Chapter 04

2.6K 287 48
                                    

Taehyung mengusak rambutnya, pandangannya tak lepas dari lapangan basket yang ada di bawah sana. Waktu istirahat seperti ini biasanya digunakan oleh kaum adam untuk memenuhi lapangan basket, bertanding ditemani sorakan kaum perempuan yang hebatnya teriakan mereka selalu terdengar sampai lantai dua, kelas Taehyungーsetidaknya melihat suasana ramai seperti itu memberi sedikit hiburan untuknya.

Berbanding terbalik dengan hari ini, lapangan itu lengang. Benar-benar terasa sepi, dan Taehyung benci dengan hal ini. Bukan ketenangan yang di dapatnya, melainkan ingatan tentang kejadian itu. Ah, benar, kalau diingat ini sudah hampir dua minggu. Selama ini pula Taehyung tidak pernah melihat Jungkook, bahkan untuk sekedar berpapasan pun tidak pernah. Aneh rasanya, presensi Jungkook seakan menghilang dari pandangannya. Biasanya si magnet itu akan menggerombol dengan temannya, dan juga beberapa perempuan yang mengekorinyaーtentu saja.

"Yooーman, kau tidak bosan melamun?" Tanya Hoseok, sedikit membuatnya terkejut karena kehadirannya yang tiba-tiba, ia langsung mendudukkan dirinya di depan Taehyung-- menyeruput susu yang dibelinya dari kantin, mengabaikan tatapan sinis yang diberikan Taehyung padanya.

Taehyung mendecih, "Aku tidak melamun."

Senyum getir tercetak pada wajah Hoseok, melihat bagaimana tingkah Taehyung akhir-akhir ini. Ia paham apa yang selama ini temannya pikirkan,

"Pasti Jungkook lagi, kan?" Goda Hoseok, yang sialnya tidak ada jawaban untuk pertanyaannyaーdan itu berarti 'iya'.

"Haー ah, kau tau, aku hanya masih merasa bersalah pada bocah itu.." Jawab Taehyung akhirnya, nada bicaranya lesu. Ia akan terdengar seperti itu setiap kali nama Jungkook terucap diantaranya, mau bagaimanapun perasaan bersalah masih terus menghampirinya.

Hoseok menggaruk tengkuknya, "Hei, aku benar-benar minta ma.."

"ーSsst, itu bukan salahmu, oke? Dan jangan katakan itu lagi," Potong Taehyung agar Hoseok berhenti meminta maaf padanya, kemudian beranjak dari tempat duduknya, "Aku mau ke UKS. Izinkan aku, ya?"

Meninggalkan Hoseok yang mengangguk pasrah, merutuki dirinya sendiri, 'Ah, sial. Harusnya otakku tidak memikirkan ide bodoh seperti itu. Lagipula kenapa bisa si pintar seperti Jeon itu tertipu, huh.'

...


Suara langkah kakinya memenuhi ruangan bercat putih itu. Beberapa tirai pembatas tempat tidur tertutup, tapi Taehyung tidak menaruh curiga karena tidak ada sepatu di lantai. Artinya, hanya ada dirinya di sini. Kasur di sudut ruangan menjadi tujuannya, tubuhnya ia rebahkan dengan posisi telentang. Tangannya meraih ponsel dalam sakunya, mengecek beberapa notifikasi yang muncul. Sedikit merengut karena banyak sekali pesan spam di ponselnya, dan juga beberapa pesan dari Hoseok, seperti

Jung Hoseok :
Lebih baik kau kembali sekarang! Sepertinya si singa sedang dalam mode aktifnya!

Si singaーitu guru sejarah mereka sebenarnya. Salah satu pengajar paling menyeramkan untuk tingkat akhir seperti mereka.

Katakan saja aku sakit apa susahnya?
Ah, atau bilang saja kepalaku pusing karena memikirkan Jungkook, eung~

Balasnya santai, acuh dengan Hoseok yang mungkin saja sedang keringat dingin memikirkan alasan untuk temannyaーkarena sebetulnya ia tidak pandai berbohong.

Taehyung meletakkan ponselnya di atas nakas samping kasurnya, perlahan matanya mulai terpejam. Dengan harapan ia dapat sejenak melupakan tatapan senangーpenuh harap, yang diberikan Jungkook padanya, yang naasnya juga binar itu tidak bertahan lama.

Raut wajah Jungkook terus terlintas dalam otaknya, membuatnya terus merasa bersalah. Pasti akan lebih mudah kalau ia tidak peduli, Taehyung bisa melupakannya begitu sajaー

'cklak'


Taehyung membelalakkan matanya saat mendengar suara pintu ruang kesehatan itu terbuka, membuatnya sedikit terperanjat sampai-sampai posisinya berubah dengan cepat. Ia duduk di pinggiran kasur, matanya melirik melihat siapa yang datangーwalau nyatanya juga Taehyung tidak dapat melihatnya. Sepertinya orang itu masih di dekat pintu, pikirnya. Yang Taehyung dengar hanya suara pintu kaca lemari yang terbuka, dan juga suara pil dalam botol yang dikocok.

Sampai orang itu melangkah masuk lebih jauh, berjalan mendekat ke arah kasurーmembuat bola matanya membulat begitu saja ketika melihat siapa yang datang,

"Uh, Ju-Jungkook?" Refleksnya memanggil nama pemuda itu. Netra keduanya bertemu, membuat kedua pemuda itu membeku. Terlebih Taehyungーjari-jarinya sampai meremat seprai kasur, ia gugup bukan main.

Sedangkan Jungkook mulai berjalan mendekat ke arah pemuda ituーmengurungkan niat untuk mengistirahatkan tubuhnya. Matanya menyelisik pemuda di hadapannya yang terlihat ketakutanーterbukti dengan langkahnya yang semakin mendekat, semakin pucat pula wajah Taehyung.

Jungkook terkekeh, "Ada apa, sunbae? Kenapa kau kaku seperti itu, hm?" Sedikit memberi penekanan kata sunbae di dalamnya. Taehyung hanya bisa mengalihkan wajahnya, jantungnya berdegup sangat cepat. Tidak menyangka akan bertemu dengan Jungkook hari ini.

Taehyung menggigit bibir bawahnya, menyalurkan rasa gugupーpikirannya seakan terkuras, sampai-sampai kalimat maaf yang telah disusunnya selama ini hilang begitu saja.

Jungkook sendiri masih setia memandang pemuda di hadapannya, bibirnya membentuk seringai kecilーmelihat raut takut yang tercetak pada wajah Taehyung sedikit membuatnya senang. Seperti kucing kecil~

"Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Jungkook sedikit menuntut,

Astaga, Taehyung bisa gila. Mengapa Jungkook yang ini sangat berbeda dengan Jungkook yang ditemuinya malam itu. Seharusnya juga Taehyung tidak perlu merasa seperti ini karena jelas-jelas Jungkook itu juniornya.

Akhirnya Taehyung menepis semua perasaan takutnya, memikirkan dimana ini adalah waktu untuk menyelesaikan semuanya. Taehyung mengangkat dagunyaーmenatap Jungkook mantap,

"Jungkook.. Aku minta maaf.. Ugh, itu hanyaー"

"Aku tidak marah, kok." Potong Jungkook, "Hanya saja.."

Jungkook memposisikan tubuhnya tepat di hadapan Taehyung, kedua tangan berototnya berpindah ke sisi kiri dan kanan tubuh pemuda ituーmenekan punggung tangan Taehyung yang semakin erat meremat seprai kasur, seakan mengungkungーsemakin mengikis jarak keduanya, membuat tubuh yang lebih kecil itu meremang saat ia berbisik rendah,

"Sunbae.."

ーmenurutmu mana yang benar? Aku yang terlalu bodoh, atau kau yang terlalu mempesona malam itu.."

[]

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fifteen Minutes Of Lies | kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang