Cinta sepihak itu sangat tidak menyenangkan, apalagi ketika kita yang duluan mencintainya - Lana
Sekolah SMA Sharma Bakti, terlihat hening, hanya ada 2kelas yang sedang melalukan kelas olahraga, selebihnya tentunya beberapa kelas sedang tidak ada guru dan para siswa sudah berpencar kekantin, duduk didalam kelas, kabur kebelakang sekolah memanjat pagar untuk merokok.
Disalah satu kelas yang belajar, ada 1kelas yang sedang sibuk dengan tugas karangan yang diberikan gurunya. Suasana hening, para sibuk dengan tugas mereka masing2.
"Pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri yang bahagia" ucap Lana sambil menulis sebuah tugas karangan bahasa Indonesia. Lana mengigit ujung penanya. Tatapannya terahlikan menatap sosok perempuan yang tak jauh dari tempat duduknya. Perempuan dengan rambut pendek sebahu sedang asik menulis tugas karangannya.
Recca teman duduk Lana menoleh menatap teman sebangkunya itu " Lo ngak lanjut buat ceritanya" bisik Recca.
Lana menghembuskan nafas dengan kesal. Ia menidurkan kepalanya di atas meja beralaskan buku tulis miliknya. Sedangkan Recca mengikuti arah pandang temannya itu. Mata Recca menyipit ketika tau kearah mana mata Lana bertaut.
"Ck di lihatin juga ternyata ? Ngapa ? Lo lagi mencari kekurangan Syafa sekarang ?" Ucap Recca yang sudah tau tabiat Lana kau sudah menyangkut Arga
"Diaaaa. . ." Lana tidak melanjutkan ucapannya. Lana memilih untuk menutup kedua matanya tidak ingin mengatakan hal yang terlalu pait untuk pacar Arga yang sekarang.
***
Ralana Hanum Ramatia seorang siswa SMA biasa yang tidak ada istimewanya, dia tidak famous, dia tidak aktif di organisasi, dia hanya memiliki 3 teman dekat di sekolah ini dan beberapa siswa yang mengenal dirinya itupun karena mereka tinggal di kompleks yang sama.
Saat ini Lana, Recca serta kedua teman Lana yaitu Maya dan Bella. Tengah asik berkumpul di meja Maya dan Bella menikmati gorengan panas yang baru saja mereka beli di kantin sekolah. Mulut mereka sibuk meniup gorengan yang panas itu.
"Aduuuh tisu mana sih. Mulut gue kayak penuh minyak deh" gerutu Maya. Yang sudah kalau soal minyak perminyakan.
Lana meraih tisu yang ia letak sejak tadi di pahanya.
"Ya elah, lo umpetin dari tadi ternyata tisunya ya" ucap Maya yang langsung menarik 3 lembar tisunya.
"Weekend kita mau kemana ni ? " Ucap Bella memulai percakapan.
Lana dengan cepat menghabiskan gorengan didalam mulutnya.
"Gue gak ikut deh weekend ya ada janji sama Damar gue" ucap Recca.
"Film horror yang itu udah keluar belum sih ?" Tanya Lana si pecinta film horror.
"Iss ogah gue pergi nntn film horror. Gak mau nntn gue. Kita Nongki cantik aja di Maxx" ucap Maya memberi usulan.
"Ck, payah lah. Gue minta temani Arga malam Minggu nntn deh" ucap Lana.
"Memang Arga mau ? "Bella tiba2 menutup cepat mulut Maya yang comberan. Maya yang terkejut dengan perlakuan Bella tentu saja kesal, iya mencoba melepaskan tangan Bella yang ada di mulutnya. "Apaan sih" ucap Maya dengan kencang.
"Maya" ucap Recca, sedikit melirik ke arah Syafa yang seperti mendengar nama Arga disebut-sebuat didalam kelas ini. "Sorry " ucap Maya pelan menatap dengan perasaan bersalah ke arah Lana.
"Apaan sih, cewek sok cantik itu. Matanya langsung sinis gitu lihatin nama pacaranya di sebut2" ucap Bella dengan pelan. "Merasa ganteng banget si Arga" ucap Bella dengan kesal
"Emang ganteng bella emang ganteng" ucap Lana dengan pelan. Bella hanya diam kalau sudah Lana yang berkata seperti itu.
Ketiga teman Lana sudah tau dengan perasaan Lana untuk Arga, Lana yang selalu baik didepan Arga, Lana yang mau saja disuruh membantu membuatkan tugas Arga sedangkan cowok itu pergi memilih menghabiskan waktunya bersama pacarnya yang selalu berganti atau cowok itu tengah asik bermain bersama teman-temannya hingga mengandalkan Lana dalam urusan tugas sekolah dan membuat surat sakit untuk cowok itu.
Lana tau dan sangat menyadari bahwa Arga sedang memanfaatkan dia, tetapi Lana tidak mengeluh karena dengan cara inilah Lana bisa dekat dan bisa mendengar suara arga. Apa jadinya Lana tanpa Arga. Bisa saja Lana gila merindukan cowok ini.
Bukan tidak pernah Arga menjauh dan marah dari Lana, karena kesalahan Lana, Lana yang tidak siap dan selalu lambat ada buat Arga. Lana tak sanggup kalau sudah di jauhi Arga. Terdengar seperti bucin. Memang ! Lana akui dia memang bucin pada sosok Arga. Sampai ia lupa bahwa hatinya selalu disakitin Arga berulang-ulang kali.
Lana percaya dihidup Arga Lana sudah memberikan rasa asin dan manis untuk cowok itu, karena cowok itu juga telah memberikan rasa untuknya. Lana semakin giat belajar karena tidak ingin membuat nilai Arga cewek, Lana yang dulunya pemalas bangun pagi sekarang berubah drastis. Bagi Lana Arga banyak memberikan energi positif untuknya.
Teman-teman Lana bukannya membiarkan Lana dalam lingkaran itu, mereka juga sudah membantu Lana melupakan perasaan Lana pada cowok itu, mereka sudah memperkenalkan cowok-cowok oke yang mereka kenal, tetapi tetap saja hati Lana tetap untuk Arga seorang.
Lana menatap kearah Syafa, perempuan yang sudah seminggu ini resmi menjadi pacar Arga, dia perempuan yang beruntung bisa disukai oleh Arga. Lana masih sangat ingat bagaimana bahagianya Arga ketika Lana memberi tahu nomor Syafa, Lana pun juga bahagia melihat Arga yang murung sejak dua bulan yang lalu di putuskan oleh Rena pacarnya yang terdahulu.
Sejak mengenal Syafa, kegiatan Lana menjadi double, Arga selalu menanyakan kabar dan kegiatan Syafa di kelas. Seperti apa Syafa jika dikelas dan banyak hal lain yang Arga minta padanya. Itu memang sangat melelahkan. Tetapi Lana tetap melakukanya. Bagi Lana kebahagian Arga lebih penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALT & SUGAR
Teen Fictionaku selalu ingin menjadi rasa untuk kamu, tapi aku tau rasa yang berlebihan tidak bagus juga untuk kamu