur, tapi aku gabisa maksain hati aku, aku sangat mencintai kamu Keyno" sambil menundukan kepalanya Ketlin sangat – sangat bersalah kepada dirinya sendiri, kenapa dia harus menjadi orang ketiga di hubungan Cara dan Keyno, tapi sungguh Ketlin juga tidak bisa memaksakan hatinya, bahwa ia sangat mencintai orang yang ada disebelahnya, semenjak dia dan Keyno berada dalam 1 Kampus, dan setiap hari bertemu dengan Keyno.
"Oh baby, don't cry, aku tau hubungan ini sangat salah, tapi aku juga sangat mencintaimu, aku yang tidak bisa memilih antara kamu atau Cara" Keyno yang melihat pacarnya itu sedih, langsung memeluk pacarnya, dan mencium kening Ketlin.
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri ok, sekarang kita jalan – jalan, supaya kamu tidak bersedih lagi"
Ketlin yang berada dipelukan Keyno pun hanya mengangguk, bahwa ia menyutujui ajakan Keyno.
***
Jam menunjukan pukul 12.00 berarti Cara dan Thalita sudah selesai, dan keluar kelasnya menuju ke parkiran.
"Oh iya Car, ini lu langsung pulang atau mau mampir kemana gitu?" Tanya Thalita yang berada disamping mobilnya
"Eumm kayaknya gua langsung balik aja deh Thal, gatau kenapa hari ini, gua lagi males banget buat kemana – mana"
"Okkey, kalo gitu, gua duluan yak" Thalita langsung memasuki mobilnya, dan langsung pergi.
Cara langsung memasuki mobil, dan masih memikirkan kejadian tadi pagi, kenapa Keyno tumben sekali berada di daerah Kampusnya, atau jangan – jangan ia mau meminta maaf lagi ke Cara
"Duh, udah lah Car gausah mikirin mantan yang gatau diri itu, mending pulang terus tidur – tiduran sambil nonton film, yang belum selesai" Cara langsung menuju kearah rumah.
Sesampai dirumah ia melihat Casie adenya itu sedang menonton tv, tidak seperti biasanya bocah itu pulang dengan tepat waktu, biasanya sehabis pulang sekolah, ia akan bucin dulu bersama Renald
"Eh Cas, tumben banget lo jam segini udah dirumah, biasanya BUCIN dulu sama Renald" sambil menekan kata bucin biar adenya sadar, dengan kehadirannya.
"Eh ka, lu udah pulang, gua lagi males banget ah sama Renald, mending gua dirumah sambil berbaringan gini kan enak"
"Elah, Cas Cas terserah lo aja dah, gua langsung keatas ya" Cara langsung menaiki tangga dan menuju kekamarnya, dan tidak perduli dengan apa yang adenya itu lakukan.
"Sekarang gua pengen mandi dulu, abis itu tidur siang enak kali ya" Cara langsung menuju kearah kamar mandinya, dan segera menjalani ritual mandinya itu.
***
TBC
***
Terimakasih untuk saran dan komentarnya kemarin, aku sangat sangat menghargainya, maaf ya semua kalo masih ada typo dan penulisannya belum benar, nanti diperbaiki lagi kedepannya.
Semoga kalian suka dengan cerita aku
Jangan lupa untuk comment dan votenya ya gais.
Lov
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel Machiatto
Teen Fiction"Menyembunyikan luka dengan sendirian itu, adalah hobiku. Tetapi aku bukannya tidak percaya oleh orang lain, dan tidak semua hal harus di beritahukan secara terang - terangan. Aku cuma butuh waktu untuk menceritakan ini semuanya" . Ini kisah tentan...