1. Epoch

423 30 11
                                    

[Epoch; sebuah periode tertentu dalam kehidupan seseorang.]

“ Bukan maksudku untuk menolak... aku hanya takut melihat takdir yang terurai di benang merah. ”

Taiga hanya canggung terhadap makhluk yang bernama wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taiga hanya canggung terhadap makhluk yang bernama wanita. Dia tidak memiliki kelainan seksualitas, ataupun seorang pengikut sekte pecinta gender sejenis, seperti yang Poppy dan Parad isukan. Intinya Taiga itu normal, baik mental atau fisik.

Sebagai sahabat sekaligus mak comblang terbaik di CR, Kiriya gencar mengenalkan Taiga kepada teman-teman wanita mereka. Pasien yang itu, dokter yang ini, semuanya sudah pernah duduk bersama Taiga.

Hanya makan malam biasa. Perkenalan singkat, basa-basi yang terkadang ia tanggapi, lalu selesai. Singkatnya, segala usaha yang dilakukan sangat mustahil untuk menjadi kenyataan, karena ujung-ujungnya pasti akan sama. Gagal total.

Lalu entah kenapa pagi-pagi buta sosok pria bersurai half-white yang pernah dicabut lisensi kedokterannya itu sudah berada di CR dengan laptop menyala menyatakan segala anek-dot yang ia kerjakan. Bukan masalah kesehatan, hanya formulir tentang kontak jodoh yang diadakan stasiun televisi ternama.

Oh, tentunya anda tidak salah baca, mengingat reaksi para dokter Cyber Rescue yang juga tidak terbaca. Nintendo Switch milik Nico terjatuh secara dramatis, Poppy dalam wujud Asuna mengerjap tidak percaya, sementara ketiga bugster pria lainnya menatap Taiga aneh.

"ASTAGA! KIAMAT SUDAH DEKAT!" Kuroto berteriak, menggoyangkan bahu Taiga yang masih tidak merespon. Kiriya mendekatkan punggung tangannya ke kening Taiga, lalu berkomat-kami tidak jelas, "tidak demam, mungkin saja tadi dia terpeleset dan kepalanya menghantam sesuatu," ujar pria berkemeja aloha tersebut dengan gaya Einstein.

Taiga berhenti menggerakan kursor laptopnya, kemudian menatap tajam ketiga orang abnormal (menurutnya) yang berani menyentuhnya, "oi! Oi! Berhenti menggoyangkanku, Dewa! Dan kau, Parad, berhenti memeluk kakiku!" gertak Taiga, membuat Parad yang sedari tadi menyunggingkan senyum lebar seraya melepaskan tangannya yang memeluk tungkainya erat.

Kuroto berhenti menggoyangkan bahu pria dengan usia kepala tiga itu, "SUDAH BERAPA KALI KUULANGI, SHIN DAN KUROTO!" ucap si 'Master Game' penuh penekanan pada tiap kata yang ia ucapkan, namun Taiga tidak menghiraukan dan menganggap angin lalu.

Taiga mengela napas, mencari tombol close untuk pembatalan formulir yang sudah susah payah ia edit dengan mengorbankan waktu makan siang. Asuna yang sedari tadi menatapnya membelalakan mata, "hei, kenapa dibatalkan? Bukankah pendaftaran acara itu sangat mahal?" tanya bugster DoReMiFa Beat tersebut bertubi-tubi tanpa membiarkan celah agar si lawan bicara menjawab. Entah kesekian kalinya, Taiga memutar matanya malas, "diam, dan biarkan aku menjawabnya satu persatu."

Dia berdeham, "first, aku tidak mengikuti acara yang kalian maksud, second, formulir itu milik Direktur Kagami. Dia memintaku membatalkan acara itu. Dan..." kelimanya menanti apa yang Taiga katakan, "... kenapa kalian sangat ikut campur terhadap urusan jodohku?" teman-temannya hanya menarik kurva jahil pada wajah mereka tanpa dosa.

"Karena diantara kita, hanya dirimu yang masih sendirian. Tentu kau ingat kalau Asuna, Kuroto, Nico, Parad dan aku sudah menjalin hubungan. Jelas-jelas kami membantumu menemukan sebelah tulang rusukmu, tapi kau malah sibuk dengan alibi legenda 'benang takdir' yang jelas-jelas mitos," jelas Kiriya seraya membersihkan kacamata hitamnya (dengan asal bicara), "omong-omong, untuk apa Pak Direktur mengisi kontak jodoh?" lanjutnya terheran.

"Mungkin untuk mencari istri kedua," Parad tergelak, namun kembali diam ketika Asuna melotot garang padanya. "Jangan bicara sembarangan, bodoh!" bugster wanita dengan surai dark brown tersebut menjitak kening pemuda jangkung ringan. Cukup membuat Parad mengaduh kesakitan, dengan kening memerah.

Kuroto dan Kiriya riuh mengejek Parad, entahlah apa yang mereka katakan, Taiga terlalu malas untuk mendengarnya. "Apa mungkin untuk Hiiro?","Asuna, apa kau bercanda? Hiiro tidak mungkin akan setuju dengan ini. Hanya ada operasi, operasi, dan operasi diotaknya," sanggah Nico menunjuk Asuna dengan Nintendo kesayangannya, "aku akan mempertaruhkan penghasilanku dari salah satu arcade jika Nona Muda itu berhubungan khusus dengan siapapun."

Kuroto, Kiriya, dan Parad berhenti melempar ejekan, "bicara tentang itu... bukankah hari ini Hiiro dan Emu kembali dari program visit(1) di Kyoto?" Kuroto membeo, kemudian menatap Taiga dan Parad dengan seringai jahil, "ehem, sepertinya akan ada yang bertemu dengan pujaan hati nih," ujar si 'Dewa' menggoda.

Pipi chubby Parad memerah, perlu kalian ketahui bahwa Parad dan Emu, intern tahun kedua bidang poli anak itu sudah lama menjalin benang-benang asmara. Karena itulah dimana ada Emu, disitu pula Parad berada, sehingga mereka berdua terkadang disamakan dengan permen karet yang lengket satu sama lain.

Berbeda dengan bugster bersurai ikal, Taiga mendengus mengetahui maksud perkataan Kuroto, "cih, anak manja itu? Kau bercanda?" tangan itu tenggelam dalam saku jas dokternya, "setelah dia menuduhku sebagai penyebab kematian Saki Momose dan mencabut lisensi kedokteranku, kau malah memasangkanku dengannya?" nada tinggi itu tertahan. Tentunya semua tahu apa kelanjutannya.

"Tapi menurutku kalian memang cocok sih...," senyum Asuna tanpa dosa, "kenapa aku baru terpikirkan itu ya," pencetus ide 'menjodohkan Taiga' bernama lengkap Kujou Kiriya itu meletakkan ibu jari dan telunjuknya di bawah dagu, tersungging senyum simpul penuh arti yang Taiga pikir keseluruhannya pasti nista.

"Hoi! Sudahlah-"

Pintu CR terbuka, begitu tiga orang yang familiar memotong dengan seenaknya percakapan dua manusia dan empat bugster.

"Ramai sekali, kalian membuat pesta?"

•••••

(1.) Program Visit : Setiap tahun, rumah sakit yang melakukan kerja sama akan mengadakan program pertukaran dokter dengan tujuan mendapatkan pengalaman serta suasana baru saat berada di rumah sakit lain. Juga, untuk mempelajari pelatihan dan teknologi baru.

•••••

Halo, lama tidak berjumpa O(≧∇≦)O.
Panggil aku Ann! Penulis kurang kerjaan yang tidak sengaja nyusruk ke kubangan fandom Tokusatsu. Senang sekali akhirnya mempublikasi bab pertama dari Red String dengan pair Taiga x Hiiro 😘. Sedikit memberi tahu saja, mungkin Ann akan lebih lama membawa bab selanjutnya.

Menulis dengan tema medis itu berat (╯︵╰,), tapi Ann akan berusaha lebih agar kalian tidak merasa 'tergantung'. Bab 2 akan segera menyusul, jadi ditunggu saja ( ^∇^).

With Love,

Chantalevisha♡.

Chantalevisha♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unsichtbare Saiten: Un Destin InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang