chapter 14

3K 314 108
                                    

I know my story is not perfect. But yeah i need your respect.

So sebenarnya aku mau unpub part ini, soalnya aku mau revisi. Tapi its okay lah untuk kalian...

Tapi setelah ini aku bakal tunggu sampai komen 100

Dan aku nggak mau update sebelum tembus.

I know, kekurangan aku masih banyak. Aku nulis dikit sekali, ya? Tapi  percayalah kalau ini semua udah aku pikirkan mateng2x. Aku sampai nggak tidur mikirkn endingnya gimana😔😔😔

Tapi nggak apa-apa😊😊😊

Kalau kalian emang nggak suka sama cerita yang pendek aku harap maklum, ya. Karena kemampuan setiap orang berbeda. Aku nggak bisa seperti penulis yang lain guys. Masih banyak yang harus aku kerjakan. Aku harus bantu mamaku jualan dan sorenya aku ngajar. Aku nggak punya waktu buat nulis wattpad yang panjang.

Maaf jadi curhat😊

Aku nggak pernah maksa kalian buat baca cerita ku😊 kalau kalian mau tinggalin cerita ini karena authornya cerewet, updatenya dikit, jarang update dll its okay.hak kalian kok😊 aku cuma butuh komen biar aku semangat.


"Noona, tenang lah. Taehwa sedang di tangani dokter" tegur Taeyong yang tak tega melihat Jennie mondar mandir di depan ruang rawat Taehwa.

"Bagaimana aku bisa tenang? Aku takut terjadi sesuatu dengan anakku" Jennie terisak kecil. Ia menggigit kukunya harap-harap cemas dengan kondisi Taehwa. Matanya yang tak lepas dari ruangan tempat anaknya ditangani.

"Tapi pikirkan juga kondisimu. Lihat! Bajumu bahkan belum sepenuhnya kering. Apa kau tidak kedinginan?" Taeyong beranjak dari kursi tunggu. Lalu menghampiri Jennie.

"Pakailah ini" Jennie melirik Taeyong yang sedang memberinya Jacket  yang tadi pemuda itu pakai.

"Tapi--kau juga basah" Taeyong terkekeh mendengar tuturan Jennie " tidak usah perdulikan aku, noona. Aku tidak apa-apa. Lagian, aku yakin kau sudah lama berada di guyuran hujan, sedangkan aku masih menggunakan payung. Jadi, pakailah aku akan senang jika kau menerimanya" Jennie menatap ragu, namun akhirnya ia memakai  jacket yang diberi pemuda itu.

"Oh, satu lagi. Tidakkah kau merasa lelah berdiri terus disini? Duduklah, Noona" Jennie lagi-lagi menurut dengan perkataan pemuda itu. Ia berjalan ke kursi tunggu, kemudian, duduk di sana. Pemuda bernama Taeyong juga ikut duduk di sampingnya.

"Terima kasih" ujar Jennie sembari melirik Taeyong sebentar.

"Sama-sama"

"Sudah dua kali kita bertemu, tapi aku belum tahu namamu. Aku Taeyong" Jennie melirik sekilas. Disana ada Taeyong yang ingin menjabat tangannya. Jennie ragu untuk membalas jabatan tangan Taeyong.

"Namaku Jennie" akhirnya Jennie memilih untuk tidak menjabat tangannya. Karena ia masoh berstatus istri orang.

Taeyong lantas menyembunyikan tangannya, ia tidak menduga bahwa Jennie akan bersikap seperti itu. Jujur saja, kebanyakan wanita yang dekat dengan Taeyong pasti akan melakukannya. Tapi ada apa dengan wanita ini?

Namun setelah berpikir, Taeyong mengerti. Wanita ini pasti tidak ingin mengkhianati suaminya. Makanya ia tidak ingin terlalu dekat dengan pria lain.

Taeyong tersenyum bangga. Jarang ada wanita sepertinya. Ia bisa dikatakan sebagai istri idaman. Lelaki yang bisa memilikinya adalah laki-laki yang beruntung.

FORGIVE ME, APPA S1 [TAMAT] || S2 On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang