40. Untitled

23 7 10
                                    

Part ini cocok banget baca sambil dengerin lagu How can I love the heartbreak dari AKMU 😿
Selamat menikmati part ini :)
🌷

🌷

🌷

🌷

🍃

🍂

🍂

🍂














🌷🌅🌷

Hangatnya sinar matahari sore kali ini ini tetap tidak bisa mencairkan suasana hati Candra. Dia tetap menangis dilantai rumah sakit yang dingin. Disamping kanan dan kirinya tergeletak begitu saja makanan ringan dan minuman dingin yang berserakan. Seharusnya mereka makan itu sekarang, ditempat ini, bersama-sama.

Mungkin saja saat ini mereka sudah tertawa karena Hani mengomeli Dean, lalu mereka berdebat, Maria menimpali kemudian Bagas menyuruh diam dan Natasya hanya mentertawakan itu bersama Candra.

Ya itu mungkin saja....
Jika sesuatu tidak terjadi beberapa menit lalu.

Dan sekarang Candra hanya tenggelam dalam tangisnya. Meratapi kepergian teman temannya. Dia sebut dirinya apa sekarang....bodoh? Haha Candra tertawa dalam tangisnya melihat betapa bodohnya dia. Kehilangan teman temanya begitu saja.

"Maaf...maaf...." ungkapnya sambil meremat ujung roknya.

Natasya yang sedari tadi duduk, membiarkan Candra untuk menangis, akhirnya dia tidak tahan juga. Natasya menggeser posisi duduk nya. Tapi ketika dia baru saja akan melangkah turun, tiba tiba saja kilat menembus jendela ruangan.

Tak lama guntur menyambar sore yang beberapa saat lalu masih hangat. Bersamaan dengan itu Candra berhenti menangis dan mengusap air matanya asal dan beranjak berdiri.

"Can maafin gue..." Natasya menapakan kaki ke arah Candra.

"engga bukan salah mu Nat. Ini salah ku." dengan tergesa gesa Candra membereskan lantai.

Ketika Natasya tinggal satu langkah di depan Candra. Candra menolak dengan mengangkat telapak tanganya kecil.

"udah kamu istirahat aja. Aku mau pergi dulu." Candra menggendong tas merahnya.

"tapi di luar mau hujan." Langkah Natasya terhenti karena sadar sedang menggunakan infus.

Candra tetap pergi tanpa mendengar kan Natasya.

Langkahnya gontai menyusuri koridor rumah sakit. Hati dan pikiranya benar benar kacau sampai dirinya tak terasa jika dia telah berada di lobby rumah sakit.

Candra menyapu pandangan ke atas langit. Sepertinya dia tidak bersedih sendiri, kali ini langit sedang memihak nya. Awan yang menggumpal di atas sana seperti pikiran Candra, terlihat sangat gelap dan tak ada harapan untuk jadi cerah sedikitpun.

"Maaf, apa kamu akan pergi disaat hujan? mungkin kamu membutuhkan ini." Seorang wanita menyodorkan payung pada Candra.

Dari seragamnya mungkin dia karyawan rumah sakit yang berjaga di lobby.

Candra hanya menerima payungnya dan mengucapkan terimakasih lalu pergi menyusuri jalanan.

Kalau di ingat ingat. Tadi pagi dia masih berjalan bersama teman temannya Dan sekarang dia berjalan sendiri dengan kepedihan, mengingat teman temannya tidak akan kembali. Lagi lagi Candra tertawa, kali ini benar benar tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost Soul StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang