Prolog

68 15 2
                                    


Happy reading!

Happy reading!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Jaemin menyeka keringat yang membasahi seluruh wajahnya. Langit sudah hampir gelap tetapi pria itu masih sibuk mencari pekerjaan yang harus ia dapatkan hari ini untuk sekedar membeli makanan. Jaemin memang masih memiliki simpanan uang didalam tasnya. Tetapi uang itu akan digunakan untuk membayar sekolah.

Jaemin memegang dagu dan menghempaskan tangannya kasar. Amarah yang sudah ditahan sejak pemilik toko kue, cafe, juga pemiliki toko roti yang menolak dan mempermalukannya di sana akhirnya menguap begitu saja. Rasanya ia ingin menyerah, entah mengapa hidup seperti ini terlalu sulit untuk Jaemin lalui. Pria yang bernama lengkap Na Jaemin itu sudah banyak berjuang untuk hidupnya dan juga Na Jemia, kakak perempuannya.

Langkah kaki Jaemin berhenti disebuah halte bus. Jaemin pasrah, dari sepulang sekolah ia mencari pekerjaan dan sampai sekarang belum juga menemukannya. Banyak sekali informasi lowongan pekerjaan yang ditempel di setiap toko. Namun, tak satu pun pemilik toko mau menerima dirinya menjadi pekerja.

Mata Jaemin beralih ke seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di halte. Banyaknya perhiasan yang dipakai wanita itu, membuat Jaemin berpikir bahwa ia adalah sosok dari keluarga kaya raya. Dan kemungkinan besar, wanita itu pasti mempunyai lowongan pekerjaan yang sedang ia cari.

Semoga saja.

Akhirnya, Jaemin memberanikan diri untuk melangkah mendekat. Jaemin berharap wanita itu tidak mengenalinya ataupun mengatakan kata-kaya hinaan seperti yang orang-orang lakukan sebelumnya kepada Jaemin.

"Permisi." Ucapnya sopan sembari menunduk. Kemudian Jaemin berdiri tegak dan tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi yang rapih.

"Saya boleh nanya?"

"Silahkan." Jawabnya dengan nada yang sedikit angkuh. Tetapi Jaemin yakin wanita itu tidak mengenali dirinya sebagai anak dari mantan pejabat di Korea Selatan.

"Sebelumnya, perkenalkan nama saya Na Jaemin." Jaemin menghela napas sebelum kembali melanjutkan kata-katanya. "Ibu ada lowongan pekerjaan? Kalo ada, saya ingin melamar. Apa pun itu saya terima."

Jaemin lihat, wanita itu memalingkan wajah dan tidak lagi menatapnya. Kening wanita itu mengerut pertanda sedang berpikir. Sepertinya ia ragu dengan ucapan Jaemin. Karena sudah banyak sekali orang yang berniat jahat.

Tetapi ketika matanya melihat pakaian yang Jaemin pakai dari atas, yaitu seragam sekolah. Wanita itu pun yakin jika Jaemin bersungguh-sungguh menanyakan hal itu, dan tidak akan melakukan hal yang jahat.

"Saya membutuhkan supir untuk mengantar anak saya pergi ke tempat seni setiap sore hari. Apa kamu sanggup?"

Ah, Jaemin. Bodoh sekali. Ia baru mengingat jika dirinya tidak bisa mengendarai mobil. Tetapi rezeki sudah berada didepan mata. Mana mungkin Jaemin menolak.

PERFECT || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang