Bab 1

7 1 0
                                    

Oh,  ya.  Sebelum baca 'kembang sepatu' Author mau nanyak dong 😂. Kalian tinggal nya dimana sih. Mana tau ada yang satu daerah sama Author.  😋

"Anak-anak, tolong suaranya! " tegas seorang guru yang terlihat kewalahan. 

"Yeayyy"

"Woy, suara!"

"Ahoy"

Bukannya diam,  suara murid-murid makin menjadi.   Bu Ningsi, guru B.Indonesia hanya bisa pasrah melihat keadaan kelas yang selalu menjadi perbincangan banyak guru. 

Tuk... Tuk... Tuk...

"Ekhem " batuk seorang walikelas, yang matanya terlihat melotot menatap setiap siswanya dengan intens. 

Dan benar saja,  tak perlu waktu lama semua mata tertuju kagum pada seorang wanita, yang kini menjadi sorot mata semua orang.  ya, meski tak semuanya kagum. 

"Saya minta waktunya buk Ningsi. Baiklah anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru.  Nak perkenalkan dirimu!"

"Selamat pagi,  perkenalkan nama saya Annada Cellia.  Biasa disapa Nada"

"Baik Nada,  kamu boleh duduk di... Ha, di samping Alya "

"Tapi buk "

"Gak ada tapi-tapi Alya! "

"Buk gak ada sesi tanya-jawab gitu? "ucap ganjen Aldo. 

"Gadak,Gadak!. Ibu hapal kalian! Di kasih Di kasih baju minta jemuran! Ya,  sudah. Makasih ya buk Ning" ucap buk Fania,  walikelas XI IPS B.

Alya mengendus kesal,  dia selalu berusaha terlihat sempurna.  Namun kini ada Nada yang membuat tolak ukur kecantikan Alya bertambah.  Seperti sebuah Qoutes  'Jika ingin terlihat cantik,  kelilingilah dirimu dengan orang  jelek! Maka kamu akan terlihat cantik. 

Nada duduk disamping Alya dengan raut muka segan. Sementara rombongan anak laki-laki sibuk bersiul, menyiulin nya.  Nada mengulurkan tangan untuk berkenalan lebih dekat dengan Alya, tapi Alya tidak mengubris perkataan Nada.  Nada  kemudian tersenyum dan menarik tangan nya.  Banyak yang menatap keadaan itu. Termasuk, Naufal dan rombongannya.

🌺   🌺  🌺

Kini adalah jam istirahat,  banyak siswa yang sengaja datang untuk melihat seberapa cantik Nada yang mulai jadi perbincangan hangat, dikalangan murid. 

Nada mengendus kesal, nasib hari pertama. Namun banyak yang mengganggu nya dan menggoda nya. Sialnya lagi perut nya terus berteriak,  sementara dia tak punya teman menuju kantin. Dan mata orang-orang di jendela sibuk melirik nya. Kesal!  Itulah yang Nada rasakan. Namun berucap satu kata pun tak berani ia keluarkan. 

Nada tak punya pilihan. Ia berjalan mencari kantin. Tak butuh waktu lama bagi Nada untuk menemukan kantin.  Karna ia melihat banyak siswa yang membawa makanan melalui arah yang berlawanan dengan nya.  Nada mengikuti arah yang berlawanan tersebut dan menuju kantin yang ia cari. 

Perut nya sudah terus berbunyi,  namun laki-laki sebayanya selalu saja menggoda nya saat jalan.  Nada mengabaikan mereka yang terus mengikuti nya. 

🌺   🌺  🌺

"Hay dek! " Sapa Lelaki seumurannya. 

"

Kamu Nada ya? "

"Boleh minta Wa nya gak, cantik?"

Nada menatap sekeliling dan menunduk.  Ia lelah menjadi bahan penglihatan dan bahan godaan orang-orang yang muka nya sok kegantengan.  Jijik,  itu lah yang dirasakan Nada. 

kembang sepatu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang